Memerangi kaum teroris secara tuntas hanya bisa berhasil bila disertai 
memerangi ideologinya, ideologi terorisme, yg benihnya antara lain tumbuh 
dari gerakan Islam ekstremis garis keras.
 
Maka, saya kira tidak ada salahnya langkah pihak pemerintah Jokowi akan 
membangun Universitas, yg dimaksudkan untuk menghadapi gerakan Islam 
ekstremis, demi terjaganya kerukunan kehidupan masyarakat Indonesia yg 
bersemangatkan Bhineka Tunggal Ika. Syaratnya, tenaga pengajarnya harus 
dipilih dari mereka yg memiliki rekam jejak yg bisa diandalkan dibidangnya. 
Perlu dibuat curiculum dengan disertai bahan-bahan literatur berkwalitas 
internasional, yg memadai tuntutan jaman, sehingga bisa dijadikan pedoman 
bagi Universitas negeri lainnya, yg sudah tersebar diseluruh pelosok 
negeri.
Karena yg dipelajari adalah ttg  Islam yang pro thd paham Demokrasi, maka 
mata pelajarannnya juga harus luas, tidak hanya ttg agama Islam, tetapi 
juga ttg toleransi antara agama yg mencakup ttg prinsip demokrasi,
ttg nilai-nilai dasar yg termuat dalam Konstitusi.
 
Langkah antisipasi dibidang ideologi bisa berhasil bila didukung oleh 
mayoritas rakyat kecil. Dan rakyat akan mendukung langkah pemerintah, bila 
tingkat kehidupan ekonomi rakyat menjadi lebih baik dan bukan malah 
sebaliknya yg sering terjadi selama ini.
 
Menanggapi ulah kelompok Islam ekstremis garis keras yg sedang bikin ribut 
sekarang ini, ada baiknya mencermati buku penting berikut ini  (- bisa 
diakses di internet di Link terlampir) :
 
Judul buku:
"Ilusi Negara Islam"
Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia
Editor: KH Abdurrachman Wahid
Prolog: Prof. DR. Ahmad Syafii Maarif
Epilog: KH.A. Mustofa Bisri
 
Klik: http://www.libforall.org/pdfs/ilusi-negara-islam.pdf

Cetakan I: April 2009
Diterbitkan atas kerjasama Gerakan Bhinneka Tunggal Ika,
the Wahid Institute, dan Maarif Institute
 
 
Salam,
Arif.H.
 
-------------------------
 
 
 
-----Original-Nachricht-----
Betreff: Re: [GELORA45] Univerrsitas Islam Nusantara
Datum: 2017-01-07T08:43:15+0100
Von: "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
An: "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>, "Jonathan Goeij" 
<jonathango...@yahoo.com>
 
 
 


Iyaa, ... dari sini bisa dilihat jelas, dibalik FPI itu ada kekuatan yang 
luar biasa, dan pemerintah yang berkuasa harus lebih tegas menindak! Jangan 
dibiarkan FPI bergerak semena-mena bahkan menjadi penyakit kanker yg akan 
mematikan siapapun yang berkuasa dan menentang FPI, ...!
 
 
From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Sent: Friday, January 6, 2017 11:55 PM
To: Yahoogroups
Subject: Re: [GELORA45] Univerrsitas Islam Nusantara
 
 
 
 
Menurut Habib Selon dari FPI bahkan presiden sekalipun tidak bisa 
membubarkan, sebagai contoh beliau mengatakan dibawah:
 
Habib Salim Alatas atau yang akrab disapa Habib Selon mengingatkan bahwa 
ketika Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mau membubarkan FPI tidak bisa. 
“Waktu zaman Gus Dur dia enggak bisa membubarkan FPI, malah dia yang 
dibubarkan,” ujar Habib Selon menekankan.
<http://www.cnnindonesia.com/politik/20141110162859-32-10621/habib-selon-tak-ada-yang-bisa-bubarkan-fpi/>
 
Kita tahu Presiden Gus Dur tempo hari memang "dibubarkan", kelihatannya FPI 
mengambil kredit seakan mereka yg membubarkan. Saat ini Gubernur Ahok yang 
sudah 2 tahun-an berusaha membubarkan FPI malah terancam akan "dibubarkan" 
FPI juga.
 
---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

Lho, bukankah setiap organisasi massa harus terdaftar! Kalau tidak 
terdaftar dan melakukan kegiatan-kegiatan bikin rusuh sudah sekian lamanya, 
kenapa aparat kemanan tidak berani ambil tindakan tegas? Cekal dan seret 
kedepan pengadilan pentolan-pentolan yang harus bertanggungjawab itu. 
Disinilah KESALAHAN SBY, yang sengaja membiarkan bahkan memberi kemudahan 
mengembangkan Isalam radikalis itu berkembang lebih cepat dan lebih kuat, 
... membiarkan kantor-pusat FPI dan sampai kedaerah-daerah di Nusantara 
ini.
 
 
 
From: jonathangoeij@... [GELORA45]
Sent: Friday, January 6, 2017 3:27 PM
To: SADAR@...
Subject: Re: Trs: [GELORA45] Univerrsitas Islam Nusantara
 
 
Sudah bung Chan, Ahok pernah mencoba membubarkan FPI:
 
Buat Sejarah, Ahok Gubernur Pertama yang Buat Surat Pembubaran FPI
<http://news.metrotvnews.com/read/2014/11/10/316715/buat-sejarah-ahok-gubernur-pertama-yang-buat-surat-pembubaran-fpi>
cuman masalahnya FPI itu belum terdaftar sebagai ormas di kemendagri, jadi 
gimana mau membubarkan lha wong tidak terdaftar. jadi jelasnya organisasi 
tanpa bentuk. lucu bin aneh yg namanya pemerintah keok tak berdaya 
membubarkan organisasi bayangan.
 
Dipo menjelaskan, secara organisasi, FPI merupakan forum yang dibuka bagi 
umat Islam. Menurut Dipo, FPI hanya komunitas. "Organisasinya itu hanya 
forum, belum terdaftar sebagai ormas, itu hanya forum kumpul-kumpul. Tetapi 
siapapun yang melakukan main hakim sendiri, melanggar hukum, silakan 
dihukum. Yang saya dengar yang jelas FPI belum terdaftar sebagai ormas di 
Kesbangpol," ujar Dipo.
<https://www.merdeka.com/peristiwa/4-alasan-pemerintah-sulit-bubarkan-fpi/fpi-tak-bisa-dibekukan.html>


---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

Bagaimana bisa dikatakan mencegah perkembangan Islam radikalis macam FPI 
ini, kalau kenyataan selama SBY berkuasa 10 tahun terakhir ini justru yang 
diberi angin dan didukung untuk DIKEMBANGKAN, ...! Jadi, masalahnya BUKAN 
pada mendirikan Univ. Islam yang lebih PENTING Pemerintah bisa dan berani 
BERTINDAK TEGAS terhadap sikap-sikap radikal yang beringas dan MERUSAK 
keharmonisan hidup majemuk dalam masyarakat dari kelompok FPI, MUI itu, ... 
syukur bisa dibubarkan saja!
 
Salam-damai,
ChanCT
 
From: Chalik Hamid chalik.hamid@... [GELORA45]
Sent: Friday, January 6, 2017 1:43 PM
To: Yahoo! Inc. ; Jaringan Kerja Indonesia ; Gelora 45 ; Sastra Pembebasan 
; Yahoo! Inc. ; Yahoo! Inc. ; DISKUSI FORUM HLD
Subject: Trs: [GELORA45] Univerrsitas Islam Nusantara
 


Di berbagai kota di Indonesia sudah bertebaran Universitas yang menyebarkan 
ajaran Islam. Namun belum berhasil mencegah perbuatan jahat FPI dan MUI. 
Kiranya tak perlu mendirikan Universita Islam Nusantara. Jika memang ada 
ajaran Islam Nusantara, ya silahkan salurkan melalui UIN-UIN yang sudah 
ada. Atau mendidik ushtad-ushtad progresif yang berani menyebarkan ajaran 
membela NKRI melawan ajaran jahat FPI dan MUI. Ushtad-Ushtad progresif ini 
ditugaskan melantunkan ajarannya lewat TV-TV, sosial media, pesantren, 
sekolah negeri dan lembaga negara lainnya.


Pada Jumat, 6 Januari 2017 2:15, "'Sunny' ambon@... [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> menulis:


 
 
Di seluruh pelosok sudah ada Universisitas Islam Negara (UIN), Apakah tidak 
cukup dengan mereka dan oleh karena itu mau ditambah universitas baru 
dengan nama Nusantara? Selain UIN  ada juga universitas yang dimiliki oleh 
partai-partai agama.
 
From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 6, 2017 1:05 AM
To: GELORA_In ; Yahoogroups
Subject: [GELORA45] Univerrsitas Islam Nusantara
 
 
 
 
Dear all,
 
Beberapa hari yang lalu saya mendapat sebuah mail dari seorang teman yang 
mengapresiasi langkah Jokowi yang hendak mendirikan sebuah Universitas 
Islam Nusantara di Jkt. dalam rangka menghadapi bahaya gerakan Islam 
radikal ISIS.  Bunyi mail tsb antara lain sbb.:
 
”Menghadapi bahaya dari gerakan Islam radikal ISIS yang akan menghacurkan 
NKRI yang berdasarkan Pancasila,UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, presiden 
Jokowi melakukan pertemuan dengan organisasi-organisasi Islam Indonesia 
yang berperan dalam perjuangan mengusir kolonialis Belanda dari Indonesia 
seperti NU dan Muhammadiyah. Telah disepakati untuk mengembangkan, 
mensosialisasikan sikap dan peranan kaum muslimin Indonesia tentang agama 
Islam yang damai dan toleran, dan anti kekerasan terhadap sesama umat yang 
disebut sebagai Islam Nusantara. Langkah selanjutnya adalah mendirikan 
sebuah Universitas Islam Nusantara di Indonesia dengan dasar ajaran Islam 
Nusantara”.

Tanggapan saya atas langkah Jokowi itu adalah sebagai berikut:
 
Saya tidak yakin langkah Pemerintah Jokowi mendirikan Universitas Islam 
Nusantara akan merupakan langkah yang ampuh untuk menghadang bahaya gerakan 
Islam radikal ISIS.

Alasan saya ialah saya tidak melihat pembagian-pembagian atau 
pengkotakan-pengkotakan yang tegas dalam substansi ajaran Islam. Ajaran 
Islam tidak terbagi atas ajaran Islam radikal, ajaran Islam konservativ, 
ajaran Islam moderat, dsb.

Islam ya Islam. Yang berbeda hanyalah pentrapannya. Ia disebut radikal, 
moderat, dsb, karena terdapatnya perbedaan dalam implementasi hukum-hukum 
Islam diberbagai negara Islam, tepatnya karena terdapatnya berbagai 
tingkat keketatan pelaksanaannya saja, bukan karena terdapatnya 
perbedaan-perbedaan dalam hukum Islam itu sendiri. Umpamanya tentang 
dilaksanakan atau tidak hukum potong tangan bagi pencuri, hukum rajam bagi 
perempuan berzina. Hukum itu ada dalam Islam, cuma pelaksanaannya 
diberbagai negeri tergantung kebijakan penguasa di negeri bersangkutan.

Untuk Indonesia, disebut kaum Islam radikal karena penganutnya menonjolkan 
dan memperjuangkan bagian-bagian yang radikal dalam ajaran itu; dinamakan 
Islam moderat karena penganutnya mengabaikan bagian-bagian yang radikal; 
dinamakan Islam abangan karena bercampur dengan ajaran-ajaran non-Islam.

 

Pentrapannya atau penonjolannya beragam, baik diluar maupun didalam negeri, 
namun ajaran Islam bersumber pada ayat-ayat Al-Quràn dan Hadis yang sama.

Islam bersumber pada 6236 ayat-ayat Al-Quràn dan Hadis, diantaranya 330 
adalah ayat-ayat hukum. Hadis adalah ucapan-ucapan Nabi Muhammad yang 
dituturkan oleh pengikut-pengikutnya dari generasi ke-1 ke generasi ke-2, 
ke-3 dst, dan pada abad ke-2 Hijrah dikumpulkan dan disusun oleh para ahli 
menjadi kumpulan ucapan-ucapan Nabi Muhammad.

 
Perbedaan pandangan yang sering terjadi antara pemuka-pemuka agama Islam 
sendiri tentang banyak soal mengindikasikan bahwa ribuan ayat dan Hadis itu 
juga berisi hal-hal yang kontradiktif satu sama lain. Sebagiannya lagi 
kontroversial atau sudah tak sesuai lagi dengan perkembangan jaman. 
Sedangkan Ayat2 Quràn dan Hadis tidak boleh  direvisi.

Saya tak yakin Pemerintah Jokowi akan mampu atau berwewenang menyusun suatu 
kurikulum tersendiri untuk sebuah Universitas Islam yang dinamakan 
Universitas Islam Nusantara, memilah-milah bagian mana yang mau dimasukkan 
dan bagian mana yang dibuang. Islam ya Islam, terdiri dari 6236 ayat-ayat  
Al- Quràn dan kumpulan ucapan-ucapan Nabi Muhammad yang disebut Hadis. 
Semuanya, termasuk yang kontroversial dan ketinggalan jaman. Umpamanya, 
Islam Nusantara Jokowi tak mungkin bisa membuang atau meniadakan surat 
Al-Maìdah 51 dari kurikulumnya, tak bisa menegasi ucapan Habib Rizieq bhw 
hukum Syariah harus diatas Konstitusi Negara karena hukum Syariah adalah 
hukum Tuhan. Menurut Islam memang demikian.

Menurut hemat saya, mendirikan Universitas Islam Nusantara hanya akan 
membantu:

-         menyediakan infrastruktur bagi mengalirnya gurubesar-gurubesar 
Islam dari Saudi Arabia dan negeri-negeri Timur Tengah lainnya,

-         menambah ruang untuk masuknya para kiay dan Ulama ke lembaga 
negara,

-         usaha ”pemurnian” kaum Islam abangan (puluhan juta orang Jawa) 
menjadi Islam yang bewust, yang murni, yang akhirnya menuntut 
implemetasinya spt di Timur Tengah.

 

Jalan yang paling tepat untuk mencegah Indonesia menjadi Negara Islam ialah 
berusaha memisahkan Negara dari agama. Mengintensifkan sosialisasi apa yang 
sudah mulai dikerjakan yaitu NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhineka 
Tunggal Ika. Fatwa MUI bukanlah hukum positiv. Ormas FPI tidak boleh 
menggantikan peran polisi. Dan sebagainya.

Dalam rangka ini baik saja dilakukan pertemuan-pertemuan dengan 
organisasi-organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah, mencari 
kesepakatan untuk mengembangkan, mensosialisasikan sikap dan peranan kaum 
muslimin Indonesia tentang agama Islam yang damai dan toleran, dan anti 
kekerasan terhadap sesama umat. Tetapi untuk itu tak perlu pula mendirikan 
suatu Universitas Islam Nusantara. Dan dalam usaha mendekati NU dan 
Muhammadiyah tak perlu pula membuka peluang untuk para Ulama dan kiay 
menempati kedudukan istimewa dimata Negara. Dalam rapat paripurna Dewan 
Pembina MUI yang dipimpin oleh Din Syamsuddin jelas sekali tuntutan mereka 
agar MUI menjadi lembaga Negara, kepada siapa Pemerintah diharuskan meminta 
rujukan sebelum mengambil keputusan-keputusan penting.

Mendirikan suatu Universitas Islam (walaupun diberi embel-embel Nusantara) 
dengan biaya APBN adalah salah satu langkah (walaupun kecil) kearah 
melembagakan ormas para Ulama ini.

 


 
 


 



      • ... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
  • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
    • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
      • ... 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]
    • ... 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]
  • ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
      • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
      • ... 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]
        • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
      • ... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]

Kirim email ke