ingat lakon lysistrata yang dipannggungkan oleh mas willy (rendra) dengan 
bengkel teaternya taon 1980-an: perempuan protes, mogok seks karena kaum 
laki-laki terus berpolitik dan berperang.
membayangkan: gimana kira-kira isteri legislator mogok seks karena suaminya 
jadi tikus?
hhd.


--- On Thu, 5/7/09, Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> wrote:

From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id>
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketika Para Wanita Kenya Mogok Seks
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 7, 2009, 11:29 PM











    
            
            


      
      http://internasiona l.kompas. com/read/ xml/2009/ 05/08/09474216/ 
Ketika.Para. Wanita.Kenya. Mogok.Seks.



KOMPAS.com — Minggu lalu, organisasi perempuan Kenya menyerukan kaumnya untuk 
melakukan mogok seks selama tujuh hari. Sasarannya bukan pasangan mereka, 
tetapi seperti dilaporkan Radio Netherlands, untuk meminta perhatian atas 
situasi politik yang mencekam negeri itu.



Ada yang menilai bahwa mogok seks sebagai aksi tanpa kekerasan adalah bagus. 
Mereka menyebutnya "Gandhi di kamar tidur." Namun, ada pula yang menentang dan 
menganggap ini sebagai pelanggaran hak seks dalam rumah tangga.



Namun, meski ada perbedaan pendapat, semua setuju bahwa ini adalah aksi 
simbolis yang banyak menarik perhatian, dan ini ada baiknya karena kritik 
terhadap perebutan kekuasaan di kalangan politisi Kenya muncul di mana-mana. 
Penyelenggara mogok seks ini bertujuan memprotes mereka.



Kenya dijuluki sebagai negeri macho. Perempuan harus menurut apa kata lelaki. 
Untuk pria, seks adalah sebuah hak. Untuk wanita itu adalah kewajiban. Hak 
waris biasanya hanya dimiliki kaum pria. Di Kenya semua orang melakukan seks, 
tetapi tidak ada yang membicarakannya. Orang hanya cekikikan saat ditanya 
pendapat mereka tentang mogok seks ini.



Para pria menyatakan aksi ini akan berbuntut pada perceraian. Menolak ajakan 
seks suami adalah sesuatu yang tidak bisa diterima. Dalam sebuah acara talkshow 
di Radio Ghetto, misalnya, para lelaki menyatakan kemarahan mereka.



PSK Laris Manis



Seorang pengunjung di Jalan Koinanges di Nairobi yang terkenal sebagai tempat 
pelacuran mengatakan, para pekerja seks komersial (PSK) dalam beberapa minggu 
terakhir tambah laris. Penolakan para istri untuk berhubungan seks membuat para 
pria punya alasan untuk mencari pelacur.



Mogok seks ini juga menimbulkan berbagai humor untuk menyindir para politisi. 
Misalnya tentang Presiden Kibaki yang sudah lanjut usia. Ia tidak punya tenaga 
untuk memberikan tanggapan politik, apalagi untuk ereksi. Berbagai guyon 
semacam ini sepertinya perlu untuk Kenya yang sedang dirundung berbagai 
masalah. Namun, apa tujuan pemogokan ini?



Sepuluh organisasi wanita yang mendalangi aksi pemogokan seks ini bertujuan 
memprotes pemerintah koalisi. Mereka menjanjikan berbagai perubahan, tetapi 
sampai saat ini belum dipenuhi. Kenya menghadapi jalan buntu.



Berbagai koran di Kenya menyoroti sulitnya kerja sama antara Presiden Kibaki 
dan Perdana Menteri Odinga, dua partai yang bersaing. Kedua pemimpin sudah 
tidak berunding lagi.



Awal tahun lalu, di Kenya selama dua bulan terjadi krisis yang hampir 
meruntuhkan negara itu. Ini menyusul hasil pemilihan presiden yang banyak 
ditentang dan berbagai kerusuhan politik. Pemerintahan hampir tidak jalan lagi. 
Partai yang berkoalisi terus saja berselisih.



Berbagai janji reformasi tidak ada yang dipenuhi, baik itu tentang peraturan 
kepemilikan tanah, kasus korupsi, ataupun tentang kinerja polisi. Penyusunan 
konstitusi baru juga belum dimulai. Semua pembaruan ini penting untuk 
menghindari krisis seperti tahun lalu.



Penengah internasional Kofi Annan tetap khawatir karena para pemimpin Kenya 
tidak memenuhi janji mereka. Dalam perundingan tahun lalu, ia menekankan 
kekerasan politik yang terjadi di Kenya menunjukkan adanya ketimpangan sosial 
di negara itu, misalnya antara penduduk kaya dan miskin.



Jurang pemisah



Tanpa berbagai pembaruan, akar permasalahan penyebab krisis tahun lalu tidak 
bisa dihilangkan. Warga Kenya paham atas apa yang terjadi. Berbagai jajak 
pendapat menunjukkan lemahnya dukungan rakyat terhadap koalisi pemerintah.



Namun, para politisi tidak melihat semua ini. Jurang pemisah antara elite 
politik dan rakyat semakin besar saja. Itu mungkin masalah terbesar Kenya. 
Sementara bom waktu terus bergulir dan ketidakpuasan semakin menjadi-jadi, para 
politisi tetap tutup mata. Mogok seks selama satu minggu sulit untuk bisa 
mengubah situasi ini.



ONO 

Sumber : Radio Netherlands




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke