L'amour n'est pas parce que mais
malgre
Suatu ketika di India, hidup seorang pendeta dengan putrinya
yg amat cantik.
Ia kebingungan karena adanya lamaran dr
3 orang pendeta muda, yg semuanya berkata akan bunuh diri kalau tidak
bisa mempersunting putri pendeta itu.
Sebelum bisa memutuskan lamaran mana yang
diterima, putri pendeta tiba2 meninggal dunia.
Ketiga pendeta muda menunjukkan perilaku yg
berbeda dalam mensikapi kematian putri itu.
Pendeta 1 Duduk di atas tempat pembakaran mayat
sang putri.
Ia membuat gubuk dan menetap di sana
terus menerus.
Ia tidak mau meninggalkan tempat itu.
Tak berhenti ia melantunkan doa pujian untuk
arwah sang putri.
Pendeta 2 Pergi ke Sungai Gangga untuk
melaburkan tulang belulang dalam rangka menyempurnakan kematian sang
putri.
Sesuai tradisi Hindu,
seseorang melaburkan tulang belulang orang yg meninggal sebagai anda
kecintaannya.
Pendeta 3 Pergi berkelana, sampai akhirnya
menemukan sebuah kitab Suci yg bisa menghidupkan orang yg sudah
mati.
Singkat cerita, dengan kitab suci yg
ditemukan pendeta ke 3, sang putri hidup kembali.
Dan tambah bingung karena ke tiga pendeta
merasa paling berhak menikahi putri itu.
Pendeta 1 berkata: "Sayalah yg menunggunya
siang malam seraya melantunkan doa pujian untuknya"
Pendeta 2 : "Sayalah yg melaburkan
tulang belulangnya di Gangga"
Pendeta 3 : "Sayalah yg menemukan kitab suci
yg menghidupkannya kembali"
Pertanyaannya: "Siapakah diantara ketiga
pendeta muda itu yg berhak jadi suami sang putri?"
Jawabannya:
Pendeta 3 : Karena telah menghidupkan putri itu
kembali maka ia berada dalam posisi sebagai... BAPAK.
Pendeta 2 : Karena telah melaburkan tulang
di Gangga, telah melakukan pengabdian. Karena itu dia lebih pantas
menjadi ... ANAK.
Pendeta 1: Pendeta inilah yg lebih berhak
menjadi SUAMI, karena ia terus menerus berada di tempat pembakaran
mayat sang putri. Ia tetap mencintai putri itu "walaupun" sudah
menjadi debu, "walaupun" ia tidak bisa lagi melihat senyuman sang
putri, "walaupun" ia tidak bisa lagi mendengar suara gadis yg
dicintainya itu. Ia tetap setia menunggu di tempat itu sampai kapan
pun.
L'amour n'est pas parce que mais malgre"
....kata bule Perancis...
Cinta itu bukan "karena", tetapi
"walaupun"
I love u no matter what..... not i love
u because...... Cinta itu bukan apa yang dilihat tetapi apa
yang dirasakan
Cinta itu bukan melupakan, tetapi
memaafkan.
|