Ini tulisan ringan mengapa wartawan sering dituduh yang ngga bener. Dibawah
ini diskusi dari kawan dari mailist yang rasanya pantas untuk dibagi ke
kawann lain.
*Gini* kata kawanku itu :

*> hal ini sudah pernah dilakukan. Tapi mengapa pemberitaan miring*
*> tersebut tidak berkurang ?. He... he... katanya sih ada juga*
*> agenda / kepentingan tertentu dan UUD*.

*Waaaks* ..... Saya berpikir positip saja.

Wartawan itu *"tidak tahu".*
Kita yang merasa tahu harus memberitahukan ke mereka.

Pengalaman beberapa kali berjumpa dengan wartawan ternyata mereka emang
banyak yang *nggak* *ngeh* alias *ngga* tahu dengan istilah-istilah dalam
perminyakan. Ini baru permulaan. belum bagaimana sistem itu berjalan. Belom
lagi masalah PSC term, bagi hasil Cost recovery, auditing dll.

Mereka, wartawan-wartawan ini *emang bener-bener ngga tahu* ! Mereka lebih
sering hanya menuliskan apa yang mereka denger dan mereka lihat saat itu
juga. Maaf kalau agak merendahkan kawan wartawan, ini hanya pengalaman
pribadi saja, yang mungkin sangat sempit sudutnya.

Artinya tugas pekerja migaslah yang harus "terus-menerus" menjelaskan dan
mensosialisasikan apa itu istilah-istilah "*aneh*" dalam migas. Istilah
dalam dunia ini termasuk migas tentunya, "*sangat dinamis*" dan "*terus
berkembang*". Dan saya sendiri sering *keteteran* dengan perkembangan
istilah ini.

*Segalanya berubah dan berkembang.*

Adakah yang ngerti apa itu istilah "*value chain*" ?
Dulu sih aku tahunya bagian pembelian, trus ada namanya *procurement*,
belakangan berkembang "*value chain*". Belum lagi ditambah istilah "*
e-commerse*". *Mboh* apa lagi nantinya. Semua istilah-isilah *aneh* itu
bertambah dan berkecamuk dibenakku setiap saat.

Dulu. Jaman masih sekolah SMA Teladan Yogya, setiap membuat proposal atau
membuat kegiatan organisasi sering ada yang namanya "maksud dan tujuan",
belakangan berkembang istilah "visi dan misi", *trus* *mboh* apalagi nanti
perkembangan dalam menyatakan kata sederhana "*aku mau ngapain, ya*".

Nah yang diatas itu perkembangan dari sisi lingkungan bisnisnya serta tehnis
didalamnya.
*Trus bagaimana dengan manusianya ?*

Wartawan yang saya jumpai (dari media yang sama) orangnya selalu
berbeda-beda dari tahun ke tahun. Aku dulu njelasin apa itu cadangan migas
kepada si Fulan *sampek* berbusa-busa dengan panjang kali lebar ....
*eh*ternyata Fulan saat ini sudah beralih profesi menjadi seorang
design grafis
yang sukses. Karena dia ternyata lebih suka grafis ketimbang menulis. Ya
Fulan ndak salah, wong namanya mengejar cita-cita. Jadi wartawannya saja
sudah berbeda !

Wartawan yang bagus tentunya banyak yang memiliki ilmu itu. Dan itu bisa
dilihat pada artikel atau kolom-kolom para wartawan senior. Biasanya kolom
"dari redaksi" atau kolom tulisan wartawan pakar yang *ngilmiah* lebih bagus
dan kritis. Berita itu yang sering kita kutip dan disebarkan lewat
mailist-mailist. Dimana berita-berita itu sering dibuat oleh wartawan muda
yang mungkin sering keliru dalam mengutip. Dan kita yang kerja di migaspun
lebih suka memfwd berita yang "njlegur" begini.

*Bagaimana dengan diriku?.*

Ya dulu aku masih anak bawang hanya sekedar tahu ini itu. Dan akupun sudah
bergaya menjelaskan ke kawan dari media. Tentusaja aku sendiri keteteran
dengan perkembangan istilah tehnis yang (seharusnya) aku kuasai dalam bidang
eksplorasi khususnya geosains. Belom lagi istilah baru dari kawan sebelah
juga berubah dan berkembang.

Jadi, walaupun ini mungkin jarang dijumpai, tidak mesti bahwa wartawan
media itu hanya UUD atau membawa agenda kepentingan. Tidak mesti bahwa Media
itu hanya mau untungnya saja. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kalau
jujur, *thread* dari diskusi inipun sudah sangat "mengundang", kan ?

*Ini tugas terus menerus*

Kalau menurut hemat saja penjelasan dari yang berwenang dan mengerti itu
perlu dan harus dilakukan *terus menerus*, berulang-ulang dan mesti
berkembang. Bukan hanya sekali dua kali dalam setahun. Toh mereka yang
bekerja di bagian PR/PA emang digaji untuk itu, kan ?.

*:( "Belom lagi cara menjelaskan dengan sederhana kayak dongeng itu ya
pakdhe ?"*
*:D "Hallah nek kui terlalu panjang tulisannya malah ndak dibaca, Thole"*


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke