Ngaji Kebangsaan PDIP Untuk Perkuat Nasionalisme 
http://politik.rmol.co/read/2017/01/22/277539/Ngaji-Kebangsaan-PDIP-Untuk-Perkuat-Nasionalisme-
 POLITIK  MINGGU, 22 JANUARI 2017 , 07:27:00 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL 
HADI


 http://rmol.co/images/berita/normal/382531_07285922012017_PDIP.jpg 
Ilustrasi/Net

 
 RMOL. PDI Perjuangan menggelar Ngaji Kebangsaan yang diikuti ratusan kader dan 
tokoh masyarakat, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan 
pada Sabtu (21/1) malam.

 Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu dipimpin oleh Ketua Umum Patriot Garuda 
Nusantara (PGN), KH Nuril Arifin Husein atau yang akrab disapa Gus Nuril.

Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi PDIP) Hamka Haq mengatakan, 
kegiatan ini dalam rangka HUT PDIP sekaligus meneguhkan bahwa partai yang 
dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri benar-benar menjadi pelopor utama 
dalam hal kebangsaan.

"Dengan kegiatan ini, kita meneguhkan bahwa pengamalan beragama, pengamalan 
Islam itu secara otomatis memperkuat nasionalisme," kata Hamka Haq, dalam acara 
Ngaji Kebangsaan.

Hadir dalam acara tersebut Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Idham 
Samawi, dan sejumlah fungsionaris DPP PDI Perjuangan.

Menurut Hamka Haq, kegiatan keagamaan seperti ini sangat penting, karena 
belakangan nasionalisme bangsa Indonesia seperti tergerus dan dipertentangkan 
dengan hal-hal keagamaan. 

"Ada yang ingin ganti Pancasila sebagai dasar negara, ada yang mulai teriakkan 
khilafah, ini kan mengarah ke ISIS," tutur salah satu penasihat MUI ini.

Ada juga pelecehan terhadap simbol negara, terhadap Bung Karno sebagai perumus 
Pancasila, pelecehan terhadap bendera Merah Putih. 

"Ini semua adalah upaya yang perlu kita hadapi dengan menguatkan bahwa 
nasionalisme tidak mengurangi kita sebagai muslimm, sebagai umat beragama, baik 
dalam arti politik maupun sprirtualisme," terangnya.

Guru besar Ilmu Tafsir UIN Alaudin Makassar ini melanjutkan, patut disyukuri 
bahwa Indonesia selama merdeka benar-benar menjadi bangsa yang saling 
menghargai dan menegakkan Bhineka Tunggal Ika. Maka dari itu, ketika mulai 
muncul adanya upaya yang merusak keragaman dan kebhinekaan, harus disikapi 
dengan sikap tegas bahwa pengamalan agama tidak menggerus nasionalisme dan 
kebhinekaan. Justru sebaliknya, pengamalan beragama, pengamalan Islam malah 
harus memperkuat nasionalisme sehingga menjadikan perbedaan dan kebhinekaan 
sebagai rahmat Tuhan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin.

"Maka, kita sekarang, kegiatan ini konsolidasi, termasuk kegiatan relegius, 
dengan ngaji kebangsaan. Jadi kita mengamalkan Islam, dalam rangka memperkuat 
nasionalisme. Tidak ada pertentangan, bahkan Islam atau suatu agama akan 
semakin kokoh dengan memperkuat nasionalisme," urainYa.

Sebagai upaya menguatkan nasionalisme dalam pengamalan keagamaan, khususnya 
pengamalan Islam, PDIP ke depan akan rutin menggelar Ngaji Kebangsaan.

"Kegiatan ini bukan sekadar pemanis, tetapi merupakan pelaksanaan program PDI 
Perjuangan tentang keislaman," tukasnya.

Hasto Kristiyanto menyebutkan, acara ini diikuti segenap elemen bangsa yang 
membuktikan ada komitmen dan semangat kuat dalam menjaga kesatuan dan persatuan 
bangsa.

Menurut Gus Nuril, kegiatan seperti ini perlu digalakkan di tengah adanya upaya 
memecah belah rasa kebangsaan dan nasionalisme dalam bingkai Indonesia yang 
Bhineka Tunggal Ika. 

"Penting untuk kembali ke nilai kebangsaan kita, agar jangan ada upaya 
membenturkan agama dengan Pancasila. Jangan dihancurkan sendi kebangsaan, yang 
sudah dikokohkan para pendiri bangsa," tegasnya.

Gus Nuril menekankan, gerakan yang membenturkan Pancasila dengan agama 
tujuannya satu, yaitu memecah belah bangsa.

Untuk itu, dia pun meminta agar dalam menghadapi ancaman pemecah belah bangsa 
jangan didikotomikan bahwa ini bukan menjadi bagian dari tugas TNI. 

"TNI harus hadir dalam menghadapi ancaman ini. Tidak cukup hanya dibebankan 
kepada Polri. Kita harus satu padu, dalam menghadapi ancaman ini. Kita tidak 
bisa mentolerir tindakan carut marut ini, dimana semua orang yang beda paham 
dikafirkan. Ini sama sekali tidak layak dibiarkan di Indonesia," tandasnya.[wid]

 

 

  • [GELORA45] Ngaji Kebangsa... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke