http://bintangpapua.com/perkembangan-jaringan-teroris-di-indonesia-pasca-melemahnya-isis-di-suriah/
Perkembangan Jaringan Teroris di Indonesia Pasca Melemahnya ISIS di Suriah
28,September 2016


Kelompok radikal ISIS mulai melemah di Suriah. Wilayah kekuasaaan ISIS  
berkurang di Irak dan Suriah.  Daerah Fallujah  yang sebelumnya dikuasai ISIS 
mulai dapat dikuasai kembali oleh Pemerintah Irak. Basis utama ISIS di Libya 
yang terletak di kota Sirte sudah mulai dapat dikuasai oleh Libya. Serangan 
bertubi-tubi diterima ISIS di beberapa tempat. Di Suriah, ISIS mendapat 
serangan signifikan dari aliansi Kurdi dan Arab. Amerika memberikan tekanan 
cukup kuat kepada ISIS dengan melakukan serangan secara bersamaan di beberapa 
pertahanan ISIS. Tekanan dari banyak pihak ini membuat ISIS semakin tidak 
berdaya.
Sebelumnya ISIS menjadi kelompok radikal yang menarik para simpatisan dari 
seluruh negara termasuk Indonesia. ISIS tidak hanya menjual ideologi, tetapi 
juga mampu membiayai aksi-aksi teror di berbagai negara. ISIS adalah kelompok 
radikal yang kaya. Hal inilah yang menjadi daya tarik kelompok radikal di 
Indonesia untuk berafiliasi dengan ISIS. Dengan berafiliasi kepada ISIS maka 
diharapkan ada kucuran dana bagi aksi-aksi kelompok radikal di Indonesia. Hal 
ini sudah terbukti ada campur tangan ISIS dalam aksi-aksi teror seperti yang 
terjadi di Thamrin dan Mapolresta Solo.

Sumber Dana

Adanya bantuan dana dari ISIS Suriah kepada kelompok radikal di Indonesia tidak 
perlu dikagetkan. Saat ini terdeteksi ada tiga orang Indonesia yang mempunyai 
posisi penting di ISIS Suriah yaitu Bahrun Naim, Banrumsyah, dan Abu Jandal. 
Ketiga orang tersebut yang diduga menjadi pengendali dan penyandang dana bagi 
kelompok radikal di Indonesia yang telah menyatakan setia kepada ISIS. Selain 
tiga orang Indonesia tersebut, laporan intelijen menyebutkan bahwa terdapat 518 
orang dan 48 anak Indonesia di Suriah. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa ada 
hubungan antara ISIS di Suriah dan kelompok radikal di Indonesia.

ISIS dalam kondisi terjepit. Setelah ISIS melemah tentu akan membawa dampak 
bagi kelompok radikal di Indonesia yang diduga mendapat pasokan dana dari ISIS 
di Suriah. Mau tidak mau jika ingin tetap eksis maka kelompok radikal di 
Indonesia harus mencari sumber dana lain, atau jika tidak memperoleh dana maka 
kelompok ini sementara akan “tidur” sambil menunggu kucuran dana. logistik dan 
momentum yang tepat untuk bangkit lagi.

 Bahaya Arus Balik

Dampak lain atas melemahnya ISIS di Suriah adalah bahaya arus balik. Ratusan 
orang Indonesia yang berada di ISIS tentu tidak akan bertahan terus di Suriah. 
Ratusan orang tersebut selama di Suriah sudah memperoleh pengalaman baru, 
ideologi yang lebih kuat. Dalam kondisi yang semakin tidak baik maka jika 
terpaksa harus angkat kaki dari Suriah, pilihan mereka adalah kembali ke 
Indonesia. Kemungkinan lain jika mereka tidak kembali di Indonesia adalah 
membangun sel di Filipina, mengingat ada kedekatan dan hubungan antara kelompok 
radikal Indonesia dengan kelompok radikal di Filipina.

Ratusan orang ini jika kembali ke Indonesia tentu saja akan meneruskan aksi 
mereka. Kelompok arus balik ini harus dicegah sejak dini supaya tidak dapat 
melakukan aksi di Indonesia. Keberadaan mereka di Suriah  yang telah membantu 
kelompok teroris ISIS,  yang telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang di 
Indonesia, harus segera diproses secara hukum. Ketegasan pemerintah ini penting 
untuk memastikan bahwa pemerintah mempunyai sistem deteksi dini dan pencegahan 
dini atas berkembangnya sel / kelompok radikal baru hasil arus balik simpatisan 
ISIS di Suriah yang berasal dari Indonesia.

 Perkembangan Kelompok Radikal

Pasca melemahnya ISIS tentu akan berdampak pada kelompok-kelompok radikal di 
Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS. Kelompok radikal di Indonesia untuk 
sementara waktu akan menjadi sel tidur. Aktivitas mereka sementara waktu akan 
melemah terkait dengan terputusnya aliran dana dari ISIS di Suriah.

Dampak yang lain adalah adanya tambahan “pasukan” bagi kelompok radikal dari 
arus balik simpatisan ISIS di Suriah dari Indonesia. Tambahan pasukan ini 
pelan-pelan akan membangunkan kembali sel tidur kelompok radikal. Dengan adanya 
tambahan tenaga, dan pelan-pelan mulai mencari sumber dana, misalnya dengan 
mencari donatur atau melalui fai (merampas/merampok) maka kelompok radikal di 
Indonesia akan beraksi kembali.

Dalam beberapa waktu ke depan kelompok radikal di Indonesia akan disibukkan 
dengan konsilidasi internal, menjadi sel tidur. Namun setalah ada tambahan 
tenaga (pasukan), menemukan sumber dana, dan adanya momentum yang tepat maka 
kelompok radikal di Indonesia akan kembali beraksi, bahkan diduga bisa lebih 
besar dari aksi sebelumnya.

Melemahnya ISIS di Suriah bukan berarti kelompok radikal di Indonesia turut 
melemah. Kelompok radikal di Indonesia jutsru akan konsilidasi dan menemukan 
bentuk baru yang bisa jadi lebih besar dari sebelumnya. Perlu strategi yang 
tepat untuk menghadapi hal tersebut.

* Stanislaus Riyanta, analis intelijen dan terorisme, alumnus Program 
Pascasarjana S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia. Oleh : 
Stanislaus Riyanta *)

Kirim email ke