Pada
Selasa 22 Juli 2009 akan terjadi peristiwa Gerhana Matahari Total
(GMT) yakni satu kondisi dimana bundaran Matahari tertutupi oleh bundaran Bulan 
yang sedang menuju ke fase Bulan baru atau konjungsi atau ijtima'. Gerhana ini 
merupakan gerhana pemuncak dari sebuah "parade gerhana"
selama 30 hari ke depan dimana secara berturut-turut akan terjadi 3
gerhana sekaligus yakni Gerhana Bulan Penumbral 7 Juli 2009, Gerhana
Matahari Total 22 Juli 2009 dan Gerhana Bulan Penumbral 6 Agustus 2009.
Parade gerhana semacam ini terakhir kali terjadi 9 tahun silam tepatnya
pada bulan Juli 2000. 


Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 merupakan bagian dari gerhana seri Saros 
136 dan bisa dilihat dari kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dan 
Samudera Pasifik. Sebagai bagian dari seri Saros 136, maka gerhana ini 
merupakan perulangan dari GMT 55 tahun sebelumnya, yakni GMT 20 Juni 1955. Yang 
membedakan hanyalah lokasi keterlihatan gerhana kali ini sedikit bergeser ke 
utara. Dan kelak 55 tahun ke depan, yakni 24 Agustus 2063, GMT yang sama juga 
akan berulang dengan catatan bahwa lokasi keterlihatan gerhana kian bergeser ke 
utara menjauhi kawasan khatulistiwa.


Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 memiliki bayangan inti (umbra) yang 
memanjang sejauh ribuan kilometer dari lepas pantai Laut Arab di sebelah barat 
India dan menerus ke timur laut melintasi kota Shanghai dan Kep. Jepang untuk 
akhirnya berbelok ke tenggara hingga berakhir di pertengahan Samudera Pasifik. 
Umbra ini memiliki lebar 258 km. Gerhana dimulai pada pukul 06:58 WIB ketika 
terjadi kontak awal penumbra (P1). Disusul kemudian kontak awal umbra (U1) pada 
pukul 07:51 WIB. Seiring dengan gerakan Bulan mengelilingi Bumi, maka gerhana 
akan berjalan terus ke timur hingga mencapai puncaknya 09:35 WIB. Gerhana mulai 
berakhir pada pukul 11:19 WIB ketika terjadi kontak akhir umbra (U4) dan 
sepenuhnya berakhir pada pukul 12:12 WIB ketika kontak akhir penumbra (P4) 
terlampaui. 


Seluruh wilayah Indonesia terletak jauh di selatan lintasan umbra dan berada di 
perbatasan daerah penumbra, sehingga hanya bisa menyaksikan gerhana ini dalam 
bentuk gerhana sebagian. Batas area penumbra membentang dari pantai barat Pulau 
Sumatra yang menerus ke timur laut melintasi kota Jambi, Samarinda dan sebelah 
utara kota Palu untuk kemudian berbelok ke tenggara melewati kota Luwuk, Bula 
(Pulau Seram bagian timur) dan laut Arafuru. Hanya daerah di sebelah utara 
garis ini yang bisa menyaksikan gerhana. 


Gerhana bisa disaksikan pada pagi hari untuk Pulau Sumatra dan
Kalimantan. Di Sulawesi dan Papua, gerhana bisa disaksikan pada siang
hari. Durasi gerhana yang terpanjang terjadi di kota Jayapura dan
sekitarnya, yakni selama 1 jam 52 menit yang dimulai pada pukul 11:11
WIT. Namun penutupan cakram Matahari oleh Bulan yang terbesar pada saat puncak 
gerhana justru terjadi di kota Banda Aceh dan sekitarnya, yakni
mencapai 29,7 % (magnitude 0,297). Di Banda Aceh gerhana mulai terjadi
pada pukul 07:14 WIB dan berakhir pada 08:48 WIB. Sementara durasi
terpendek gerhana terjadi di sepanjang perbatasan penumbra. Di kota
Samarinda dan sekitarnya misalnya, gerhana hanya berlangsung 17 menit
sejak pukul 09:36 WITA, dengan tutupan cakram Matahari hanya 0,4 %.

Shalat
gerhana Matahari disunnahkan dilaksanakan Umat Islam pada daerah-daerah
yang bisa melihat gerhana, yakni yang bertempat di
propinsi : 

        * Nangroe Aceh Darussalam
        * Sumatera Utara
        * Sumatera Barat
        * Riau
        * Riau Kepulauan
        * Jambi (sebagian)
        * Kalimantan Barat
        * Kalimantan Timur (sebagian)
        * Sulawesi Utara
        * Gorontalo
        * Sulawesi Tengah (sebagian)
        * Sulawesi Tenggara (sebagian)
        * Maluku (sebagian)
        * Maluku Utara
        * Irian Jaya Barat
        * Papua 
Berikut dilampirkan peta keterlihatan gerhana dalam format PDF.


Salam,



Ma'rufin


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to