Justeru disitu permainannya. Orang berani mengumumkan program tanpa berani jelas memberi apa rincian ukuran kunci keberhasilannya (sebut saja semacam KPI) yang bisa diukur diapresiasi masyarakat. Nanti tiba-tiba ketika ada laporan pertanggung-jawaban tahunan atau pertanggung-jawaban akhir terjadi debat kusir tentang apakah program-program itu berhasil atau tidak. Padahal berhasil atau tidak itu sangat relatif kalau tidak diberi ukuran yang jelas. Ketidak jelasan ukuran dan bobotnya akan lebih menguntungkan si pelaksana program karena bisa secara fleksibel mengatur arti keberhasilan didalam laporannya. Sebab itu tidak heran kenapa laporan pertanggung-jawaban para pejabat dinegeri ini pada umumnya rapotnya selalu baik atau hanya sedikit merahnya walau kenyataannya tidak banyak memberi lompatan yang signifikan dalam pembangunan ini. SH
On 11/6/09, Haniwar Syarif <haniwarsya...@yahoo.co.id> wrote: > maksudnya apa an sih > > apakah sehabis 100 hari ,15 masalah ini akan selesai dan tiuntas > > > misal 3 bu;an lagi kita sudah punya ketanahan panganygbaik gitu ? > > aatu 3 bulanlagi panrik pupuk sdh selesai di revitalisasi > > mohon pencerahan ygngerti > > HSS > > > > > At 05:41 AM 06-11-09, you wrote: >> 1. Pemberantasan Mafia Hukum >> 2. Penanggulangan Terorisme >> 3. Revitatalisasi Industri Pertahanan >> 4. Listrik >> 5. Produksi dan Ketahanan Pangan >> 6. Revitaliasi Pabrik Pupuk >> 7. Membenahi Keruwetan Tanah dan Tata Ruang >> 8. Infrasturuktur >> 9. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah >> 10. Investasi dan Pembiayaan >> 11. Perubahan Iklim dan Lingkungan >> 12. Reformasi Kesehatan >> 13. Pendidikan >> 14. Penanggulangan Bencana >> 15. Sinergi Pusat dan Daerah