Bung Yanuar Rizky.

Punteun saya ikut nanggapi tulisan anda,

1. Saya setuju dengan anda dalam hal, seharusnya untuk menjadi politikus itu 
tidak perlu modal besar besar dalam artian "Uang"  namun faktanya berbicara 
lain bung ! dalam hal ini saya teringat dengan pengalaman pribadi rekan kita 
Bung IJP saat do'i berkampanye sebagai caleg didapilnya Sumbar sana dengan 
metode edukasi agar masyarakatnya tidak mata duitan dalam proses pemilihan 
pemimpinnya so, faktanya do'i kurang berhasil.
2. Masalah dampak "Hitung Cepat" itu sangat relatip bangat Mas, di 2 TPS t4 
tinggal saya faktanya berbicara lain, proses pencontrengan selesainya pada 
sekitar jam 10:15 pagi dan karena taat pada aturan KPU, maka penutupan TPS 
tetap jam 13:00 siang meskipun tak ada satu pun warga yang merasa tak terdaftar 
dalam DPT dengan kata lain dari jam 10:15 ~ 13:00 tak ada yang nyontreng so, 
hasil perhitungan suaranya menunjukkan angka yang suuuuuangat pantastis bagi 
pasangan SBY yaitu :
TPS pertama = 423 tuk (2); 63 tuk (1) dan 23 untuk (3)
TPS kedua      = 397 tuk (2)  93 tuk (1) dan 13 untuk (3)
Sementara itu penampilan hasil hitung cepat untuk wilayah Indonesia timur yang 
disiarkan oleh tvOne pada sekitar pukul 10:30 pagi dan langsung dibahas secara 
life oleh 3 narasumber ketiga pasang kandidat :
diantaranya adalah Sujiwo Tedjo dari timsuk JK-WIN yang sempat mengatakan bahwa 
penayangan hasil hitung cepat belum waktunya tsb merupakan perbuatan "Jahanam"

Bung Januar Rizky, usaha pemelintiran dari sejak masalah "Hasil survey-DPT ampe 
dengan Hitung Cepat" yang dengan sengaja dan secara membabi buta dipelintir 
guna mendiskreditkan SBY, saya pikir itu merupakan permainan yang sangat 
berbahaya bagi negeri ini ! "Terlalu Besar negeri ini untuk dipertaruhkan hanya 
untuk memuaskan ato mentolelir ketidak jantanan serta ketidakdewasaan dari 
pasangan Mega-Pro dan JK-WIN"

Tidak ada orang yang bilang pemilu 2009 ini (Pileg & Pilpres) berjalan sempurna 
! tapi mayoritas orang sepakat bahwa pemilu 2009 ini (Pileg & Pilpres) berjalan 
Luber dan Jurdil serta Aman dan Lancar, itulah hasil maksimal yang bisa kita 
capai saat ini.

Salam hangat,
Suhaimi
 
  ----- Original Message ----- 
  From: Yanuar Rizky 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 12, 2009 7:28 AM
  Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: AS.Hikam: Quick Count Televisi 
Melanggar Undang Undang





  Pak Maneke,

  Sebelum Pilpres saya ketemu dengan beberapa pedagang, pengusaha yang
  saya tahu apolitis.. Dia bilang, pilih satu putaran aja lah karena
  biar cepet bisa normal lagi.. Terus saya tanya mau milih apa? mereka
  jawab ya SBY aja sesuai hasil survey, toh siapa aja sama aja...

  Mereka tidak punya loyalitas, tapi inilah potret kelas tengah yang tak
  mau ambil resiko (risk adverse)... pas saya ditempat olah raga setelah
  nyontreng, saya ketemu Bapak2x itu yang belum nyontreng... TV
  mengumumkan hingar bingar hasil quick count di Indonesia Timur...
  mereka bilang ke saya "tuh kan"... dan pamit lah mereka mau
  nyontreng....

  Jadi, saya sanggah juga pendapat Pak Maneke, tidak semua yang tak
  memiliki fanatisme karena kritis.. kebanyakan (menurut saya) senang
  ikut arus....

  Terlepas dari semuanya, kita mau ngomong apa inilah era "Majelis Mesin
  Politik menjadi Sihir Persepsi tanpa Mantra"... hanya satu hal saja,
  mesin ini tidak gratiskan? lalu, kalau terus pemilu mengandalkan
  mesin.. Rasanya, kandidat "The Master RI-1" akan terus membutuhkan
  modal kampanye yang tak murah... Sekedar mengingatkan Konflik
  Kepentingan dalam UU Tipikor adalah "Diri sendiri dan atau Orang
  Lain"... sudahkah pemenang menjalankan tata kelola pemerintahan yang
  baik, dimulai dari transparansi donatur kampanyenya? sudahkah
  kejujuran dimulai di titik itu, yaitu fair siapa saja investor pendana
  kampanyenya...

  Maaf saya melawan arus besar... Tapi melihat "fakta dibalik makna"
  bagi saya selalu menarik dalam melatih otak untuk tetap berpikir :)

  Salam penonton,
  -Yanuar Rizky-
  mail to: ri...@elrizky.net
  on the net: http://www.elrizky.net
  elrizkyNet::dari RT-RW ke Internet menuju Pasar Modal::

 

Kirim email ke