Banyak urusan di negeri ini jadi lucu-lucu di tangan Jokowikarena langkahnya sering menyimpang dari tatanan yang ada bahkan bertentangan dengan kementeriannya sendiri. Catat saja hari ini tiba-tiba dia menjadikan korps baret merah sebagai 'pasukan cadangan'. Kalau Kopassus dijadikan pasukan cadangan, lalu dia jadikan apa Kostrad, yang sejak jaman Bung Karno merupakan satuan cadangan strategis AD? Kelucuan lainnya, Jokowi juga menyebut bisa mengerahkan "pasukan cadangan" ini dalam kedudukannya sebagai panglima tertinggi. Padahal, sejak jaman Bung Karno juga, kewenangan Panglima Tertinggi yang melekat pada seorang presiden hanya berlaku saat negara dalam keadaan perang. Itu pun harus dengan persetujuan Rakyat lewat perwakilannya di DPR. Tidak boleh seenak udelnya. --- ambon@... wrote:Setiap negara yang memiliki tentara atau pasukan cadang akan dikerahkan pada keadaan darurat. Ada apa dibalik pernyataan Jokowi, apakah kekuasaan neo-Mojopahit diganggu oleh anak-anak piara mereka seperti FPI, MMI, MIT, etc untuk mendirikan khalifat?
From: ajeg Di Markas Kopassus, Jokowi Sebut Pasukan Cadangan Bisa Dia Kerahkan Saat Darurat Kamis 10 November 2016 | 11:57 WIB Fabian Januarius KuwadoPresiden Joko Widodo saat diberikan penjelasan mengenai alutsista Kopassus di Markas Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Kamis (10/11/2016). JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan cadangan yang setiap saat dapat digerakkannya jika negara dalam kondisi darurat. "Di sini ada Sandi Yudha, Satuan Komando dan Gultor. Ini merupakan pasukan cadangan yang dalam keadaan emergency, darurat, bisa saya gerakkan," ujar Jokowi usai memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus di Markas Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016). "Sebagai panglima tertinggi, lewat Panglima TNI, (dapat digerakkan) untuk keperluan-keperluan khusus," lanjut dia. Meski demikian, Jokowi membantah bahwa kehadiran serta aktivitasnya itu lantaran negara dalam keadaan darurat. Kehadiran Presiden adalah dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. "Enggak (dalam keadaan darurat). Ini kan Hari Pahlawan. Tadi kan saya bilang 'kalau' (keadaan darurat)," ujar Jokowi. Presiden memberikan pengarahan kepada 1.720 personel Kopassus mulai dari tingkat bintara hingga perwira. Sebelum memberikan pengarahan, Jokowi mendapat penjelasan soal mematikannya alat utama sistem persenjataan milik Kopassus. Usai memberikan pengarahan, Presiden menghampiri satu per satu prajurit untuk bersalaman.Prajurit itu berteriak "komando" saat berjabat tangan dengan Presiden. Penulis : Fabian Januarius KuwadoEditor : Sandro Gatra