Sajak Sajak “Pak Tua Yang Membaca Kisah Cinta”
1/ Di dermaga saat Sucre tertambat
:: pada Antonio Joze Bolivar Proano


di dermaga saat Sucre menambatkan dirinya
dan tetamu yang datang silih berganti 
para pelancong dari benua lain yang tak bermoral,
para pendulang logam mulia yang kurang ajar
para cukong pemerintah yang mata duitan
yang pajaknya mencekik leher
mereka memetakan kebinasaannya sendiri

pada jejakjejak di sempadan yang akan pupus sebegitu cepat
hingga menyisakan penat dan penantian tak terkira
karena tuak tebu tak lagi menyengat
menidurkan
kepada para penghuni Amazonia
yang beternak kakatua buta
pada sedih berkepanjangan
dan sumpah serapah para Indian
dalam mabuknya mereka terkekeh
menampakkan gigi setajam batu cadas
dan pada yang mengendus kematian
saat kakatua buta itu menabrak pohon
menghilang di kegelapan malam
dalam jerat mendekati putus asa
burungburung penyambut pagi berhamburan
sejak mereka terbiasa letupkan senapan
menanak emas dengan air mata
dan kamu menyerap kebencian berkepanjangan
hingga sepoi anginpun membuatmu gerah
saat para Shuar yang bijak itu menghindar ke perbukitan,
ke pedalaman dan para tetamu sialan berkulit pulih itu berpesta whiskey
engkau berpeluh berdarah-darah di sisi kucing betina yang kehilangan jantannya

****
2/ para petualang
para tetamu yang kuceritakan sebelumnya adalah orang kilang
juga para pendulang yang demam emas
mereka datang ke El Idilio bagai sekelompok pembuat gaduh
dan juga barbar
dengan senapan yang selalu menyalak dan

ditemani cukong tengik lokal tambun yang mengais nasib
sialan! Mereka menghabisi apapun yang bergerak
memburu macan kumbang menguliti yang muda hingga yang tua
lantas sebelum bubar mereka berfoto riang
selayaknya orang demam malaria,
mereka meringis mereka menyeringai
mereka juga terlihat gila
seraya mengabadikan totol muda yang menyerupai kulit mereka
sendiri

****
3/ bersama para Shuar
:: kepada Dolores Encarnacion del Santisimo Sacramento Estupinan Otavalo
aku selalu puas menatap senyummu yang mengembang
dan rambut lurus belah tengahmu di dinding kamar
aku mencintaimu Dolores
oleh karena itulah aku akan siap menembak seorang bule yang tanpa ba bi bu 
mengambilmu dari dinding kenangan kita

kepergiaanmu dan pencarianku tertambat di dermaga El Idilio
seperti saat aku datang dari gunung
pada siang yang syahdu
yang menelikungku
hingga aku tenggelam dalam angan-angan
ditemani air jatuh penuh kejutan

seakan tak percaya
cerita tentang damai dan persahabatan di kaki bukit di tepi Amazon
pada yang dibesarkan oleh tuak tebu dan jampi-jampi Indian Shuar
dan pernikahan kita
engkau pasti akan tersenyum simpul
membayangkan orang-orang di sekitarmu membuka pintu rumah mereka
melangkah keluar dengan senyum mengembang tanda persahabatan
dan kita menceburkan diri ke kali bersama para Shuar

bersahabat dengan piranha, anaconda dan lele raksasa
juga macan kumbang
seperti yang kualami 
dahulu, sebelum para perampok berkulit putih itu datang.


 *)Setelah membaca: “Un viejo que leía novelas de amor, 1989 (The Old Man Who 
Read Love Stories)” 
Pak Tua Yang Membaca Kisah Cinta – Luis Sepuelva,


 Tamarunang, Sungguminasa, 06-09-2009

Rgds,
Kamaruddin Azis
http://daengnuntung .com
[make it simple, make it works]


 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke