Jakarta-RoL--Setiap orang yang melakukan ibadah
Umrah atau apalagi ibadah Haji, mencium hajar aswad merupakan keinginan
yang harus dipenuhi. Demikian pula dengan Drs.KH. Hasan Bisri SH, M.Hum,
keinginan untuk mencium hajar aswad begitu menggelora di hatinya.
Ceritanya ketika dia berangkat menunaikan ibadah haji tahun 1997
dengan memimpin jamaah sekitar 40 orang.
Dalam memimpin jamaah
ini tidak ada masalah, alhamdulillah lancar-lancar saja. Semua jamaahnya
punya keinginan mencium hajar aswad, tapi dia sadar tak mungkin
semuanya bisa terpenuhi keinginannya. Dalam hati Hasan Bisri pun timbul
kesadaran bahwa dirinya pun mempunyai niat untuk mencium hajar aswad. Tapi
karena melihat gelombang jamaah yang melakukan thawaf begitu padat, maka
niatnya pun selalu diurungkan hingga tiga hari baru bisa mencium hajar
aswad.
"Jadi keinginan saya untuk mencium hajar aswad begitu
menggesa-gesa hati. Tapi karena melihat banyaknya manusia yang
melakukan thawaf, saya berfikir ini sesuatu yang tak mungkin dilakukan.
Apalagi saya kurang sehat terutama pada kaki saya yang masih sakit,"
papar Hasan Bisri yang mantan hakim di pengadilan agama ini.
Dengan
kondisi berjubel jamaah yang melakukan thawah, dia hanya bisa menyerahkan
keinginannya itu kepada Allah SWT. Ia pun makin sadar, melihat orang
begitu padatnya kapan bisa nyium hajar aswad. Beski begitu keingin
untuk bisa mencium hajar aswad tak bisa ditepis.
Selama nungguin
kapan dapat mencium hajar aswad, Hasan Bisri mengaku baca shalawat,
tasbih, istighfar, dan minta ampun kepada Allah Swt agar bisa nyium.
Soalnya dia melihat orang yang ingin nyium dengan maksa dilempar
askar mengenai kepala orang. Dirinya nggak mungkin kalau begitu. Ia
hanya pasrah kepada Allah sambil menunggu kesempatan yang
baik.
"Subuh saya tungguin, tidak bisa. Dhuhur saya saya tungguin
ndak bisa, Ashar apalagi, Magrib, sampai Isya besoknya lagi terus
berulang selama tiga hari. Baru setelah tiga hari itu, pada waktu Ashar
saya nunggu saja di depan Ka'bah, kok ada lowong, kosong, maka langsung
saya bawa sandal nyelonong nyium Ka'bah. Saya melihat betul-betul tidak
ada orang, saya langsung nyium Ka'bah sambil mengucap Allahu Akbar, Allahu
Akbar," tuturnya mengenang saat itu.
Selesai mencium hajar aswad
Hasan Bisri melanjutkan berdoa di depan multazam, suasananya pun masih
tenang. Ketika berada di Hijir Ismail masih tenang. Tapi sesaat setelah
itu suasana mulai padat, bangun tidak bisa. Tempat thawaf kembali
tampak dipadati ratusan ribu manusia. Keinginan untuk keluar dari tempat
ini begitu sulit, terhimpit oleh badan-badah yang besar. Tiada celah
yang bisa dilewati, kecuali harus antri. Tetapi anehnya sudah mengikuti
tiga kali putaran thawaf dirinya belum bisa keluar dari pusat
itu.
Hatinya masygul. "Di tengah kebingungan itu tiba-tiba muncul
anak muda, saya dipegang sambil mengucap thariq-thariq thariq, orang
berhenti kemudian saya dibawa ke makom Ibrahim. Selama menunaikan ibadah
haji (saat itu saya berhaji ketiga kalinya) belum pernah yang namanya
bisa shalat sunnah di makom Ibrahim hingga kemudian saya bisa melihat
dari dekat telapak kaki Nabi Ibrahim sambil ditungguin anak muda itu,"
kata Hasan Bisri lagi.
Karena merasa sudah ditolong sama anak muda
itu, maka hatinya punya keinginan untuk membalas budi baik anak
muda tadi. "Dalam hati saya terbersit niat, nanti saya kasih hadiah
anak muda ini. Selesai shalat saya merogoh kantong ingin mengasih
hadiah, tiba-tiba hilang anak muda tersebut, tak ketemu lagi dengan saya.
Kemudian saya berfikir jangan-jangan ini bukan manusia
biasa, jangan-jangan malaikat," ujar Hasan Bisri.
mch/pur |