Gimana gak betah jika punya pengusaha seperti ini ,

dan yang pasti orang yang bertaqwa di tandai dengan kedermawaannya, suka
memberi,  ( berkorban baik dari materi  atau immateri ) dan bukan yang
lain, 

Orang mukmin ada yang dengki, ada yang iri hati, ada yang pendendam dan
sebagainya tetapi jika mukmin dermawan maka semakin dekatlah ia dengan
hidayah karena ia selalu berkorban, bersedekah dan yang lainnya,

Dibawah ini sebuah cerita yang menginngatkan kita akan usaha yang benar2
memperhatikan karyawannya karena orang pengusaha adalah gembala/servant
buat pekerjanya, ini adalah bukti sebuah orang yang dermawan ,

Kadang kadang kita di hadapakan oleh orang2 yang berpikir sepihak
katanya gaji yang memakai UMK, KHL atau semacamnya sudah cukup padahal
jika di cermati para Pekerja kita gajinya hanya bisa buat makan 2 minggu
saja dan gimana buat biaya yang lain ?.......

Buat saudara/i

Yang dipercaya sebagai pemimpin karyawan / buruh / operator / Pekerja
yang meliputi sumber daya manusia ( HR/Manager/Supervisor/supertendent
atau yang lainnya ? tolong perhatikan buruh2 yang bekerja siang dan
malam hanya untuk makan 2 minggu yang lainnya " HUTANG  "

Apakah kita tidak merasakan mereka bekerja hanya untuk kepentingan
pengusaha maka berilah kehidupan yang layak sebagai manusia dalam artian
setelah 2 minggu gaji terakhir mereka, kening mereka tidak berkerut
lagi,

Gak ada salahnya open mind dalam hal gaji yang di berikan ke karyawan
bukan ? dan gak ada salahnya jika pengusaha untung memberikan gaji yang
lebih bukan ?tetapi bukan memberikan alasan PT lagi
DOWN/LESU/RASIONALISASI.

Sekali lagi orang yang mendapatkan hidayah adalah orang orang yang mau
berkorban ( dermawan )

________________________________

From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Anwar Satriyono
Sent: Thursday, January 11, 2007 9:29 AM
To: Milis Saksi (E-mail); EJIP (E-mail 2); Milis t-sakinah (E-mail)
Subject: [ FUPM-EJIP ] FW: [Everyone] Dibalik Kisah Sukses Pemilik
PesonaKhayangan & Pe sona Depok {01}

 

----- Original Message ----- 

From: pti <mailto:[EMAIL PROTECTED]>  

Sent: Friday, January 05, 2007 8:18 AM

Subject: [Everyone] Dibalik Kisah Sukses Pemilik Pesona Khayangan &
Pesona Depok {01}

 

Dibalik Kisah Sukses Pemilik Pesona Khayangan & Pesona Depok 

Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini
berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas
betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.

Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya
lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang,
Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan
kerasnya kehidupan di ibukota.

Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel
dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih
dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan
ibarat roda yang berputar.

Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada di
atas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan
50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu
para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji.
Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai
tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan
dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan
hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat
Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks
perumahan Pesona Depok.

Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang
menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. "Karena mereka
bekerjalah saya mendapat rezeki.", katanya.

Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk
memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu.

"Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri." Katanya.

Prinsip manajemen "Bismillah" itu telah dilakukan ketika mulai berusaha
pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai
petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai
tukang taman, sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15
meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.

Untuk menyiapkan rumah itu secara utuh diperlukan tambahan dana sebesar
10 juta. Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat,
Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melakukan wirid Yasiin,
zikir dan memanjatkan doa agar usaha yang sedang mereka rintis bisa
berhasil.

Mungkin karena usaha itu dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap
juga. Nasib baik memihak Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp 51
juta. Uang hasil penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli
tanah, membangun rumah, dan menjual kembali. Begitu seterusnya, hingga
pada 1992 usaha Fauzi membesar. Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun
yang beliau dirikan, Fauzi mulai membangun 470 unit rumah mewah Pesona
Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit rumah pesona Depok 2.

Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di Depok. Kini
telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan pesona
khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4
masih dalam tahap pematangan tanah.

Harga rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta hingga 600
juta per unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang
dilakukannya sejak awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia
menggelar pengajian akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang
dihadiri seluruh buruh, keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan
pertengahan september lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir. Setiap
orang yang hadir mendapatkan sarung dan 3 stel gamis untuk shalat.
Setelah itu, ketika beranjak pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi
nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana berlangsung
sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada
perbedaan antara bawahan dan atasan.

Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi>
seperti ini.

"Ini semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya." Kata pria yang
sehari-hari berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua
harta itu pemberian Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam
bentuk infak dan shadaqoh kepada yang membutuhkan. Tercatat, beberapa
masjid telah dia bangun dan sejumlah kaum dhuafa dan janda telah
disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, menurut Fauzi ibarat
menanam padi.

"Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan tumbuh. Ini berbeda
kalaukita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh". Kata Fauzi.

Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri.

"Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk
kesejahteraan karyawan dan sosial." Katanya.

Sekitar 60 % keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan
selebihnya dipakai sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp
70 milyar yang digunakan untuk kegiatan sosial.

"Jadi, keuntungan perusahaan ini adalah nol." Kata Fauzi.

 

" Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang
telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati
hidup ini dengan bahagia"

********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

********************************************************

Kirim email ke