Konon, pada masa itu untuk tetap menggunakan nama pemberian orangtua saja 
orang-orang asal Afrika itu dianggap membangkang terhadap agama para kulit 
putih. Dengan memakai nama pemberian majikan yang bertakwa, barulah mereka 
dianggap sebagai... budak.
Kalau nggak salah filmnya diberi judul "Roots". 

 
 
  --- yskp45@... wrote:
"Kunta-Kinte" adalah nama seorang Budak ,yang memimpin pemberontakan melawan 
tuan Budak diperkebunan Kapok di Alabama.
( sekitar akhir tahun 1960an pernah di Film made in Holywood)
--------------------------------------------
Pada Ming, 8/1/17, jonathangoeij@... menulis:
apa itu "kunta-kinte?"
--- yskp45@... wrote :
Obama bukan "Kunta-Kinte", yang melawan Perbudakan dan Rasialisme, melainkan 
seorang yang mempromosi "Perang Lokal", seperti di Afghanistan, Iraq, Libya, 
Suriah,Ukraina, dll. atau kemungkinan "Perang Besar"antara USA versus Russia, 
seperti provokasiObama-Administration yang terlihat sekarang, baik dengan 
memaksakan Negara-Negara EU untuk membangun Basis MiliterUSA di perbatasan 
Russia, seperti persiapan USA akan meletakan l Divisi Tank dengan 4000 Sedadu 
USA di Polandia dan Issu yang takmasuk diakal Manusia Normal yang mampu 
berfikir, bahwa Russia mempengaruhi jalan Pemilihan Presiden USA,
Kebohongan yang membentuk Opini untuk anti-Russai dan Perang melawan Russia. 
Bahwa hal tsb. akan membahayakan existensi Dunia/Kontinen ini secara 
keseluruhana, buat Obama bukanlah suatu masalah, Obama bukan "Kunta-Kinte" yang 
melawan perbudakan dan Rsialisme di USA. Obama meresiko segala kemungkina 
Konflikt Militer dengan
Russia untuk mempertahankan Merkel/Kanzlerin Deutschland pada kekuasaan Negara 
dan kekuasaan German atas EU yang berarah anti-Russia, seperi Hitler.
Dunia dan Umatmanusia kini berada dalam bahaya yang memungkinkan penghancuran 
Kemanusiaan.
--------------------------------------------
Pada Jum, 6/1/17, jonathangoeij@... menulis:
Data diretas dari Komite Demokrasi Nasional (DNC) dan pemimpin partai di AS 
kepada WikiLeaks atas arahan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, seperti 
dilaporkan Reuters, Jumat (6/1/2017).Menurut para petinggi AS, Kamis 
(5/1/2016), dalam laporan terbaru intelijen AS disebutkan bahwa arahan Putin 
itu disampaikan melalui pihak ketiga....CIA
Amerika Serikat Identifikasi Pejabat Rusia Peretas Data Pemilu AS
 
 Jumat, 6 Januari 2017 10:43AP PhotoLambang CIA. 
 
 POS KUPANG.COM, WASHINGTON DC --
 
 Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat telah mengidentifikasi 
pejabat-pejabat Rusia yang telah meretas dan membocorkan data pemilihan 
Presiden AS. Data diretas dari Komite Demokrasi Nasional (DNC) dan pemimpin 
partai di AS kepada WikiLeaks atas arahan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, 
seperti dilaporkan Reuters, Jumat (6/1/2017).

Menurut para petinggi AS, Kamis (5/1/2016), dalam laporan terbaru intelijen AS 
disebutkan bahwa arahan Putin itu disampaikan melalui pihak 
ketiga.Pejabat-pejabat AS mengatakan, CIA dan mitra lainnya telah menyimpulkan 
bahwa Rusia meningkat usahanya untuk mendiskreditkan proses

 Pemilu
 
 AS demi kemenangan Donald Trump.Penilaian intelijen telah
 disampaikan kepada Presiden Barack Obama, Kamis (5/1/2017), dan akan 
diteruskan kepada Trump, Jumat ini.Trump menolak penilaian
 pihak intelijen yang mencurigai Rusia sebagai pelaku peretasan data-data
 
 Pemilu AS selama masa kampanye untuk melemahkan rivalnya, Hillary 
Clinton."Pada Oktober (2016) tampak jelas bahwa Rusia berusaha membantu 
kampanye Trump," kata seorang pejabat yang dekat dengan intelijen AS.

Dalam beberapa kasus, seorang pejabat mengatakan, data atau materi hasil retas 
mengikuti apa
 yang disebut "jalan memutar" dari badan intelijen militer Rusia (GRU) kepada 
WikiLeaks.Langkah itu merupakan
 sebuah upaya nyata untuk menyulitkan pelacakan soal asal-usul data, praktik 
yang umum digunakan oleh semua badan intelijen, termasuk AS.

Rusia telah menolak tuduhan peretasan tersebut. Trump juga kembali menyampaikan 
keraguannya
 atas dugaan peretasan oleh Rusia.Trump, Rabu (4/1/2016) telah mengirim 
sejumlah pesan di Twitter tentang isu peretasan itu,
 dengan mengatakan "pendiri WikiLeaks Julian Assange mengatakan 'seorang anak 
berusia 14 tahun pun bisa meretas akun
 Podesta.' Mengapa DNC begitu ceroboh? Assange juga mengatakan bukan Rusia yang 
memberinya informasi."Trump juga mengutip Assange ketika mengatakan kepada 
stasiun televisi Fox News bahwa liputan media tentang isu ini "sangat tidak
 jujur.""Ini benar-benar standar ganda.
 
 Media, seperti biasa, meloloskannya," tulis Trump di Twitter.Rincian laporan 
muncul ketika pejabat tinggi intelijen AS, James Clapper, mengatakan pada Kamis 
(5/1/2017) bahwa ia "bahkan lebih tegas" dalam keyakinannya bahwa Rusia 
melancarkan serangan siber kepada
 
 Partai Demokrat selama kampanye Pilres 2016.Terkait dengan skandal dugaan 
peretasan itu, Presiden AS Barack Obama juga telah mengusir 35 diplomat AS 
untuk kembali ke Rusia. Putin mengatakan,
 takkan membalas tindakan Obama itu. (Kompas.Com)

__

  

Reply via email to