http://www.panjimas.com/news/2017/01/09/panglima-sparatis-opm-tantang-perang-indonesia-aparat-melintas-akan-ditembak-mati/

Panglima Sparatis OPM Tantang Perang Indonesia, Aparat Melintas akan Ditembak 
Mati
9 Jan 2017



PAPUA (Panjimas.com) – Kelompok Sipil Bersenjata Papua yang menyebut diri 
sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan perang dengan Indonesia. 
Pernyataan itu disampaikan Goliath Tabuni di markas mereka di Kwiyawagi, Papua 
Barat. “Kami nyatakan siap perang dengan militer Indonesia untuk Papua 
merdeka,” kata Goliath Tabuni lewat siaran pers yang diterima GATRA, Minggu, 8 
Januari 2017. Siaran pers itu terima  GATRA.com dari TPNPB atas perintah dari 
Sebby Sambom, juru bicara Organisasi Papua Merdeka.

Goliath Tabuni mengklaim sebagai pimpinan panglima tinggi Komando Nasional, 
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan pangkat Jenderal. Ia 
mengaku memimpin 7 Komando Daerah Pertahanan (KODAP) di wilayah pegunungan 
Papua Barat.

Pernyataan yang disampaikan dalam upacara gabungan 7 KODAP itu, menurut Tabuni 
ditujukan kepada Pemerintah Indonesia, Dunia Internasional, Oranisasi 
Perjuangan Papua Merdeka dan Birokrat Orang Asli Papua di seluruh wilayah Papua 
Barat.



Pada puncak acara tersebut tujuh KODAP telah menyusun strategi perang, 
persatuan komando tujuan revolusi tahapan sesuai intruksi panglima tinggi.

“Kami bukan ras melayu, kami ras Melanesia,” kata Tabuni. Kegiatan ini telah 
dilaksanakan pada 19 Desember 2016 di Markas KODAP Kwiyawagi Papua Barat. 
Ribuan rakyat Papua serta setiap prajurit TPNPB telah hadir dan membuat 
pernyataan.

Tujuh KODAP telah berkomitmen satukan semua kekuatan senjata dan amunisi yang 
dimiliki dari KODAP masing-masing yang telah hadir pada acara itu.  Patok 
wilayah kekuasaan TPNPB juga telah tentukan.

(Baca: Pernyataan Lengkap Panglima OPM Goliath Tabuni)
Aparat militer Indonesia, lanjutnya, dilarang melintas dari Habema, Tinggina, 
dan sekitarnya. Jika kedapatan militer Indonesia melintas wilayah yang telah 
patok, ancam Tabuni, TPNPB tetap akan tembak mati. Hal itu diungkapkan langsung 
oleh seorang Panglima KODAP Kwiyawagi dalam pernyataanya pada acara itu, 19 
Desember 2016.



Pimpinan KODAP yang turut hadir dalam acara ini adalah, Brigjend Militer Murib 
selaku panglima KODAP Sinak bersama Kepala Staf KODAP (KASDAP) bersama 
anggotanya, Pimpinan KODAP Kwiyawagi Brigjend. Biliru Murib, Panglima Daerah 
Kwiyawagi dan Panglima Daerah Ilaga Brigjend Peni Murib, serta komandan operasi 
Lekagak Telenggen selaku Painitia Penyelenggara Kegiatan.

Pernyataan sikap itu dibacakan oleh selaku Panitia Penyelenggara kegiatan 
Lekagak G. Telenggen, di panggung dalam upacara bendera. Akhir dari upacara, 
mereka melakukan rapat rapat pimpinan bersama prajurit dari KODAP itu, menyusun 
strategi bersama untuk melakukan revolusi. [AW/Gatra]
Jan 2017


PAPUA (Panjimas.com) – Kelompok Sipil Bersenjata Papua yang menyebut diri 
sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan perang dengan Indonesia. 
Pernyataan itu disampaikan Goliath Tabuni di markas mereka di Kwiyawagi, Papua 
Barat. “Kami nyatakan siap perang dengan militer Indonesia untuk Papua 
merdeka,” kata Goliath Tabuni lewat siaran pers yang diterima GATRA, Minggu, 8 
Januari 2017. Siaran pers itu terima  GATRA.com dari TPNPB atas perintah dari 
Sebby Sambom, juru bicara Organisasi Papua Merdeka.

Goliath Tabuni mengklaim sebagai pimpinan panglima tinggi Komando Nasional, 
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan pangkat Jenderal. Ia 
mengaku memimpin 7 Komando Daerah Pertahanan (KODAP) di wilayah pegunungan 
Papua Barat.

Pernyataan yang disampaikan dalam upacara gabungan 7 KODAP itu, menurut Tabuni 
ditujukan kepada Pemerintah Indonesia, Dunia Internasional, Oranisasi 
Perjuangan Papua Merdeka dan Birokrat Orang Asli Papua di seluruh wilayah Papua 
Barat.



Pada puncak acara tersebut tujuh KODAP telah menyusun strategi perang, 
persatuan komando tujuan revolusi tahapan sesuai intruksi panglima tinggi.

“Kami bukan ras melayu, kami ras Melanesia,” kata Tabuni. Kegiatan ini telah 
dilaksanakan pada 19 Desember 2016 di Markas KODAP Kwiyawagi Papua Barat. 
Ribuan rakyat Papua serta setiap prajurit TPNPB telah hadir dan membuat 
pernyataan.

Tujuh KODAP telah berkomitmen satukan semua kekuatan senjata dan amunisi yang 
dimiliki dari KODAP masing-masing yang telah hadir pada acara itu.  Patok 
wilayah kekuasaan TPNPB juga telah tentukan.

(Baca: Pernyataan Lengkap Panglima OPM Goliath Tabuni)
Aparat militer Indonesia, lanjutnya, dilarang melintas dari Habema, Tinggina, 
dan sekitarnya. Jika kedapatan militer Indonesia melintas wilayah yang telah 
patok, ancam Tabuni, TPNPB tetap akan tembak mati. Hal itu diungkapkan langsung 
oleh seorang Panglima KODAP Kwiyawagi dalam pernyataanya pada acara itu, 19 
Desember 2016.



Pimpinan KODAP yang turut hadir dalam acara ini adalah, Brigjend Militer Murib 
selaku panglima KODAP Sinak bersama Kepala Staf KODAP (KASDAP) bersama 
anggotanya, Pimpinan KODAP Kwiyawagi Brigjend. Biliru Murib, Panglima Daerah 
Kwiyawagi dan Panglima Daerah Ilaga Brigjend Peni Murib, serta komandan operasi 
Lekagak Telenggen selaku Painitia Penyelenggara Kegiatan.

Pernyataan sikap itu dibacakan oleh selaku Panitia Penyelenggara kegiatan 
Lekagak G. Telenggen, di panggung dalam upacara bendera. Akhir dari upacara, 
mereka melakukan rapat rapat pimpinan bersama prajurit dari KODAP itu, menyusun 
strategi bersama untuk melakukan revolusi. [AW/Gatra]

Kirim email ke