res : Dandim dicopot, tetapi apakah latihan dan kerjasama dengan FPI cs diberhentikan ataukah diteruskan?
http://sp.beritasatu.com/home/dandim-lebak-dicopot-usai-latih-bela-negara-untuk-fpi/117917 Dandim Lebak Dicopot Usai Latih Bela Negara untuk FPI Senin, 9 Januari 2017 | 12:24 Ilustrasi bela negara [istimewa] Berita Terkait a.. Aneh, Kemdagri Baru Mau Pelajari Status Hukum FPI b.. Polisi Kok…Tidak Berdaya Hadapi Sikap Intoleransi Massa Ormas [BANDUNG] Kepala Penerangan Komando Daerah Militer III Siliwangi, Kolonel M. Desi Arianto mengatakan, kegiatan bela negara yang digelar Komando Distrik Militer (Kodim) Lebak, Banten dengan Front Pembela Islam (FPI) menyalahi prosedur. “Dandim tidak melapor dahulu kegiatannya kepada Komandan Korem maupun Panglima Komando Daerah Militer III sebelum kegiatan bela negara,” kata Desi dalam pernyataan tertulisnya Minggu (8/1). Akibat kelalaian itu, Panglima Komando Daerah Militer III Siliwangi sudah mencopot Komandan Distrik Militer Lebak, Banten. “Yang bersangkutan dicopot dari jabatannya dan segera digantikan oleh pejabat yang baru,” kata Desi. Sebelumnya, Komando Distrik Militer Lebak menggelar pelatihan bela negara di salah satu pesantren di Lebak, Banten pada tanggal 5-6 Januari 2017 lalu. Peserta pelatihan itu mencapai 120 orang. “Seluruh kegiatan latihan tersebut bukan latihan militer tetapi latihan bela negara,” ujar Desi sembari menambahkan kegiatan itu dilakukan di dalam dan luar ruangan. Beberapa jenis kegiatan pelatihan bela negara itu dimulai dari pelatihan baris berbaris untuk menanamkan disiplin, ceramah bidang hukum, pemahaman wawasan kebangsaan, pemahaman Undang-Undang Dasar 1945, hingga kegiatan outbond. Informasi mengenai pelatihan ini mencuat usai beredarnya foto kegiatan pelatihan bela negara tersebut di akun Instagram Dewan Pengurus Pusat FPI. Dalam foto itu terlihat anggota FPI tengah menyeberangi tali yang dibentangkan di atas air serta menaiki tangga tambang. Ada juga foto anggota TNI yang menyematkan sesuatu pada peserta pelatihan. Langkah Tepat Terkait hal ini, Ketua Setara Institute Hendardi menilai pencopotan Dandim Lebak oleh Pangdam III Siliwangi, Mayjen M. Herindra merupakan langkah dan kebijakan tepat atas tindakan indisipliner menyelenggarakan kegiatan bela negara untuk FPI. "Langkah ini diharapkan memberi pembelajaran bagi satuan-satuan lain di TNI untuk tidak 'berpolitik' di tengah ancaman atas kemajemukan dan kontroversi FPI," ujar Hendardi di Jakarta, Senin (9/1). Meskipun langkah ini positif, kata Hendardi sulit dipahami ada tindakan satuan TNI yang tidak diketahui atasannya. Pasalnya, TNI adalah organisasi dengan garis komando dan terstruktur paling solid di republik ini. "Tindakan di luar kendali atasan, biasanya menggambarkan ada masalah di tubuh TNI," tandas dia. Hendardi beranggapan, bahwa tindakan pencopotan Dandim Lebak belumlah cukup untuk memastikan TNI secara institusional mampu menjaga jarak dengan kelompok-kelompok intoleran yang destruktif pada kebhinnekaan Indonesia dan justru mengancam NKRI. Langkah Pangdam III Siliwangi, kata dia mesti diadopsi menjadi kebijakan institusi TNI. "Pasalnya demokrasi dan kebangsaan kita membutuhkan TNI yang disiplin, tertib, bukan TNI yang suka 'bermain-main' yang berpotensi merusak demokrasi," tegasnya. Lebih lanjut, dia mengatakan kunci utama mendisiplinkan TNI ada pada tangan Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi. Dalam situasi semacam ini, Jokowi tidak perlu bertaruh dengan tindakan-tindakan TNI yang justru kontraproduktif dengan agenda kepresidenan, meskipun tampak kecil di permukaan. "Langkah terdekat, Jokowi mesti melakukan evaluasi dan meminta pertanggungjawaban komprehensif atas program bela negara yang hampir 2 tahun dijalankan oleh Kemenhan RI dan TNI, yang dibiayai dengan uang negara, pajak rakyat, tapi belum tampak ada output yang jelas," imbuh dia. [YUS/153]