JAKARTA, KOMPAS.com - Kesaksian Williardi Wizard sungguh berani dalam sidang 
kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Ia 
menyadari sebagai saksi mahkota apapun pernyataannya sangat mempengaruhi nasip 
mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang duduk sebagai terdakwa dalam sidang 
tersebut.

Hari ini, Selasa (10/11) ia memutuskan untuk mencabut semua pernyataannya di 
BAP karena itu semua dibuat atas dasar rekayasa penyidik polisi. "Saya nyatakan 
semua BAP tidak berlaku. Yang (akan) kami pakai adalah BAP tanggal 29 April 
2009 dan 30 April 2009 dan yang (kami) katakan di sini," kata Williardi 
mengawali kesaksiannya.

Ia memutuskan mencabut keterangannya di BAP karena apa yang ia katakan telah 
dibuat oleh penyidik, dan ia tinggal tanda tangan. Alasan lain, pihak penyedik 
tidak memenuhi janjinya untuk tidak menahannya jika menurut pada penyidik.

Rekayasa itu bermula saat ia dijemput pada satu hari dari rumahnya ke kantor 
polisi jam 00.30. Dini hari itu Williardi didatangi dan diperiksa Direktur 
Reserse Polda, Wadir Reserse dan 3 orang Kasat.

Menurut Williardi para petinggi polri tersebut memintanya membuat BAP yang 
harus menjerat Antasari sebagai pelaku utama pembunuhan Nasrudin. "Waktu itu 
dikondisikan sasaran kita cuman Antasari. (Lalu BAP saya) disamakan dengan BAP 
Sigid, dibacakan kepada saya," ujar Williardi tanpa wajah takut.

Dalam kesaksian berikutnya, Williardipun menyebut nama Wakabareskrim Irjen Pol 
Adiatmoko. Menurutnya Adiatmoko juga memintanya membuat BAP demi kepentingan 
menjebloskan Antasari.

BAP yang dibuat Williardi pada tanggal 29-30 April ditolak penyidik karena 
Antasari tidak tersangkut. "Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat pak 
Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan 
ditahan, paling sangsi indisipliner" kata Williardi mengulang perkataan 
Adiatmoko.

Karena jaminan itu, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah 
dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi 
Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.

Ia pun protes dengan Direskrimum Polda Kombes Pol Muhammad Iriawan yang turut 
memeriksanya. "Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu," ujar 
Williardi.

Protes Willardi ini menuai reaksi dari teman sejawatnya. Kembali ia dijemput. 
Brigjen Irawan Dahlan menjemputnya dan langsung membawanya ke kantor Adiatmoko.

Sambil minum kopi, ia ditanya apakah kenal dengan Edo, Jerry Hermawan Lo, 
Antasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono? Ia juga ditanya apakah ia pernah 
menyerahkan uang Rp. 500 juta pada Edo dari Sigid.

Williardi mengiyakan semua pertanyaan, tanpa tahu ia sedang disidik. Mendengar 
pengakuan Williardi, Aditmoko meminta bawahannya untuk langsung menahan 
Williardi.

"Lho kok cuman nyerahin uang ditahan?" ujar Williardi pada Adiatmoko. Sejak 
saat itu sampai sekarang Williardi mendekam dalam penjara. Dalam sidang yang 
dipimpin oleh Herri Swantoro, Williardi pun mengaku dicap sebagai penghianat 
oleh teman-teman sejawatnya ketika ia protes kenapa ia akhirnya jadi terlibat 
dalam kasus pembunuhan dan ditahan.

Protes kerasnya itu malam ditanggapi dingin oleh penyidik. "Itu perintah 
pimpinan," begitu jawabannya saat ia menggunggap kenapa ia ditahan. Penasaran 
siapa yang dimaksud dengan pimpinan, Tim Kuasa Hukum Antasari yang diketuai 
Juniver Girsang bertanya pada Williardi siapa yang dimaksud pimpinan.

"Kalau bicara pimpinan, pimpinan kami ya Kapolri," ujarnya lantang. Lebih jauh, 
rekayasa itu juga terjadi saat rekontruksi. Dalam suatu pertemuan di kamar 
kerja Sigid, seolah-seolah penyidik membuat adegan Antasari memberikan amplop 
coklat berisi foto Nasrudin kepada Williardi. Hal ini langsung dibantang oleh 
Williardi.

"Itu tidak benar. Kami menerima amplop itu langsung dari saudara Sigid. Tanpa 
ada pak Antasari," tutur Williardi. Dari awal memberikan kesaksian, Williardi 
tidak gentar membeberkan pernyataan yang dianggapkan benar.

Tak ada wajah takut darinya sekalipun beberapa pejabat berbintang ia sebutkan. 
Terdengar pula ia beberapa kali bersumpah untuk meyakinkan majelis hakim.

Selain nama di atas, ia juga menyebut petinggi polri seperti Niko Afinta, 
Tornagogo Sihombing dan Daniel. Jaksa penuntut umum yang diketuai Cirus Sinaga 
nama-nama yang disebut Williardi supaya dihadirkan dalam persidangan.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/10/21145289/Inilah.Kesaksian.Williardi.yang.Menghebohkan.Itu

Kirim email ke