Bagusnya kalau apel Nusantara ini dilaksanakan untuk dimerdekakan pulau Jawa sebagai negara berdaulat penuh dan berkekuasaan neo-Mojopahit. Jangan membuan-buang waktu dengan selubung bermacam-macam tipu muslihat. Terpenting ialah pembebasan pulau Jawa menjadi negara merdeka dan berdaulat penuh. Amin!
http://sp.beritasatu.com/home/apel-nusantara-bersatu-tak-boleh-ada-yang-mengklaim-negara-miliknya-sendiri/117627 Apel Nusantara Bersatu, Tak Boleh Ada yang Mengklaim Negara Miliknya Sendiri Kamis, 1 Desember 2016 | 12:15 Pastor Weins Fatlolon, Sekertaris Keuskupan Amboina memberikan orasi kebangsaan di hadapan ribuan simpatisan yang bergabung dalam Apel Nusantara Bersatu, di Lapangan Merdeka, Kota Ambon, Maluku, Rabu (30/11).[Istimewa] Berita Terkait a.. Panglima TNI: Indonesia untuk Semua b.. Pesan Indonesia Bersatu di Perbatasan RI-Papua Nugini c.. Apel Nusantara Bersatu, Gubernur: NKRI Harga Mati Bagi Rakyat Sulsel [KUPANG] Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga terlibat dalam seluruh perjuangan memerdekakan Republik Indonesia. Kemerdekaan merupakan hasil kerja sama dan perjuangan seluruh anak bangsa. Karena itu, tidak boleh ada satu kelompok manapun, mengklaim negara ini sebagai miliknya sendiri. Bangsa ini adalah milik bersama karena diproklamirkan untuk semua. Pernyataan tegas tersebut disampaikan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat menyampaikan Orasi Kebangsaan pada Kegiatan Apel Nusantara Bersatu di Alun-Alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Rabu (30/11) yang dihadiri ribuan orang. “Semangat gotong royong yang menjadi jiwa dasar Pancasila adalah perekat dan budaya bangsa ini. Gotong royong mengandalkan semangat saling menerima dan menghargai satu sama lain. Bergandengan tangan untuk membangun kehidupan yang lebih baik ke depannya,” jelas Frans Lebu Raya mengutip Pidato Bung Karno, 1 Juni 1945 tentang Pancasila. Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH Hashyim Muzadi yang secara khusus hadir pada kesempatan tersebut menegaskan, bahwa kemerdekaan Indonesia dibangun oleh semua agama. Apel Nusantara Bersatu di Jayapura, Papua dipusatkan di halaman kantor Gubernur Dok II Jayapura, Rabu siang, dihadiri puluhan ribu orang dari berbagai elemen masyarakat seperti paguyuban, para tokoh adat, tokoh lintas agama,pelajar, mahasiswa, bahkan para nelayan. Mereka mengenakan pita merah putih di kepala, seluruh warga yang hadir tampak bersuka cita mengikuti setiap tahapan acara. Pada saat itu juga dibacakan petisi dari para tokoh agama Kristen yang tergabung dalam Persatuan Gereja -Gereja di Tanah Papua (PGGP). Petisi yang dibacakan oleh Ketua Klasis GKI Kota Jayapura, Pdt. Willem Itaar itu terdiri dari 10 poin penting. Diantaranya, Tokoh Gereja Papua menolak penyebutan kata “Kafir” bagi mereka. Sebab mereka meyakini semua umat manusia di bumi ini adalah mereka yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Kami Gereja di Tanah Papua menolak dengan tegas istilah “kafir” bagi siapapun yang beragama di bangsa ini, sebab kita semua adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tegasnya. Sementara itu, Apel Nusantara Bersatu di Provinsi Maluku dipusatkan di Lapangan Merdeka, Kota Ambon. Acara tersebut melibatkan sekitar 10.000 simpatisan dari elemen agama dan masyarakat, pelajar dan mahasiswa, serta satuan TNI dan Polri. Dalam aksi tersebut, orasi kebangsaan disampaikan tokoh masyarakat, yakni Pdt. Dr. John Ruhulessin, Prof. Alex Retraubun, dan Dr Abidin Wakanno. Dari tokoh pemuda, orasi kebangsaan disampaikan Ketua KNPI Provinsi Maluku, Boy Latuconsina. Dari unsur pelajar dan Mahasiswa diwakili Eric Saputra Poceratu. Sedangkan dari tokoh agama, orasi kebangsaan disampaikan Pastor Weins Fatlolon, J Jauwerissa dan Pdt Elifas T Maspaitella. Pdt John Ruhulessin menyampaikan, Bhineka tidak bisa dilepaskan dari kesatuan. Karena itu, tidak boleh ada yang menghancurkan kesatuan bangsa Indonesia, sebab oleh kesatuan maka kebhinekaan menjadi indah. Abidin Wakanno mengatakan, Kesatuan masyarakat Maluku yang terjalin dalam adat pela gandong harus diperkokoh karena itu dapat menjadi contoh untuk membangun Indonesia yang satu. Hal senada disampaikan Boy Latuconsina yang menegaskan bahwa nasionalisme orang Maluku tidak bisa diragukan. “Pemuda Maluku sejak dulu sampai saat inni bersatu dan berkorban jiwa raga demi kesatuan NKRI. Seluruh kekayaan Maluku juga dinikmati bangsa Indonesia,” kata Boy. Sedangkan Pastor Weins Fatlolon mengatakan, Maluku harus menjadi pembawa damai bagi Indonesia dan dunia, sebab pesan damai adalah pesan kebangsaan. Di Bengkulu, sebanyak 5.000 orang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk para tokoh lintas agama mengikuti apel Nusantara Bersatu, yang digelar di Gedung Balai Buntar, Kota Bengkulu, Rabu. Acara serupa juga digelar dilaksanakan serentak di 9 kabupaten di Provinsi Bengkulu, karena apel Nusantara Bersatu di Kota Bengkulu disatukan di Gedung Balai Buntar setempat. Dalam apel tersebut, Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti, Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan dan mantan Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah secara bergantian menyampaikan orasi kebangsaan untuk memberikan semangat bahwa NKRI merupakan harga mati bagi warga Indonesia. Komandan Korem 041 Gamas Bengkulu, Kol Inf Andi Muhammad sebagai penyelenggara apel Nusantara Bersatu mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat seluruh komponen bangsa bahwa kebhinekaan, persatuan dan kesatuan sangat penting. Tidak Terprovokasi Di Medan, Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi mengharapkan, masyarakat tidak mudah terprovokasi atas isu yang menyangkut suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). "Kerukunan antarumat harus dapat terjaga dan menjunjung tinggi toleransi dan perbedaan," ujar Erry Nuradi di acara Nusantara Bersatu di Lapangan Benteng Medan, Rabu (30/11). Erry mengatakan, media sosial mempunyai peranan dalam penyebaran informasi yang mempengaruhi SARA. Oleh karena itu, masyarakat diminta jangan terlalu mudah menyebarkan informasi yang bisa memancing konflik itu. Kegiatan Nusantara Bersatu juga dihadiri Panglima Kodam I/BB, Mayjend TNI Lodewyk Pusung, Kapolda Sumatera Utara, Irjend Pol Rycko Amelza dan pemuka agama maupun lainnya. Gubernur Jambi, Zumi Zola mengingatkan seluruh elemen masyarakat dan aparatur pemerintahan di daerahnya agar tidak lengah menghadapi radikalisme dan intoleransi kendati Jambi masih termasuk daerah aman hingga saat ini. Kewaspadaan terhadap aksi-aksi intoleran dari kalangan radikal perlu terus ditingkatkan untuk mempertahankan situasi aman di Jambi. “Sampai saat ini Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang masih aman dari aksi-aksi radikalisme. Namun seluruh elemen masyarakat dan aparatur pemerintah di Jambi tetapi tidak boleh lengah. Kita harus tetap mempertahankan keamanan dan sikap toleransi antaretnis serta umataberagama. Sikap toleran itu penting karena kemungkinan adanya pihak-pihak yang usil untuk memecah belah masyarakat pasti ada,”ujar Zumi Zola seusai Apel Nusantara Bersatu di lapangan Gubernur Jambi, Rabu (30/11). Apel kerukunan masyarakat dan umat beragama itu dihadiri sekitar 2.000 orang dari berbagai elemen masyarakat, TNI, Polri, aparatur pemerintah dan anak-anak sekolah. Di Jawa Timur, ribuan orang berkumpul di Pendapa Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi dalam peringatan Gerakan Nasional Nusantara Bersatu, sebagai wujud apresiasi dan ekskresi (sistem kerja) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu. Kegiatan yang sama yang dikemas dalam doa bersama antarumat beragama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) juga digelar di depan Balai Kota Malang, Kabupaten Lumajang, serta istighotzah yang diikuti ulama dan umat muslim di Kabupaten Jember, Jombang, Sumenep dan Pamekasan, Madura. Dari Jember, ratusan santri Pondok Pesantren Annuriyah, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember menggelar istighotzah dan doa bersama untuk keselamatan bangsa. Doa bersama juga diikuti sejumlah elemen dari organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan organisasi kemasyarakatan Banser dan Gerakan Pemuda Ansor. Apel Nusantara Bersatu sebagai upaya menumbuhkan Kebhinekaan dan mempertahankan NKRI digelar di area Monumen Arek Lancor Pamekasan, Rabu. Apel yang diikuti peserta yang terdiri jajaran Forpimda, FKUB dan ratusan pelajar dari berbagai lembaga pendidikan di Pamekasan. Kegiatan yang juga digelar serentak di seluruh daerah di Indonesia itu, melibatkan sejumlah tokoh masyarakat, termasuk dari PCNU, Ansor dan organisasi lainnya. Di Serang, ribuan warga Banten dari delapan kabupaten/kota yang terdiri atas berbagai elemen sepeti TNI, Polisi, kiai, santri, ulama, pelajar, pemuda, mahasiswa, tokoh lintas agama, ormas dan LSM, memenuhi Alun-alun barat Kota Serang, Rabu pagi. Kedatangan mereka, untuk mengikuti Apel Nusantara Bersatu yang bertujuan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. [ARS/141/143/149/154/155/158/J-9] --- Detta e-postmeddelande har sökts igenom efter virus med antivirusprogram från Avast. https://www.avast.com/antivirus