Tadabbur 03 : Ramadhan dan Gelora
Jihad Kamis, 21 September 06 -
oleh : Redaksi
Ramadhan Bulan Istimewa
Tersebar imej kurang
baik di kalangan sebagian orang bahwa Ramadhan adalah bulan istirahat dan bulan
malas-malasan. Memang, ada suatu fenomena kurang Islami terjadi, tatkala umat
Islam melewati bulan suci Ramadhan.
Di berbagai kantor, para karyawan
seakan-akan kurang bersemangat bekerja dengan alasan sedang puasa. Seusai shalat
Zhuhur, kita dapati mereka bergeletakan di mushalla atau masjid untuk tiduran,
berdalih bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah. Para ibu rumah tangga
pengeluaran belanjanya naik, mall dan pasar lebih ramai dibandingkan masjid,
khususnya sepuluh hari terakhir dari Ramadhan.
Gejala negatif seperti
ini terjadi, karena sebagian umat Islam kurang memahami esensi bulan Ramadhan
sebagai bulan jihad, bulan panen pahala, dan bulan penuh berkah. Padahal,
semangat Ramadhan yang difahami Rasulullah tercermin dalam sebuah hadits,
Seandainya umatku tahu (keutamaan) apa yang ada pada bulan Ramadhan, niscaya
berharap agar satu tahun seluruhnya terdiri dari Ramadhan.
Ramadhan
berasal dari kata-kata bahasa Arab ramadl maknanya membakar. Ramadhan adalah
bulan kesempatan umat Islam untuk membakar dosa lebih intensif dibandingkan
dengan bulan lain. Mengapa membakar dosa?
Pertama, amalan puasa
adalah ibadah istimewa dan berpahala istimewa yang mampu meningkatkan ketakwaan
dan menepis semua bentuk kemunkaran dan maksiat. Kedua, pada bulan
ini umat Islam mendapatkan panen pahala karena ada malam yang lebih baik dari
seribu bulan, yaitu lailatul qadar, dan ketiga, dilipatgandakannya pahala
semua amalan muslim dan muslimah. Yang wajib dilipatgandakan 70 kali dan yang
sunnah disamakan dengan pahala amalan wajib. Dengan keistimewaan ini, dosa umat
Islam terbakar oleh banyaknya pahala amalan kebajikan yang diraih pada bulan
Ramadhan.
Barangkali, di sinilah rahasianya mengapa Rasulullah
senantiasa menanti bulan Ramadhan, sehingga berdoa, Allahumma baarik lanaa fi
Rajaba wa Syabaan wa ballighnaa Ramadlan (Ya Allah berkati kami pada bulan
Rajab dan bulan Syaban dan antarkan kami sampai ke bulan Ramadhan.).
Selain dari pada itu, Beliau senantiasa berkhurtbah ketika menyambut
awal Ramadhan. Di antara isi khutbahnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan An
Nasai adalah sebagai berikut:
Telah datang kepadamu bulan Ramadhan,
penuh berkah. Allah mewajibkan atas kamu puasa di bulan itu.Pada bulan itu semua
pintu neraka terbuka lebar dan semua pintu neraka Jahim tertutup rapat serta
syetan-syetanpun dibelenggu. Di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Baragsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka
sesungguhnya orang yang tidak beramal kebaikan pada bulan ini sungguh amat
merugi. Konotasi pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu neraka tertutup
rapat dan syetan-syetanpun dibelenggu ,
Maksudnya bahwa orang yang
berpuasa berkesempatan besar untuk masuk surga dan jauh dari neraka. Karena
dengan puasanya ia berpahala besar dan pasti tidak bisa digoda oleh syetan yang
terkutuk. Kalau ada orang puasa yang masih bisa digoda syetan, berarti
puasanya belum benar dan pasti tidak sempurna. Mengapa demikian? Orang yang
berpuasa menurut syariat Islam akan menahan diri dari makan, minum, dan segala
yang bisa membatalkan puasanya, atau pun segala yang bisa mengurangi pahala
puasanya.
Ramadhan dan Jihad
Puasa adalah ibadah yang
bernuansa jihad melawan hawa nafsu. Orang yang tidak bisa menahan nafsu
syahwatnya, nafsu amarahnya, nafsu seksualnya, dan nafsu-nafsu lainnya selama
berpuasa, berarti puasanya akan ditolak Rabbul Izzati. Rasulullah pernah
menegaskan dengan sabdanya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dan
perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh darinya untuk meninggalkan makanan dan
minumannya.
Inilah jihad muslim yang tiada hentinya, karena nafsu al
ammarah bis suu senantiasa menyertainya, baik di kala jaga atau tidur. Namun,
selain jihad melawan hawa nafsu ini, umat Islam diperintahkan juga berjihad
melawan kekafiran dan kesyirikan. Jihad untuk mempertahankan diri dari serangan
kaum kufar ini sering disebut dengan jihad qitali.
Allah swt. telah
mensyariatkan jihad melawan kekufuran sebagai sarana ibadah dan perjuangan untuk
menyiapkan individu muslim yang mampu membawa beban untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Ibadah puasa penuh dengan kebaikan dan sumber pengkaderan
untuk menyiapkan generasi yang mau berkorban liilaai kalimatillah.
Tahun demi tahun dilewati umat Islam dan Ramadhan penuh dengan kenangan
peristiwa besar yang menggambarkan jihad kaum muslimin. Sejak Islam datang
menembus gelapnya kekufuran dan kesyirikan menuju cahaya Islam, umatnya telah
menghadapi jihad besar melawan kezhaliman dalam menegakkan keadilan.
Jihad yang disyariatkan Islam bertujuan mencapai dua sasaran:
Pertama : Untuk mempertahankan diri dari serangan asing dan
mempertahankan tanah air di mana mereka tinggal.
Kedua : Mempertahankan dakwah Islamiyah dan ajaran-ajaran Ilahi
sekaligus melindungi para pembawa panji-panjinya, demi menebarkan ajaran Islam
dengan al-hikmah, almauizhah al hasanah dalam suasana penuh aman dan kedamaian.
Jihad disyariatkan Islam agar ajaran Islam tetap tersebar ke seantero
dunia. Dakwah bagaikan air yang harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat
manusia. Bila tidak disyariatkan jihad, maka kebatilan akan menggusur yang hak,
kerusakan akan menghantui dunia, dan panji-panji Islam akan tumbang diserang
kekufuran. Diwajibkannya jihad bukan untuk ekspansi, intimidasi, kekuasaan,
dan memperbudak umat manusia, tapi jihad disyariatkan untuk meluruskan yang
bengkok, menebarkan keadilan, dan kesejahteraan di atas bumi ini.
Dari
sini, jihad dalam Islam dijadikan salah satu tonggak pengaman ajaran Islam dan
memiliki kedudukan khusus dalam akidah dan ajaran Islam yang harus. Dijadikan
sentral perhatian umat Islam dalam melaksanakan semua aktifitas kehidupannya.
Jihad Qitali di Bulan Ramadhan
Umat Islam sejak zaman
Rasulullah saw. sangat memahami esensi bulan Ramadhan sebagai sarana pendidikan
jihad fi sabilillah. Marilah kita lihat peristiwa besar yang menggambarkan jihad
umat Islam untuk mempertahankan dakwah sepanjang masa pada bulan Ramadhan :
- Perang Badar yang terjadi pada tangal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah.
Perang Badar dianggap sebagai perang terbesar dan kemenangan terbesar yang
diraih umat Islam di awal pertumbuhannya di Madinah.
- Fathu Makkah yang terjadi pada tahun ke delapan hijrah. Jihad ini
merupakan kemenangan untuk menghancurkan tuhan-tuhan berhala dan menancapkan
panji kebenaran.
- Pada Ramadhan tahun 9 Hijrah, Rasulullah saw. menerima utusan dari Tsaqif
untuk membaiat Nabi Muhammad Saw.
- Pada Ramadhan tahun 15 Hijrah, terjadi perang Qadisiyyah dimana
orang-orang Majusi di Persia ditumbangkan.
- Pada Ramadhan tahun 53 Hijrah, umat Islam memasuki pulau Rhodes di Eropa.
- Pada bulan Ramadhan tahun 91, umat Islam memasuki selatan Andalusia (
Spanyol sekarang)
- Pada Ramadhan tahun 92 H., umat Islam keluar dari Afrika dan membuka
Andalus dengan komandan Thariq bin Ziyad
- Pada bulan Ramadhan tahun 132 H., Dinasti Umawiyah ditumbangan dan
berdirilah daulah Abbasiyah.
- Pada bulan Ramadhan tahun 254 H., Mesir memisahkan diri dari daulah
Abbasiyah dengan pimpinan Ahmad bin Thaulun.
- Pada Ramadhan tahun 361 H., dimulainya pembangunan Masjid Al-Azhar yang
kelak menjadi universitas Al-Azhar di Kairo.
- Pada bulan Ramadhan tahun 584 H., Sholahuddin Al-Ayyubi mulai menyerang
tentara Salib di Siria dan berhasil mengusir mereka.
- Pada Ramadhan 658 H., Umat Islam berhasil menghancurkana tentara Tartar di
perang Ain Jalut
- Pada Ramadhan tahun 675 H., Raja Bebes dan tentaranya berhasil mengusir
tentara Salib secara total.
- Pada bulan Ramadhan 1393 tentara Mesir berhasil merebut terusan Suez dan
mengusir tentara penjajah, Israel dari Sinai.
Demikianlah beberapa
contoh peristiwa besar di bulan Ramadhan sepanjang sejarah umat Islam yang
dipenuhi dengan nuansa jihad mempertahankan tegaknya dakwah Islamiyah di muka
bumi ini.
Tuntutan Jihad Sekarang Lebih Luas
Ketika
musuh-musuh Islam menyerang dengan berbagai macam cara untuk memadamkan cahaya
agama Allah, kondisi ini menuntut umat Islam agar melakukan jihad dalam berbagai
aspek kehidupan. Jihad terhadap hawa nafsu adalah jihad setiap saat bagi setiap
muslim yang masih waras dan sehat. Jihad qitaali adalah wajib bila umat Islam
diserang dengan senjata seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, Bosnia, dan
belahan bumi lainnya.
Selain jihad nafsiy dan jihad qitaali, masih
banyak lagi tuntutan jihad lainnya, sebanyak aneka ragam serangan musuh. Di
antara jihad-jihad yang dituntut sekarang adalah:
- Jihad tablighi, yaitu jihad dengan lisan untuk menyampaikan ajaran
Islam dengan penuh hikmah, kelembutan, dan kesejukan. Kita diwajibkan jihad
tablighi ini sebagai jihad bil-lisan untuk meluruskan berbagai penyimpangan
yang terjadi dalam masyarakat.
- Jihad talimi, yaitu jihad melalui pendidikan, baik formal atau non
formal. Saat ini umat Islam sangat dituntut untuk menekuni jihad talimi ini,
karena sekolah-sekolah unggulan umat Islam masih perlu peningkatan kualitas
dan kuantitas. Apalagi sekolah-sekolah yang dikelola yayasan pendidikan non
Islam sarat dengan unsur-unsur yang bisa memadamkan semangat keislaman siswa.
- Jihad Maali, yaitu jihad dengan harta dalam rangka menebarkan syiar
Islam, melindungi kaum fuqara dan masakin dari kekufuran yang sering
mengintai mereka. Jihad maali ini sering disebut Al-Quran lebih dulu daripada
jihad binnafsi, karena: Pertama, mengeluarkan harta lebih mudah dari pada
berkorban dengan jiwa. Kedua, jihad binnafsi membutuhkan biaya yang tak
terbatas. Ketiga, sebagian orang ada yang lemah jasmaninya atau merasa takut
perang. Keempat, para pemilik harta dianggap musuh sebagai kekuatan pendukung
para mujahid.
- Jihad Siyasi: yaitu jihad memperjuangkan Islam lewat politik, lewat
pemilu, memilih anggota DPR/MPR untuk melakukan perubahan undang-undang kearah
pemenangan dakwah Islamiyah.
Wallahu alamu bish shawab.
Sumber
: 30 Tadabur Ramadhan - Menjadi Hamba Rabbani -
IKADI
|