Mengenai hal INI BENAR TERJADI, saya pun warga sudah 20 tahun di tempat saat
ini bercokol, dan melihat hampir 50% lebih tidak ada dalam DPT, memang
kalaupun ada lalai waktu mendaftar awal, kan bisa di cross check dan data
ulang, kalau saja para RT-RW dan petugas setempat jeli dan "mau"...serta
tidak harus ke kelurahan lagi dsbnya. Kasihan sekali melihat dari sekian
banyak yang datang ke lokasi, sepasang bapa-ibu usia menjelang 70 an
terpaksa pulang karenan tak ada di DPT. (mana lihatnya agak kecil
printinga-annya) dan ngomel juga : Kan katanya cukup bawa KTP kata tv (yah
nyontrengf-nya di studio tv tsb saja)....atau dikoran mana gitu..
Anak saya 2-2 nya baru akan "nyoblos" eh nyontrenx pertama kali, mudah
mudahan di PILPRES tidak demikian dan dapat benar benar lebih "rapi' dan
tidak ada yang "tertinggal" hingga "ngomel" dan "nyumpahin"...tidak enak
mendengar dan kurang baik juga untuk pemerintahan yg akan datang, dengan
segala sumpah serapah dan ketidak puasan tadi.

Salam,

D.Budi Eman

2009/4/10 stephanus Mulyadi <stephanusmuly...@yahoo.com>

>
>
> Banyak warga yang tidak terdaftar, saya rasa itu benar.
> Padahal isteri saya warga asli di RT saya.
> Isteri saya tidak terdaftar, padahal saya sendiri tertulis dua kali di DPT.
> Ini aneh bin ajaib.
>
> Saya sependapat kalau dikatakan ini pemilu terburuk dalam sejarah Pemilu
> Indonesia.
>
> Salam
> Mulyadi

Reply via email to