Ketika Pemimpin Negara Komunis Terbesar Menjadi Pejuang Liberal
Selasa, 17 Januari 2017 | 19:55 http://www.beritasatu.com/dunia/409820-ketika-pemimpin-negara-komunis-terbesar-menjadi-pejuang-liberal.html World Economic Forum Ketika Pemimpin Negara Komunis Terbesar Menjadi Pejuang Liberal Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara di World Economic Forum di Davos, Swiss pada Selasa 17 Januari 2017 (Bloomberg) Davos - Presiden Tiongkok Xi Jinping membela globalisasi dan melontarkan kritik pedas atas kebijakan proteksionisme yang diusung pemimpin negara-negara barat, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump. "Tidak ada pemenang dalam perang perdagangan (trade war)," kata pemimpin negara komunis terbesar di dunia tersebut dalam World Economic Forum di Davos hari ini. Pidato Xi disambut tepuk tangan oleh para pemimpin perusahaan, kepala negara dan pejabat yang menghadiri WEF. "Globalisasi memang menciptakan masalah baru tetapi hal ini tidak bisa menjadi pembenaran untuk menghindari globalisasi ekonomi. Kita harus tetap berkomitmen menciptakan perdagangan beas dan investasi, mendorong liberalisasi dengan cara membuka diri dan menolak proteksionisme," lanjut Xi yang merupakan pimpinan negara komunis terbesar di dunia. Secara politik, Tiongkok menganut ideologi komunisme tetapi secara ekonomi, negara ini adalah pendukung ekonomi liberal. Pandangan Xi ini bertolak belakang dengan Trump yang mendorong kebijakan nasionalisme di Amerika Serikat. Xi juga mengatakan bahwa negara-negara sebaiknya tidak mengutamakan kepentingan sendiri di atas kerugian negara lain. Trump sempat mengatakan akan menaikkan tarif impor dari Tiongkok hingga 45 persen. Trump sendiri tidak mengirim delegasi ke WEF. Trump akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari nanti. Kebijakan Trump mengutamakan kepentingan ekonomi Amerika bahkan di atas perdagangan bebas. "Rencana kami adalah mengutamakan Amerika. Amerikanisme, bukan globalisme akan menjadi kredo kami," kata Trump saat dinominasikan sebagai capres oleh Partai Republik tahun lalu. Selain Xi, PM Inggris Theresa May juga dijadwalkan untuk memberikan pidato terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).