Setelah memperoleh tambahan informasi dari Metro yang menayangkan NM dan jubir DPJ yang selama ini tidak pernah nongol; atau ditonjolkan oleh media, media lain, Kompas dan FPK mengenai kisah ini, tampaknya ada spekulasi, bagaimanapun juga, yang bisa dimunculkan.
Pertama, di mail-list ini jelas ada pros and cons, itu bagus karena memperkaya informasi dan itulah bedanya mail-list interactive online dari media. Ke dua, drama Cikeas untuk memilih menteri adalah bagian dari strategi untuk membangun citra keterbukaan, meskipun itu bukan semacam fit and proper test karena calonnya cuma satu. Pra seleksi sudah dilakukan sebelumnya hingga muncul hanya satu calon untuk satu posisi calon menteri yang datang ke Cikeas. Acara berbicara didepan pers setelah wawancara adalah sign untuk pers mengenai pilihan dan dan posisi. Ternyata apa yang diprediksi oleh Pers benar kecuali satu yaitu NM. Pers merasa prediksinya akurat dan semua senang. Ke tiga, drama Cikeas juga bagian dari strategi escape clause karena masih ada keputusan yang beresiko dan perlu tambahan informasi sampai detik terakhir agar peluang posterior semakin baik dan nilai keputusan juga menjadi lebih baik given kapasitas pembuat keputusan. Yang muncul dalam escape clause ini akhirnya NM namun mungkin saja sebelumnya ada yang lain mengingat betapa tidak mudah membuat keputusan dengan mempertimbangkan semakin banyak pertimbangan sebagai parameter. Dalam hal iuni analisis Lab Psi Pol UI benar dan secara empirik menjelaskan perilaku itu. Secara statistik, kemunculan sebuah kasus tidak bisa disimpulkan bahwa yang lain tidak ada kasus. Disamping itu, seperti terpukaunya Fessy Alwi akan punctual time pengumuman kabinet dan terkesan tidak menerima kalau pendapatnya dikritik oleh Afandi Gazali mengeai esensi komunikasi politik pengumuman kabinet, menjadikan waktu pengumuman kabinet sebagai target dengan rsiko melonggarkan kendala atau mengubah kendala agar target tercapai. Ini Hanya SBY yang mengetahui. Ke tiga, seiring berjalannya waktu inkonsistensi informasi akhirnya terkuak. DPJ, seperti diberitakan Metro saat liputan khusus NM mengatakan bahwa NM mengundurkan diri, namun NM mengatakan bahwa beliau tidak mengundurkan diri karena beliau dipanggil dan keputusan ada di SBY. Cover both side semacam ini mungkin dipandang negatif bagi pandangan tardisional, namun dalam upaya memenuhi keinginan masyarakat untuk menguak kebenaran yang menjadi segmen Metro, hal itu pantas dilakukan. Fakta ini, di sisi lain, semakin menebalkan pertanyaan ada apa dibalik penggatian mendadak tersebut karena penggantinya baru dihubungi siangnya setelah drama Cikeas. Di Kompas diberitakan bahwa tim sempat kelabakan untuk menghubungi FKUI siang itu karena target pengumuman kabinet. Fakta ini juga membenarkan bahwa sebenarnya hanya satu calon untuk satu posisi dan tidak ada Alternative Scenario. Ke empat, medical test yang juga diliput media dilakukan sebelum drama Cikeas. Tahapan proses ini logis karena drama Cikeas adalah tahap akhir proses seleksi sebelum keputusan akhir dibuat, Namun dengan satu calon satu posisi, sebenarnya tidak ada alternatif pilihan kecuali memang the final decision menunggu the the critical decision within the final count down. Dan, faktanya memang demikian. Disamping itu, seleksi sebelum drama Cikeas mestinya disertai dengan hasil medical test sehingga logis kalau satu calon satu menteri dan camen dipersilahkan berbicara mengenai apa yang dipesan dan dibicarakan dalam test. Sangat wajar kalau ada prediksi dengan level of confidence sangat tinggi, mungkin 99%, yang 1% disisakan untuk hak prerogatif SBY, bahwa mereka yang diundang dalam drama Cikeas sangat besar kemungkinan menjadi menteri di dept tertentu. Dan, ini juga terbukti benar. . Maka, kini yang menjadi menarik adalah mencermati inkonsistensi antara ucapan DPJ dan AM mengenai pengunduran diri. Tayangan keseharian profesi AM yang reputable Prof di sebuah remarkable university dan di Kompas ditayangkan sejarah nenek moyangnya jelas sudah mempengaruhi opini publik mengenai kebenaran yang hendak dicari mengingat lawannya dalah politik yang konotatif dengan kebohongan. Juga, fenomena Namru yang sebenarnya sudah sering muncul di internet dan kini tiba-0tiba menjadi banyak yang tahu, termasuk penjelasan mantan Menkes mengenai vaksin Flu Burung yang dijual WHO ke negara-negara maju dengan harga tinggi. Ada yang berpendapat bahwa Rusia dan RRC pasti akan bereaksi kalau itu benar. Menurut saya, dalam urusan diplomatik, tidak semua selalu muncul dipermukaan atau menjadi konsumsi publik internasional. Fakta menunjukkan bahwa Namru melibatkan militer AS dan kekebalan diplomatik. Kini tinggal tugas Pers untuk menghadirkan kebenaran itu kepada publik.. . Indra J Piliang wrote: > Yang kasihan sebetulnya Ibu Nina Moeloek. Nasibnya persis spt yg sy > alami dulu, ketika maju ke KPU. Byk yg nggak lolos ke 45 besar: DR. > Valina Sinka Subekti, Prof Dr Anhar Gonggong, Hadar Gumay, Prof. Dr. > Ramlan Surbakti, dll. > > Kali ini, SBY kena batunya, sedikit. Tapi org pasti maafin terus > kesalahan2 substantif ini. Dari sisi prosedur, mestinya tes kesehatan > dan psikotes dulu, baru kemudian Cikeas Idol. Ini terbalik, syarat > entertainment mendahulukan syarat wajib. Mosok setelah > lenggang-lenggok di catwalk, seorg peragawan dikatakan punya varises? > > Ijp > > "Beranilah beda, beranilah benar, beranilah pulang! Demokrasi sehat, > oligarki punah, hubungan batin sumringah..." ------------------------------------ ===================================================== Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI ===================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/