Assalamu'alaikum,
Ikhwah fillah, berikut ini ana kirimkan risalah mengenai
Makna Hari Raya Idul Fitri / Adha yang mengupas kesalahan-kesalahan yang sudah
mengakar (kalau boleh disebut begitu) dan penjelasan kebenarannya.
Risalah ini ana nukilkan dari penjelasan dalam ta'lim
Ust. Abdul Hakim bin Amir bin Abdat ( tahun 2004 ).
Penjelsan ini benar-benar ilmiah.
Beberapa konsep pemahaman :
1. Sunnah Nabi SAW yang lama tidak diterapkan akan
terasa "aneh" jika dihidupkan kembali.
2. Kalau sekiranya itu perbuatan benar tentunya para
sahabat Nabi SAW yang sudah lebih dahulu mengerjakan.
3. Pada dasarnya semua ibadah adalah terlarang kecuali
yang diperintahkan dalam sunnah Nabi SAW.
4. Generasi terbaik adalah para sahabat Nabi
SAW, perhatikan bagaimana mereka mengaplikasi sunnah Nabi
SAW.
Wallahu 'alam
Wassalam,
|
|
|
MAKNA IDUL FITHRI /
ADHA
Oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Pada setiap kali menjelang Idul Fithri seperti sekarang ini atau tepat pada hari rayanya, seringkali kita mendengar dari para Khatib (penceramah/muballigh) di mimbar menerangkan, bahwa Idul Fithri itu maknanya -menurut persangkaan mereka- ialah "Kembali kepada Fitrah", Yakni : Kita kembali kepada fitrah kita semula (suci) disebabkan telah terhapusnya dosa-dosa kita. Penjelasan mereka di atas, adalah batil baik ditinjau dari segi lughoh/bahasa ataupun Syara'/Agama. Kesalahan mana dapat kami maklumi -meskipun umat tertipu- karena memang para khatib tersebut (tidak semuanya) tidak punya bagian sama sekali dalam bahasan-bahasan ilmiyah. Oleh karena itu wajiblah bagi kami untuk menjelaskan yang haq dan yang haq itulah yang wajib dituruti Insya Allahu Ta'ala. Kami berkata : Pertama : "Adapun kesalahan mereka menurut lughoh/bahasa, ialah bahwa lafadz Fithru/ Ifthaar" artinya menurut bahasa : Berbuka (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa). Jadi Idul Fithri artinya "Hari Raya berbuka Puasa". Yaitu kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan kita berpuasa. Sedangkan "Fitrah" tulisannya sebagai berikut [Fa-Tho-Ro-] dan [Ta marbuthoh] bukan [Fa-Tho-Ro]". Kedua : "Adapun kesalahan mereka menurut Syara' telah datang hadits yang menerangkan bahwa "Idul Fithri" itu ialah "Hari Raya Kita Kembali Berbuka Puasa". "Artinya :Dari Abi Hurairah (ia berkata) : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. "Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adlha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan kurban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan". [Hadits Shahih. Dikeluarkan oleh Imam-imam : - Tirmidzi No. 693
- Abu Dawud No. 2324
- Ibnu Majah No. 1660
- Ad-Daruquthni 2/163-164
- dan Baihaqy 4/252 dengan beberapa jalan dari Abi
Hurarirah sebagaimana telah saya terangkan semua sanadnya di kitab saya
"Riyadlul Jannah" No. 721. Dan lafadz ini dari riwayat Imam Tirmidzi] Dan dalam salah satu lafadz Imam Daruquthni : "Artinya : Puasa kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berpuasa, dan (Idul) Fithri kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka". Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah : "Artinya : (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adlha pada hari kamu menyembelih hewan". Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud: "Artinya : Dan (Idul) Fithri kamu itu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka, sedangkan (Idul) Adlha ialah pada hari kamu (semuanya) menyembelih hewan". Hadits di atas dengan beberapa lafadznya tegas-tegas menyatakan bahwa Idul Fithri ialah hari raya kita kembali berbuka puasa (tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa). Oleh karena itu disunatkan makan terlebih dahulu pada pagi harinya, sebelum kita pergi ke tanah lapang untuk mendirikan shalat I'ed. Supaya umat mengetahui bahwa Ramadhan telah selesai dan hari ini adalah hari kita berbuka bersama-sama. Itulah arti Idul Fithri artinya ! Demikian pemahaman dan keterangan ahli-ahli ilmu dan tidak ada khilaf diantara mereka. Artinya, bukan "kembali kepada fithrah", karena kalau demikian niscaya terjemahan hadits menjadi : "Al-Fithru/suci itu ialah pada hari kamu bersuci". Tidak ada yang menterjemahkan dan memahami demikian kecuali orang-orang yang benar-benar jahil tentang dalil-dalil Sunnah dan lughoh/bahasa. Adapun makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa puasa itu ialah pada hari kamu semuanya berpuasa, demikian juga Idul Fithri dan Adlha, maksudnya : Waktu puasa kamu, Idul Fithri dan Idul Adha bersama-sama kaum muslimin (berjama'ah), tidak sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok sehingga berpecah belah sesama kaum muslimin seperti kejadian pada tahun ini (1412H/1992M). Imam Tirmidzi mengatakan -dalam menafsirkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas- sebagian ahli ilmu telah menafsirkan hadits ini yang maknanya : "Artinya : Bahwa shaum/puasa dan (Idul) Fithri itu bersama jama'ah dan bersama-sama orang banyak". Semoga kaum muslimin kembali bersatu menjadi satu shaf yang kuat berjalan di atas manhaj dan aqidah Salafush Shalih. Amin![1] [Disalin dari kitab Al-Masaa-il (Masalah-Masalah Agama)- Jilid ke satu, Penulis Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, Terbitan Darul Qolam - Jakarta, Cetakan ke III Th 1423/2002M] _________ Foote Note [1]. Ditulis akhir Ramadlan 1412H/awal April 1992 Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=""> |
******************************************************** Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP ******************************************************** Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA : http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] ********************************************************