WAHAI TENTARA KAUM MUSLIM:
TIDAK ADAKAH
DI ANTARA KALIAN SEORANG PUN KSATRIA YANG MEMILIKI KESADARAN, SEHINGGA
MELAKUKAN PEMBELAAN TERHADAP ISLAM, KAUM MUSLIM
SERTA KEMULIAAN DAN
KEHORMATAN MEREKA?
(Buletin al-Islam Edisi 328)
Sejumlah stasiun televisi telah mempublikasikan pemandangan yang nyata
tentang pengepungan Yahudi dengan melepaskan tembakan kepada para wanita
Muslimah di Bait Hanun, sehingga di antara mereka ada yang mereka bunuh dan
lukai. Mereka juga menyerang sejumlah mesjid dan menghancurkannya; pepohonan
mereka tebangi, dan perkampungan mereka satroni. Mereka membunuhi orang-orang
tua renta dan anak-anak… Sementara para penguasa kaum Muslim hanya bisa
menyaksikan pemandangan itu; mereka hitung jumlah orang yang terbunuh dan
terluka, dan memandangnya dengan pandangan yang kabur, berbeda kalau kematian
itu di pihak Yahudi. Padahal, kaum Yahudi itu mengepung kaum Muslimah itu
dengan memberondongkan peluru. Namun, itu tidak menarik sedikitpun perhatian
para penguasa itu; sedikit pun hati mereka tak tergetar. Bahasa verbal
orang-orang seperti mereka pun hanya menjadi alat untuk menyesalkan keluarnya
para wanita itu guna memprotes serangan Yahudi. Justru bukan menyesalkan
pembunuhan Yahudi terhadap para wanita itu!
Wahai Kaum Muslim:
Wahai Tentara Umat Islam:
Masih belum saatnyakah kalian melepaskan diri dari belenggu para penguasa
itu, yang hanya menampilkan kalian sebagai menu yang penuh kehinaan dan
murahan. Padahal, seharusnya mereka menggerakkan kalian untuk berperang di
medan tempur? Bagaimana mungkin tentara-tentara Mesir, Yordania, Suriah, dan
Lebanon terdiam seperti patung di wilayah perbatasan negara-negara mereka
dengan Palestina, padahal mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri
para wanita Muslimah yang diburu oleh kaum Yahudi? Mesir bahkan telah meminta
izin kepada negara Yahudi itu untuk mengirimkan detasemen yang bertugas
menjaga perbatasan wilayah Rafah yang mengikuti wilayah Mesir agar wilayah ini
tidak bisa membantu saudara-saudara mereka, yaitu penduduk Rafah yang
mengikuti wilayah Palestina. Padahal seharusnya para tentara kaum Muslimlah
yang menolong penduduk Palestina melawan kekejaman Yahudi dan kebuasan mereka!
Tidak adakah di antara kalian orang yang begitu merindukan keridhaan Allah
dan surga-Nya? Tidak adakah di antara kalian orang yang ingin mencari
kehormatan di dunia dan kemuliaan di akhirat? Tidak adakah di antara kalian
orang yang mau menjual dirinya untuk memperoleh keridhaan Allah, dan berusaha
mengubah kemungkaran para penguasa itu, sekaligus menolong Allah dan Rasul-Nya
sehingga amalnya dicatat di sisi Allah di lembaran-lembaran yang putih? Tidak
adakah di antara mereka seorang al-Mu'tashim untuk menolong para wanita
Muslimah, yang melindungi mereka dari kekejaman Yahudi?
Wahai Kaum Muslim:
Wahai Tentara Umat Islam:
Sesungguhnya musuh-musuh kalian bukanlah orang-orang yang kuat, kecuali
karena sikap diam kalian dan pengkhianatan para penguasa kalian. Sesungguhnya
Yahudi tidak pernah meraih kemenangan dalam berbagai perang yang sesungguhnya,
bukan dalam perang yang penuh dengan sandiwara. Itulah yang dinyatakan oleh
kitab Rabb kita (al-Quran):
]وَإِنْ
يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأَدْبَارَ ثُمَّ لاَ يُنْصَرُونَ[
Jika memerangi kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke
belakang (kalah), kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (QS.
Ali-imran [3]: 111).
Hadis Rasulullah saw., sebagaimana dikeluarkan oleh Muslim, juga telah
bersaksi:
«لَتُقَاتِلُنَّ
الْيَهُودَ وَلَتَقْتُلُنَّهُمْ»
Kalian benar-benar akan memerangi orang-orang Yahudi dan kalian
benar-benar akan membunuhi mereka. (HR Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan:
«تُقَاتِلُكُمُ
الْيَهُودُ فَتُسَلَّطُونَ عَلَيْهِمْ»
Orang-orang Yahudi benar-benar akan memerangi kalian. Namun, kalian akan
mampu menguasai mereka.
Demikian pula sejumlah fakta peperangan seperti: Brikade al-Quds
pada tahun 1948, ketika sejumlah tentara yang masih memiliki keimanan menolak
untuk menarik diri dari al-Quds hingga mereka tetap bertahan di sana dan
akhirnya menang. Hal yang sama juga terjadi pada Perang al-Karamah
tahun 1968, ketika sebagian tentara kaum Muslim membangkang instruksi penguasa
mereka, kemudian mereka pun terlibat dalam peperangan untuk menolong kelompok
perlawanan di al-Karamah. Kemenangan kemudian diraih, sementara sebagian tank
musuh yang ditinggalkan di belakangnya ditarik. Para pemandunya diikat di
setirnya dengan ikatan yang sangat kuat sehingga mereka tidak bisa berperang.
Hal yang sama juga terjadi pada permulaan Perang tahun 1973, saat tentara
Mesir menyeberangi benteng-benteng Yahudi di tapal batas Ber-Lev;
sementara tentara Suriah melintas di garis batas 48 di Golan, meskipun brikade
Yahudi siaga dengan persenjataan berat. Andai bukan karena pengkhianatan para
Sadat di tapal batas Dafr-Sur, dan sikap hina Hafidz al-Asad terhadap
tentaranya di Golan, karena mematuhi rancangan Amerika agar kedua bisa
terlibat dalam peperangan supaya bisa membuka jalan perundingan di lobi
perjamuan (penyambutan), bukan kemenangan di medang perang. Seandainya bukan
karena semuanya itu, tentu hasil akhir perang tersebut akan berbeda…. Setelah
itu, sejumlah serangan Yahudi pada bulan Juli 2006 berhasil dihadapi oleh
sekelompok orang Mukmin yang melakukan perlawanan, ternyata mampu
menyungkurkan hidung Yahudi ke tanah, padahal mereka memiliki peralatan perang
dan amunusi.
Sesungguhnya Yahudi telah ditimpa kerendahan dan kehinaan. Seandainya
mereka membayangkan ada satu saja negara ---bukan semuanya--- dalam lingkaran
tersebut, di samping itu tentu juga negeri-negeri Islam yang lain; andai saja
negara Yahudi itu membayangkannya, pasti mereka tidak akan berani menyerang
dan kurang ajar kepadanya. Bahkan keberadaan mereka di Palestina pun akan
goyah dan terguncang. Mereka pasti akan mengalami nasib yang sama dengan
orang-orang Yahudi sebelumnya. Rumah-rumah mereka akan dirobohkan oleh
tangan-tangan mereka sendiri dan juga tangan kaum Mukmin. Namun, mereka yang
bernasib mujur, yang berhasil menyelamatkan diri akan meratap dan terusir dari
Palestina.
Sungguh! wahai kaum Muslim, sesungguhnya kekuatan musuh-musuh kalian itu
justru karena kalian bersikap diam dan pengkhianatan para penguasa kalian. Ini
bukan hanya terjadi di Palestina saja, tetapi di setiap negeri kaum Muslim
yang diduduki oleh orang-orang Kafir. Mereka tidak akan berhasil menguasai
suatu negeri, selain karena pengkhianatan para penguasa dan antek-anteknya
serta diamnya kaum Muslim untuk memberikan bantuan dan pertolongan. Kashmir
diduduki oleh orang-orang Hindu, sementara Pakistan diam saja, tidak
memberikan pertolongan. Bahkan Pakistan berusaha semakin menguatkan cekikannya
terhadap sejumlah gerakan orang-orang Kahmir yang bersungguh-sungguh. Chechnya
diduduki Rusia, sementara negara-negara Asia Tengah dan Azerbeijan berdiam
diri, tidak mau membantu mereka. Adapun Afganistan tidak akan mungkin bisa
diduduki oleh Amerika, kecuali karena pengkhianatan dan konspirasi keji dari
penguasa Pakistan. Lalu, mungkinkah Amerika dapat menduduki tanah kaum
Rafidin, seandainya Suriah, Turki, atau Iran bergerak untuk membantu mereka?
Atau seandainya sejumlah negara Teluk yang kecil-kecil itu tidak menjadikan
wilayah-wilayah mereka sebagai pangkalan armada Amerika dan Inggris, sekaligus
menjadi titik tolak serangan?
Wahai Kaum Muslim:
Tentara kaum Muslim adalah anak-anak kalian; panasnya mereka bersumber dari
panahnya kalian. Bagaimana mungkin kalian tidak berangkat menghampiri mereka,
dan bersama-sama mereka untuk mengubah para penguasa yang Ruwaibidhah (bodoh)
itu? Bagaimana mungkin kalian tidak mendorong mereka untuk menyelamatkan
wilayah dan kehormatan kaum Muslim, menjaga kemuliaan dan kesucian kalian?
Sesungguhnya keinginan kuat kalian dan mereka untuk mempertahankan diri mereka
tidak akan pernah menunda sedikit pun ajal mereka. Bahkan puncak dari apa yang
kalian dan mereka peroleh adalah berakhirnya kehidupan, tetapi dalam kehinaan,
kerendahan, ketundukan dan kepasrahan. Sesungguhnya itu adalah kehidupan yang
benar-benar sia-sia seandainya saja kalian dan mereka mengetahuinya.
Sesungguhnya Hizbut Tahrir menyeru kalian, wahai seluruh umat manusia;
menyeru kalian wahai para tentara untuk menyambut jeritan permintaan tolong
para wanita Muslimah, teriakan anak-anak dan keluhan orang-orang tua renta
itu. Sesungguhnya Hizbut Tahrir meminta kalian agar bersegara dan bergerak
menuju medan perang untuk menuntut balas demi mereka, dan kalian segera
menyingkirkan para penguasa dan antek-anteknya yang menghalangi jalan kalian.
Sementara tersingkirnya mereka itu merupakan bentuk taqarrub kepada
Allah yang akan menyelamatkan kalian dari azab Allah pada hari ketika harta
dan anak-anak tidak bermanfaat lagi kecuali orang yang datang dengan hati yang
lurus.
Sesungguhnya Hizbut Tahrir meminta tolong kepada kalian agar kalian berdiri
bersamanya untuk mengembalikan Khilafah ar-Rasyidah. Dengan itu akan muncul
kembali para Khulafa' Rasyidin, para pemimpin pendahulu, al-Mu'tashim,
Sahalahuddin al-Ayyubi, Muhammad al-Fatih… Saat itulah, tak ada seorang Kafir
pun atau orang Zalim pun yang berani menyentuh sedikit pun seorang wanita
dengan perlakuan buruk, dan dia pun akan menang, apalagi mengepungnya dengan
berondongan peluru. Dengan begitu, kalian akan kembali sebagai umat terbaik
yang dilahirkan untuk umat manusia.
]يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ[.
Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya
jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang menghidupkan kalian. (QS
al-Anfal [8]: 24).
13 Syawal 1427H / 4 Nopember 2006 M
HIZBUT TAHRIR
KOMENTAR:
Kapolri Jenderal Pol
Sutanto menyatakan, Polri akan bertindak sebagai tuan rumah yang baik dengan
menyediakan pengamanan yang diperlukan (terkait rencana kunjungan Bush ke
Indonesia bulan November ini, red.). (Hidayatullah.com,
7/11/2006).
Ingat! Bush dan AS adalah gembong kekufuran dan teroris yang berlumuran
darah jutaan kaum Muslim. Betapa hina siapa saja yang memuliakan kedatangannya
ke negeri ini