Mahasiswa Indonesia di Belanda Tolak Kunjungan BEM 

Antara - Senin, November 2

Den Haag (ANTARA) - Beberapa pelajar Indonesia di Belanda menolak secara tegas 
kedatangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia ke Belanda, dengan alasan 
studi banding.
Menurut salah seorang mahasiswa Indonesia di Belanda, Yusrizal Abubakar, 
Minggu, agenda studi banding yang rencananya akan dilakukan BEM se Indonesia 
ini, merupakan penghamburan pos APBN Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) 
Indonesia.
"Agenda study banding yang diadakan oleh Dikti dengan beneficiaris BEM sudah 
tercacat sejak awal, dan menunjukkan pola-pola study banding terdahulu, yang 
selalu berkarakterkan, penghamburan dana APBN, ketidakjelasan agenda program, 
agenda penuh dengan jalan-jalan, dan karakter lainnya yang tidak mencerminkan 
rasa keadilan di tengah bencana di negeri Indonesia," kata mahasiswa Maastrich 
ini.
Lebih lanjut, mahasiswa asal Aceh ini mengatakan, upaya study banding tersebut, 
dinilai salah satu bentuk pembungkaman suara mahasiswa Indonesia secara 
sistematik, dan terselubung dengan dalih untuk memberikan reward (penghargaan) .
Menurutnya, bentuk model pembungkaman tersebut, akan menghilangkan pengawasan 
dari elemen mahasiswa, dan memberikan preseden buruk terhadap independensi 
mahasiswa di Indonesia.
"Apabila model kegiatan ini sudah terbentuk dan terpelihara, maka tidak akan 
ada lagi kepemimpinan mahasiswa yang progresif ke depan," tegasnya dan 
menambahkan bahwa program BEM berupa kunjungan ke luar negeri, biasanya 
bekerjasama dengan sejumlah mahasiswa independen lainnya melalui program Young 
Leadership Award, International Medical Student Ascociation.
Program ini, dinilai memiliki agenda dan platform kunjungan yang jelas, 
pengadaan dana bersifat sukarela, didanai fakultas alias kompetisi pendanaan 
melalui beasiswa kompetitif.
Sementara itu, mahasiswa lainnya, Henky Wijaya juga menyatakan ketegasannya 
menolak kunjungan studi banding para mahasiswa Indonesia dari berbagai 
perguruan tinggi, yang tergabung dalam BEM tersebut. Menurut dia, dana yang 
studi banding yang dilakukan BEM itu, tidak bernilai positif, terutama bila 
pesertanya tidak memiliki kapasitas dan rencana aksi yang jelas tentang hasil 
kunjungan mereka.
"Pada saat ini, Indonesia masih mengalami kekurangan diberbagai bidang. Dana 
untuk kunjungan studi banding BEM diperkirakan, mencapai sekitar setengah 
miliar rupiah untuk membiayai kunjungan 27 mahasiswa ini, dan saya kira dana 
yang berjumlah sekian itu, memiliki nilai manfaat yang lebih besar, bila 
digunakan untuk keperluan lain di bidang pendidikan, termasuk pemberian 
beasiswa untuk siswa tidak mampu," jelasnya.
Perihal penggunaan dana tersebut, lanjut mahasiswa The International Institute 
of Social Studies (ISS), Den Haag ini, memerlukan suatu pertanggungjawaban yang 
jelas, tidak hanya sekedar pertanggungjawaban secara akuntansi (bukti fisik), 
tetapi juga pertanggungjawaban moral atas kepatutan penggunaannya.
Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tentang studi banding 
BEM, yang dikirimkan ke Kedubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda, tertanggal 30 
September 2009, studi banding BEM ini, akan dilakukan pada 24 hingga 30 Oktober 
2009, namun karena alasan visa dan bencana alam di Sumatera, kegiatan ini 
rencananya akan dilakukan pada 9 - 15 November 2009.
Rombongan yang akan mengikuti studi banding ini, terdiri dari 27 mahasiswa 
(pimpinan BEM perguruan tinggi), satu orang pendamping dari Pimpinan Perguruan 
Tinggi bidang kemahasiswaan, dan dua orang dari Direktorat Jenderal Penddikan 
Tinggi.
Selama di Belanda, mereka akan melakukan studi banding ke Wageningen University 
and Research Centre dan Radboud University, Nijmengen, University of Twente, 
University of Groningen, dan kunjungan wisata di Den Haag sebelum kembali ke 
tanah air.
Topik bahasan terkait study banding tersebut, berkisar tentang kehidupan 
mahasiswa di Belanda, kepemimpinan dan organisasi kemahasiswaan, minat dan 
bakat, kesejahteraan dan kewirausahawan mahasiswa, dan pengembangan kompetensi 
untuk penguatan daya saing bangsa.

Rekomendasikan 
3 rekomendasi

Kirim 
Kirim via YM 
Cetak 

Artikel Terkait

Mahasiswa Indonesia di Belanda Tolak Kunjungan BEM Antara - Senin, November 2 


 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke