Jumat, 01 September 2006

Al-Wahn

Oleh : Imam Santoso

''Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke liang kubur.'' (QS At-Takatsur [102]: 1-2). Rasulullah SAW bersabda di hadapan para sahabatnya, ''Suatu masa nanti kalian akan diserbu oleh musuh-musuh kalian dari berbagai penjuru seperti hidangan yang diserbu oleh orang-orang yang kelaparan dan ingin memakannya.

Para sahabat terheran-heran dan bertanya, 'Apakah karena saking sedikitnya jumlah kami ketika itu ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Tidak, bahkan pada hari itu jumlah kamu sangat banyak. Namun, jumlah yang banyak itu hanya seperti buih di lautan. Dan ketika itu, kamu dijangkiti penyakit al-wahn.' Para sahabat bertanya lagi, 'Apa itu al-wahn?' Rasulullah bersabda, 'Cinta dunia dan takut pada kematian'.'' (HR Abu Dawud).

Allah SWT mengingatkan bahwa jumlah yang banyak tanpa ditopang dengan akidah yang benar, bukan menjadi jaminan kemenangan Muslimin. Sebab, bila penyakit al-wahn ini sudah menginfeksi seluruh syaraf keimanan, saluran keimanan seseorang akan lumpuh dan melupakan bahwa muara kehidupan di dunia ini adalah akhirat.

Imbasnya sangat ironis, akar kekuatan Muslim tercerabut dengan hilangnya rasa persaudaraan, apatis, dan apriori pada nasib saudaranya yang kesusahan. Masuknya virus al-wahn ini juga akan diiringi dengan bibit-bibit penyakit lain seperti sekularisme, kapitalisme, dan penyakit akidah lainnya yang berpotensi membunuh iman.

Sikap zuhud dan ukhuwah Islamiyah adalah serum yang tepat untuk menangkal serangan dan wabah al-wahn ini. ''Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu lebih baik bagimu. Namun jika kamu menahannya, maka itu sangat jelek bagimu. Tidaklah kamu dicela dalam kesederhanaan. Dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggunganmu.'' (HR Tirmidzi).

Zuhud inilah yang menjadi sikap awal tumbuhnya rasa persaudaraan di antara Muslim. Dengan kesederhanaan, sikap tamak pada dunia akan terkikis dengan sendirinya, sehingga muncul sikap hidup yang selalu ingin memberi kelebihan hartanya kepada yang membutuhkan.

Rasulullah SAW bersabda bahwa barometer keimanan seorang Muslim adalah kecintaannya terhadap sesama Muslim. Bila ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya, maka barulah ia benar-benar beriman.

''Siapa saja yang mengunjungi orang sakit atau bersilaturahim mengunjungi saudaranya karena Allah, maka dua malaikat memuji dan mendoakannya, 'Bagus kamu dan bagus pula perjalananmu, dan surgalah tempatmu.'' (HR Tirmidzi).

********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

********************************************************

Kirim email ke