Saya baru buka medsos, benakah akan ada kejadian serupa/demo tanggal 25 nop 2016

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Wednesday, November 09, 2016 2:22 PM
To: Yahoo! Inc.; Jaringan Kerja Indonesia; Gelora 45; Sastra Pembebasan; Yahoo! 
Inc.; Yahoo! Inc.; DISKUSI FORUM HLD
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Trs: [nasional-list] Fw: Laporan Intelijen 
Jokowi Meleset



Pada Rabu, 9 November 2016 4:07, "'Chan CT' 
sa...@netvigator.com<mailto:sa...@netvigator.com> [nasional-list]" 
<nasional-l...@yahoogroups.com<mailto:nasional-l...@yahoogroups.com>> menulis:


[Attachment(s)<https://mg.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=3dkhfqu3hqj04#TopText>
 from Chan CT included below]


From: B.DORPI P.
Sent: Wednesday, November 9, 2016 9:38 AM



http://rimanews.com/nasional/keamanan/read/20161109/307748/Laporan-Intelijen-Jokowi-Meleset

09 NOV 2016 05:08
Laporan Intelijen Jokowi Meleset
Reporter Stefanus Yugo
Sumber Rimanews


[http://cdn.rimanews.com/bank/jokowi-budi-gunawan-sby.jpg]
Ilustrasi Presiden Jokowi, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, dan Presiden RI 
ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono

Rimanews - Presiden Joko Widodo mengakui ada kesalahan laporan intelijen 
tentang perkiraan jumlah demonstran pada demo 4 November, Jumat pekan lalu. 
Semula, jumlah yang disampaikan kepadanya, menyebutkan jumlah para demonstran 
sekitar 18 ribu orang, kemudian berkembang menjadi 30 ribu orang. Kenyataannya, 
menurut Jokowi, jumlah demonstran pada aksi 4 November lalu melebihi perkiraan 
laporan intelijen.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi di depan 637 perwira dari Mabes Polri, para 
Kapolda dan Komandan Peleton Polri, di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu 
Kepolisian, Jakarta, Selasa kemarin. Dia berjanji akan mengevaluasi 
langkah-langkah yang telah dilakukan.
Pengakuan Jokowi tentang intelijen itu mengingatkan kejadian sepekan 
sebelumnya, ketika ex presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut, tudingan 
kepadanya berada di balik aksi demo 4 November, sebagai laporan intelijen yang 
salah.
Memberikan pernyataan di rumahnya di Cikeas, Bogor,  2 November 2016, SBY 
meminta agar intelijen pemerintah memberikan laporan akurat dan tidak asal 
menuduh. "Intelijen harus akurat jangan berkembang menjadi intelijen yang 
ngawur dan main tuduh," kata SBY.
Menanggapi pernyataan SBY, Jokowi mengaku tidak memiliki masalah apapun dengan 
pernyataan SBY. Dia menganggap pernyataan SBY sebagai masukan kepada pemerintah 
dan tidak perlu ditanggapi berlebihan.
Menurutnya, informasi intelijen bisa salah dalam memberikan laporan karena 
intelijen juga dikerjakan oleh manusia. Kata Jokowi, namanya manusia 
kadang-kadang bisa benar, bisa enggak benar. Bisa error dan enggak error.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo, SBY sebetulnya telah 
mengetahui informasi yang menuduh dirinya sebagai dalang aksi demo 4 November.  
"SBY itu jenderal bintang empat, mantan Menko Polhukam. Dia punya jaringan 
(intelijen),"
Sehari sebelum memberikan pernyatan di Cikeas, SBY karena itu menemui Menko 
Polhukam Wiranto dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tapi Wiranto dan JK tak 
memercayai laporan intelijen yang menyebut SBY berada di balik aksi demo 4 
November.
"Hari ini terbukti, Jokowi bilang di media, laporan dan informasi intelijennya 
salah. Dari sisi jumlah (demonstran) salah, bagaimana dengan informasi yang 
lain?" kata Roy kepada Rimanews, kemarin.
Laporan intelijen adalah sesuatu yang penting bagi presiden untuk mengambil 
keputusan. Presiden, karena itu, harus hanya menerima laporan dari satu lembaga 
intelijen dengan laporan yang akurat dan kredibel. Marsekal Teddy Rusdy, senior 
intelijen yang dikenal dekat dengan Jenderal L.B. Moerdani pernah menjelaskan 
soal ini dengan latar belakang kerusuhan Malari 1974.
Saat itu ada persaingan antara Jenderal Ali Moertopo dan Jenderal Soemitro. Ali 
saat itu menjabat sebagai Sespri Presiden Soeharto, dan Soemitro menjabat 
sebagai Pangab. Keduanya memberikan laporan berbeda kepada Soeharto.
Ali menganggap Malari sebagai gerakan yang harus diatasi. Soemitro menganggap 
Malari sebagai sesuatu yang normal. Akibatnya, penyebab utama kerusuhan Malari 
tidak terungkap. Menurut Teddy, situasi semacam itu berbahaya bagi presiden 
karena ada dua jenis analisis yang berbeda.
Demo umat Islam 4 November pekan lalu ditujukan untuk mendesak dan menuntut 
pemerintahan Jokowi mempercepat penyelesaian kasus penisataan agama yang diduga 
dilakukan oleh calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Berbicara 
di hadapan warga Kepulauan Seribu, 27 September 2016, Ahok antara lain mengutip 
surat Al Maidah ayat 51.







Kirim email ke