Beberapa minggu lalu, Pak MS Hutagalung yang merasa segar setelah cuci darah
bertemu saya di GKPI Rawamangun. Beliau masih terus bersemangat mendorong
para Sastrawan muda untuk aktif menulis, termasuk di kalangan pemudia
gereja.
Hampir di setiap Warta Jemaat (terbit tiap minggu) beliau menorehkan ide-ide
nya yang tema nya sangat luas dan beragam.
Tentu kami jemaat kecil di Rawamangun akan sangat kehilangan pak MS melalui
tulisannya di Warta Jemaat.
Setelah mengetahui bahwa saya bekerja di Erlangga, terutama karena saya
menghadiahinya buku saku "Kearifan Indonesia - KARAKTER BATAK TOBA" maka
minggu berikutnya dia memberikan kepada saya sebuah buku kecil yang
diterbitkan sendiri di Tahun 80-an.
Sayang sekali editor kami belum memberikan keputusan ketika membaca khabar
duka pagi ini.
Saya senang sekali memperkenalkan anak-anak saya kepada Bapak MS sebagai
salah seorang Tokoh Sastra Indonesia, seperti saya dahulu diperkenalkan Ayah
saya (Guru Bahasa Indonesia di SMP Tarutung) akan karya-karay beliau sebagai
kubu Rawamangun.
Selamat Jalan Pariban,

dharma hutauruk

2009/11/24 RATNA SARUMPAET <sarumpae...@live.com>

>
>
> Kawan-kawan Wartawan yang saya hormati.
>
> Berikut ini berita (release) tentang berpulangnya
> Bapak MS Hutagalung yang saya terima dari Riris K.Toha-Sarumpaet, Fakultas
> Ilmu Pengetahuan Budaya UI). Mohon bantuannya untuk memberitakan.
>
> Atas perhatiannya, terimakasih banyak,
> Salam, Ratna Sarumpaet.
>
>
> M. S. Hutagalung, tokoh utama “Aliran Rawamangun” dalam dunia sastra
> Indonesia meninggal 23 November 2009 di RS Cikini Jakarta, setelah kurang
> lebih 3 (tiga) tahun menderita ginjal. Jenazah disemayamkan di rumahnya di
> Jl. Pemuda Asli II, Jalan Pemuda Rawamangun Jakarta Timur. Hari Rabu 25
> November 2009 akan dikebumikan.
> M. S. Hutagalung yang dilahirkan di Tarutung pada 8 Desember 1937 itu
> adalah guru dari para ahli sastra bahkan sastrawan Indonesia di Universitas
> Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Sastra Indonesia
> Fakultas Sastra UI (1964) dan memperdalam pengetahuannya di Leiden, Belanda
> (1971-1973) ia menjadi pengajar penuh di Fakultas Sastra Universitas
> Indonesia (kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI) hingga pensiun pada
> 2002. Ia sempat mengajar kesusastraan Indonesia di School of Humanities,
> University Sains, Penang, Malaysia (1977-1983),  Institut Kesenian Jakarta
> (IKJ), sastra dan bahasa Indonesia di Universitas Kristen Indonesia (UKI),
> Fakultas Sastra Universitas Nasional, Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta,
> STT Cipanas, serta duduk dalam Komisi Bahasa Indonesia penyusunan “Alkitab
> Terjemahan Baru”, dll.
>
> Tak kurang dari 10 bukunya yang menjadi acuan penting: Jalan Tak Ada Ujung
> Mochtar Lubis (Gunung Agung, cet. 2, 1963), Tanggapan Dunia Asrul Sani
> (Gunung Agung, 1967), Hari Penentuan (BPK Gunung Mulia, 1967), Memahami dan
> Menikmati Puisi (BPK Gunung Mulia 1971; mendapat penghargaan dari Departemen
> Pemuda), Telaah Puisi (BPK Gunung Mulia, 1973), Kritik atas Kritik atas
> Kritik (Tulila, 1975), Membina Kesusasteraan Indonesia Modern (Corpatarin
> Utama, 1988), dan Telaah Puisi Penyair Angkatan Baru (Tulila, 1989).
>
> Setelah pensiun --sambil tetap menulis tentang sastra dan bahasa Indonesia
> bahkan masalah kebudayaan lainnya di berbagai koran dan majalah--, dia aktif
> menggembala di gereja, dan masih menerbitkan Perjalanan 40 Tahun GKPI Jemaat
> Rawamangun Bersaksi: PENATUA, Tugas dan Syarat, Menumbuh Kembangkan Jemaat
> (Kolportase GKPI Rawamangun, 2006). Bahkan dua  bulan lalu, bersama Astar
> Siregar teman seasramanya di Daksinapati, Rawamangun, MS Hutagalung sempat
> menerbitkan sebuah antologi puisi: Permata Kehidupan: Sajak-sajak Lansia.
> Pada 31 sajak yang ditulisnya selama tahun 2007, dapat dibaca perasaan,
> kepedulian, serta dedikasinya pada kehidupan.
> Setelah tamat dari Universitas Indonesia, ia menjadi pembahas dan pembangun
> sastra dan bahasa Indonesia melalui kritik dan esei dan pengajaran
> sastranya. Ia sangat percaya pada pentingnya sastra dalam kehidupan, dan
> bagaimana sastra dapat menambah kepekaan dan empati pada manusia untuk
> menghargai kehidupan, manusia, kerja, dan semua karunia Tuhan.
>
> Pengajar bahasa dan sastra Indonesia yang dengan halus mendengungkan
> pentingnya rasa kemanusiaan itu telah pergi. Ia meninggalkan murid-murid dan
> karyanya untuk melanjutkan kehidupan yang penuh tantangan dan menjadikan
> bahasa dan sastra Indonesia sebagai identitas dan sarana yang memanusiakan
> bangsa Indonesia yang dicintainya. (Jakarta, 24/11/09: Riris K.
> Toha-Sarumpaet, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI).


------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
    forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to