Karena sulit memuaskan atau menampung semua kepentingan, ideologi, ambisi kekuasaan dan ego masing masing partai, golongan, pribadi dengan mengatas namakan kepentingan bangsa, negara, prinsip demokrasi, daerah (Jawa-luar Jawa) atau agama yang ingin memperebutkan RI-1 atau RI-2, maka solusi terakhir yang mungkin dapat memuaskan ambisinya semua adalah pemekaran wilayah negara, tidak lagi terbatas hanya pada pemekaran wilayah kabupaten dan provinsi seperti sekarang, dimana para elit lokal dapat memperebutkan jatah jabatan Gubernur atau Bupati (quasi Raja lokal).
Didalam negara barunya itu masing masing dapat menjadi Presiden/Wapres atau Raja lokal, seperti Yugoslavia atau Uni Soviet yang mekar (istilahnya disintegrasi) menjadi beberapa negara baru sekarang. Gautama Harsha -------------------------------------------------------- > In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Juswan <jus...@...> wrote: > > Tepat sekali slogan bahwa dalam politik tidak ada kawan atau musuh > abadi. Yang ada hanyalah > kepentingan abadi. Dan kepentingan itu ialah kepentingan untuk > berkuasa. > Atau untuk ikut berkuasa. > Jadi watak parpol itu sepenuhnya OPPORTUNISTIK. Kalau perlu tanpa > rasa sungkan, apalagi malu, termasuk sikap yang malu-maluin. > Boleh jadi P3, PKB, PKS dan PAN membentuk Poros Tengah... Poros > [Timur] Tengah juga boleh. > Semua aspirasi mengerucut... Nasionalis... Militeristik... > Islamis... > Lalu apa bedanya warna pokok > Politik Nasional kita dari zaman ke zaman, sejak Soekarno sampai > pasca Soesilo? > Mau namanya Nas-a-kom kek atau Nas-mil-lam kek...?! > > Mang Iyus