Manhaj Menilai Pribadi dan Golongan
Dewasa ini realitas ummat sangat menyedihkan, kekalahan demi kekalahan, penghinaan demi penghinaan yang dialami umat islam dalam berbagai aspek benar-benar menjadi bukti kebenaran statemen baginda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:
"Akan datang suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang mengerumuni kalian bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka".
Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena kami sedikit pada hari itu?"
Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah s.w.t. akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan"'.
Seorang sahabat bertanya, "Apakah wahan itu hai Rasulullah?"
Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam kita menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada mati".
(H.R. Abu Daud)
Keadaan umat yang bagaikan raksasa kehabisan darah itu diperparah oleh pertentangan- pertentangan antargolongan yang saling menyerang, saling sikut dan cekik atas nama perjuangan untuk islam. Semua golongan memiliki hujjah dan bendera sendiri-sendiri.
Celakanya, umat yang tidak pernah dibekali pengetahuan yang cukup untuk memilih menjadi kebingungan, ada yang menceburkan diri kedalam fanatisme dan menganggap pilihannya satu-satunya yang paling benar, ada pula yang menganggap semuanya benar sehingga kebingungan dan tidak berbuat apa-apa kecuali menonton sejarah.
Menghadapi simpang siur pendapat dan cara berjuang itu umat bisa dibagi dalam 3 golongan :
1) Golongan yang terlalu toleran dan lepas tangan dari upaya pembenahan hal-hal yg esensial dan asasi. Padahal keadaan kaum muslimin tidak akan membaik kecuali dengan hal-hal tsb.
2) Golongan yang kehilangan kata toleransi. Mereka pura-pura tidak tahu bahwa di kalangan para sahabat Rasulullah pun pernah terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa masalah, tetapi mereka tetap menjaga kemurnian akidah.
3) Golongan yang berada diantara kedua golongan di atas. Tidak toleran terhadap penyimpangan yang wajib diingkari, tetapi pada saat yang sama memaklumi perbedaan hasil ijtihad. Menasihati secara santun, memberikan hak-hak pada yang patut menerimanya dan bersikap adil dalam menilai segala sesuatu. Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan ini.
Agar kita bisa termasuk pada golongan ke-3, ada beberapa kaidah dalam bersikap dan memberikan penilaian terhadap golongan lain yang selayaknya kita amalkan sebagai seorang muslim.
1. Takut kepada Allah ketika membicarakan orang lain
Allah mengharamkan ghibah (menggunjing) :
"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagaian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya"
(Al-Hujuraat: 12)
Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Tahukah kamu sekalian apa kah ghibah itu?"
Membicarakan orang lain termasuk baik dan jeleknya dibolehkan untuk keadaan-keadaan khusus, seperti biografi perawi hadith, dll.
Ulama pendahulu kita sangat menjauhi ghibah dan mereka ketakutan terhadapnya.
Al-Bukhary : "Aku berharap dapat bertemu Allah dan Dia tidak menghisabku karena telah mengghibah seseorang."
Padahal Bukhari memberi komentar thd seseorang dalam rangka periwayatan hadith. Dan beliau termasuk yang sangat sopan dalam memberi penilaian, bila dia berkata :
"Ucapan Fulan masih perlu diamati, ada sesuatu padanya dan lemah".
Berarti itulah tanda bahwa dia tidak menerima perkataan orang tersebut.
Bila orang membicarakan orang lain dengan alasan pembinaan dan perbaikan maka hendaknya sebelum bicara dia melakukan hal berikut :
a. Bertanya pada diri sendiri dengan jujur apakah motifnya? Ikhlas untuk kaum muslimin? Ataukah ada terselip perasaan dengki?
b. Meneliti kembali kondisi saudaranya itu, apakah benar-benar pantas untuk dia bicarakan?
c. Mengingat apakah yg akan dijawabnya di hadapan Allah dihari kiamat bila ia ditanya :
"Wahai hamba-Ku, mengapa kau mengatakan begini dan begitu tentang si Fulan?"
2. Memprioritaskan husnush-zhan kepada sesama muslim
Allah menyuruh kita menjauhi prasangka buruk, Dia berfirman :
"Hai orang2 yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan jangan lah kamu mencari-cari kesalahan orang lain ".
(Al-Hujurat: 12)
Berprasangka baik dan bersikap hati-hati bila ada berita yang memojokkan atau menceritakan keburukan orang lain, apalagi bila orang tersebut adalah ulama atau tokoh panutan umat.
Peristiwa hadithul ifk, berita bohong tentang Aisyah radhiallahu `anha.
"Hai orang2 yg beriman, apabila datang kpdmu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan satu musibah kpd suatu kaum yang tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(Al-Hujurat: 6)
Tidak ikut menyebarkan keburukan/kelemahan orang lain tanpa kepentingan syar`i dan alasan yg jelas.
"Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yg terbesar dalam penyebaran berita bohong itu , baginya azab yang besar"
(An-Nur:11)
Sabda Rasululllah sallallahu alaihi wasallam :
"Sudah cukup seseorang disebut berdusta bila ia mengatakan segala sesuatu yang ia dengar" (HR. Muslim)
Imam Syafii berkata, "Carikan 70 uzur buat saudaramu bila dia berbuat suatu kesalahan"
3. Ketika membicarakan orang lain, harus dilandasi dengan pengetahuan, keadilan dan objektifitas.
Landasan kaidah ini adalah firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang2 yg selalu menegakkan kebenaran karena Allah, mejadi saksi secara adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahu apa yang kamu kerjakan."
(Al-Maidah:8 )
Menjadi saksi secara adil, tidak menjadikan kesalahan sebagai penghapus kebaikan, menyebutkan kebaikan2 dan hal2 yang dikritik secara adil.
Contoh yang ulama yang adil dalam memberikan penilaian adalah pakar Jarh wa Ta`dil (Kritk dan Pujian), Imam Ad-Dzahaby.
Mengenai Al-Makmun seorang khalifah Abbasiyah yang memunculkan cobaan tentang penciptaan Al-Quran karena mengikuti pendapat Muktazilah bahwa Quran adalah Makhluk sehingga para ulama Ahlussunnah merasa sangat terpukul, Ad-Dzahaby memberikan komentar spt berikut:
"Dia berasal dari keturunan Bani Abbas. Ambisi, pendapat, pikiran dan wibawanya sangat menonjol. Kelembutannya bersinar dan kebaikan-kebaikanny a banyak." (Kitab Sairu Alamin-Nubala)
Terhadap Al-Khayyath Al-Mu`tazily seorang cendekiawan Muktazilah, Ad-Dzhaby berkata :
"Dia pemimpin golongan Muktazilah di Baghdad, kecerdikannya sangat menonjol, mengarang beberapa jilid buku, ilmunya sangat mendalam dan mempunyai pengaruh yang mengagumkan di kalangan orang-orang Muktazilah" (Kitab Sairu Alamin-Nubala)
Demikianlah komentar Ad-Dzahaby terhadap tokoh tokoh yang sudah jelas menyelisihi kebenaran yang dipegang oleh Ad-Dzahaby, tetapi itu tidak membuat beliau lantas mencaci makinya, bahkan masih sempat menyebutkan kebaikan-kebaikanny a. Maka bagaimana kah sikap kita terhadap para ulama yang banyak kebaikannya dan sedikit kesalahannya? Semoga Allah menjadikan kita adil dalam bersikap.
4. Menghormati keutamaan dan memberikan hak-haknya
Ibnu Rajab Al-Hanbaly mengatakan : "Orang yang adil adalah yang memaafkan sedikit kesalahan pada seseorang karena kebaikannya yang banyak" (Al-Qawa`id)
Metode salaf dalam menilai seseorang ialah dengan melihat kebenaran dan kesalahannya secara objektif dan adil. Barangsiapa yang kesalahannya sedikit dan banyak kebenarannya maka dia berada pada golongan orang-orang yang baik. Sebab setiap orang tidak terlepas dari kesalahan.
Tidak mencela saja, juga tidak menyanjung saja.
Sayang sekali banyak orang yang hanya melihat aib orang lain saja,
Asy-Syi`by bersyair :
"Demi Allah jika kamu benar sembilan puluh sembilan kali dan kamu salah satu kali saja, tentu mereka hanya melihat yang satu itu saja"
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling bertakwa di antaramu" (Al-Hujurat: 13)
Ibrah dari ayat ini adalah, kepada orang yang bertakwa secara lahiriah maka kita harus menghormatinya. Kita tidak menilai urusan hati dan hakikat. Wallahualam.
5. Mencintai dan membenci dengan cara yang benar
"Dan (ada pula) org-org lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang."
(At-Taubah:102)
Pada orang islam seringkali berkumpul:
- Hal yang baik sehingga ia dipuji dan dicintai
- Hal yang buruk, dan karenanya ia dibenci.
Untuk orang mukmin yang bersalah (bukan kesalahan fatal), kita tidak membenci secara mutlak (hanya perbuatannya yang salah yang kita benci), tidak kita kafirkan. Tetapi kita juga tidak memujinya.Kita berada diantara Khawarij dan Murjiah yang bersikap berlebih-lebihan dan kasar. Khawarij menghukum setiap pelanggaran dengan kekafiran, sementara murjiah mengatkan pernyataan iman sudah cukup dan perbuatan apaun tidak akan menguranginya. Wa nauduzu billah.
============ ========= ========= ========= ========= ===
syaikhul muqorrobin MITSUI `02
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
La yu'minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi, ma yuhibbu li nafsih
"Tidak akan beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri"(HR. al-Bukhari dan Muslim)
------- Original Message -------
Sender : Fdb_Washing<[EMAIL PROTECTED]>
Date : Oct 02, 2006 13:12
Title : Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
Berarti siraman rohani
dari aa Gym atau Ustad Jefry yang sering disiarin
nggak beres juga...???
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Quality Engineering
Sent: 02 Oktober 2006 11:08
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of Quality Engineering
Sent: 02 Oktober 2006 11:08
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
Bagimana kalau gak usah nonton TV saja....?
Bukankah Mayoritas acaranya nggak beres........
!BODY>----- Original Message -----From: med mesTo: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIPSent: Monday, October 02, 2006 10:43 AM
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
Assalamu'alaikum..
klo disebutkan contoh acara PILDACIL...coba kita memandang dari sudut pandang
anak2...
acara itu mgkn lebih baik ketimbang nonton film2 kartun/sinetron org dewasa atau
main play station,dll...
mengolok2 atau melecehkan, bagaimana ya...? insya Allah tergantung niat yg
melakoni dan yg menyaksikan
SMS..? ga ada paksaan kan? jd terserah kita...yg tau bagaimana hukumnya ya
mustinya tau hrs bagaimana...
wassalam
"Aris Eko" <[EMAIL PROTECTED]> on 10/02/2006 10:15:25 AM
Please respond to Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
<fupm-ejip@usahamulia.net>
To: "Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP" <fupm-ejip@usahamulia.net>
cc: (bcc: med mes/ddi)
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
Dan SMSnya itu lho....JUDI modern-kah?
----- Original Message -----
From: Cucun Wahyudi
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Sent: Monday, October 02, 2006 9:45 AM
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
Assalamu'alaykum,
Bagaimana pula dengan PILDACIL....? coba bandingkan dengan AFI, Indonesian
Idol, Dangdut,... dan Idol-Idol yang lain.. pada hakekatnya sama bukan..?
Bukankah menjadikan ayat-ayat Allah dan sabda Rasul-Nya sebagai bahan
entertaintment adalah salah satu bentuk mengolok-olok..?? melecehkan...?
wasalam
----- Original Message -----
From: "Fdb_Washing" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP" <fupm-ejip@usahamulia.net>
Sent: Friday, September 29, 2006 3:22 PM
Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
> Wa'alaikum salam, wr.wb.
>
> Mungkin kita bisa lihat juga pak...dalam beberapa sinetron islami sekarang
ini,
> Banyak artis yang non islam namun dalam peran sinetron tersebut mereka
seolah-olah
> Orang islam, ada yang melakukan sholat, ada yang mengucapkan kata-kata
sesuai dengan syar'i islam.
> Menurut bapak bagaimana ? apakah islam untuk di lecehkan seperti itu kah...?
>
>
> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of med mes
> Sent: Friday, September 29, 2006 1:37 PM
> To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
> Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] FW: ISLAM TONTONAN
>
>
>
>
> ass.wr.wb.
> sebagian besar isi dr "Islam Tontonan" kami pikir terlalu byk negatif
thinkingnya... dan menggunakan bahasa yg meninggikan emosi... sebagian kecil yg
dibahas memang juga menjadi keprihatinan kami namun sebagian besar kami
berpendapat berbeda Islam bukan tontonan namun masyarakat kita sebagian besar
adalah orang awam butuh cara syi'ar yang mengena dihati dan pikiran tentu tanpa
melecehkan Islam beberapa tayangan di televisi memang sudah terlalu jauh keluar
dari maksud & tujuan namun tidak sedikit juga yang memang bisa digolong kepada
tujuan syi'ar Islam kita tidak bisa menilai niat seseorang untuk menjadikan
ulama,dai', ustadz dsb sebagai mata pencaharian yang tidak pantas... Rasa
gembira seorang da'i yang diterima oleh umat bukan semata-mata berarti dia
bangga, namun kemungkinan besar karena dia bersyukur karena apa yang disampaikan
bisa diterima dan itu berarti lebih mengena dihati dan insya Allah tak hilang
begitu saja apa yang menjadi amanah yang harus dia sampaikan... Da!
> n kalau pun mereka (ulama, da'i, ustadz, dll) menerima imbalan setelah
mereka menyampaikan amanah, itu pun rizqi dari Allah karena waktu dan tenaga
yang mereka sisihkan utk dakwah yang mungkin malah lebih banyak ketimbang
kesempatan mereka untuk bekerja dgn profesi lain dan untuk keluarganya... Jangan
memandang segala sesuatu karena ada nilai uang tapi lebih dari itu lihat niat
baik semuanya hidup sekarang memang tak jauh dari nilai uang tp bukan berarti
jauh dari niat tulus utk syi'ar.. hanya saja masih banyak yang perlu diperbaiki
dalam hal kemasan, hingga tidak memberi kesan bahwa Islam seperti yang tertulis
demikian "ISLAM TONTONAN" dan mudah2an kita bisa adil menilai segala sesuatu,
karena yang benar itu hanya dari Allah dan yang banyak salah adalah kita...amin
>
> Wass.wr.wb.
>
-------------------------------------------------------------------------
-----
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************
Suci Handono Yanto
OMS Division /Purchasing Dept
HP : 0811-96-8242
Offc: 021-8983-7-461/462
******************************************************** Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP ******************************************************** Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA : http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] ********************************************************