Pada Selasa, 24 Januari 2017 4:13, "'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[sastra-pembebasan]" <sastra-pembeba...@yahoogroups.com> menulis:
 

     Pertumbuhan tidak Kurangi KemiskinanPenulis: Sri Mulyani Indrawati Menteri 
KeuanganJum'at, 20 January 2017 00:20 
WIBhttp://mediaindonesia.com/news/read/88433/pertumbuhan-tidak-kurangi-kemiskinan/2017-01-20
 ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya SAYA melihat di seluruh dunia banyak negara 
yang mengalami ketimpangan pesat dari mulai 0,35% sampai mendekati 0,5%. Bahkan 
di Amerika Latin sampai 0,7%. Artinya betul-betul cuma segelintir orang yang 
merasakan kesejahteraan. Brasil dikatakan sukses karena Presiden Lula 
mengoreksi dari 0,7% jadi 0,6%. Itu dalam satu dekade menjadi presiden. Satu 
upaya yang luar biasa keras. Indonesia saat mencapai 0,4% alarm berbunyi. Ini 
berbahaya. Komentar datang dari mana-mana, media massa, masyarakat, partai 
politik, hingga stakeholder, dan ini disuarakan. Presiden Jokowi merespons 
dengan berbagai kebijakan karena kita tidak ingin naik lagi. Ini tidak mudah 
karena harus berlanjut dalam jangka menengah. Kalau kita lihat angka 
kemiskinan, yang harus diwaspadai adalah pertumbuhan kita tidak bisa mengurangi 
kemiskinan secara lebih cepat. Intervensinya bukan hanya melalui cash transfer, 
tapi juga memotong tali kemiskinan antargenerasi. Kalau keluarga miskin tidak 
bisa memberikan nutrisi anak mereka sejak di dalam perut sehingga anak tidak 
sehat, tidak punya akses kesehatan, tidak punya akses pendidikan, pasti anak 
mereka akan miskin dan cucu mereka juga demikian. Inilah kemiskinan 
antargenerasi. Inilah yang dipotong dan akhirnya diciptakan kartu pintar, kartu 
kesehatan. Mungkin ini sifatnya terlihat populis, tapi ini kebijakan yang harus 
dilakukan. Dari sisi stabilitas, inflasi dan nilai tukar bisa mengalami 
stabilitas dengan komparasinya di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri secara 
historis dan di luar dengan negara-negara setara kita. Inflasi 2016 ialah yang 
terendah dalam satu dekade terakhir dan nilai tukar kita bisa bertahan atau 
bahkan mengalami apresiasi cukup sedikit di 2016, ketika seluruh dunia 
mengalami pelemahan di saat dolar AS mengalami penguatan luar biasa. Daya 
saingEksternal ekspor dan impor serta cadangan devisa kita relatif comfortable. 
Kalau kita lihat, cadangan devisa di atas US$100 miliar dengan ekspor dan impor 
yang selalu kita buat imbang. Yang paling penting adalah capital inflow atau 
arus modal karena mereka percaya terhadap prospek dan stabilitas ekonomi 
Indonesia. Bagaimana kita melihat tantangan mewujudkan masyarakat yang adil dan 
makmur. Kita lihat dalam konteks hari ini berarti berbicara mengenai konteks 
tentang bagaimana memberantas kemiskinan, bagaimana mengurangi ketimpangan, 
bagaimana membuat masyarakat kita produktif memiliki daya saing. Dari sisi 
institusi karena orang sering lupa bahwa keberhasilan suatu negara maju dia 
tidak hanya berdasarkan hanya dari pembangunan fisik, dia juga membutuhkan 
pembangunan institusi. Institusi harus memiliki tata kelola yang baik, bersih, 
dan efektif. Ada institusi yang bersih, tetapi dia tidak efektif maka tidak 
banyak berguna juga. Dia bagus untuk inspirasi, tetapi tidak mampu untuk 
melayani masyarakat. Jadi, kita perlu institusi yang tata kelolanya baik, 
bersih, tetapi efektif. Ini adalah tantangan pembangunan bagi banyak negara di 
dunia. Saya dalam kapasitas pekerjaan saya sebelumnya melihat banyak negara di 
dunia mengalami apa yang disebut middle income trap. Dia biasanya mampu dari 
negara miskin, yaitu pendapatannya di bawah US$1.000 per kapita menjadi sekitar 
US$3.000-US$3.500. Kemudian dia stuck saja di sana. Lama-lama sampai mendekati 
US$10 ribu-US$11 ribu per kapita, tetapi dia tidak pernah naik menjadi high 
income country. Biasanya ciri-cirinya ialah tata kelola dan institusi yang 
bersih dan efektif sangat tertinggal dari kemajuan ekonominya sehingga waktu 
muncul kelas menengah masyarakat yang menginginkan aspirasi pemerintahan yang 
bersih yang berfungsi dan akuntabel, selalu dikecewakan. Kekecewaan 
terus-menerus, apalagi menjadi penyakit yang sangat sering terjadi, adalah 
munculnya apa yang disebut elite capture. Ada sekelompok elite atau biasanya 
elite di dekat mereka yang sudah menguasai negara tersebut, yang hanya 
terus-menerus memfokuskan policy-nya untuk kebaikan elite itu sendiri, dan itu 
terjadi di banyak negara. Apakah itu namanya menjadi oligarki, atau menjadi 
kronisme, namanya bisa macam-macam. Tetapi Anda bisa lihat dari Afrika hingga 
Timur Tengah, Rusia, Amerika Latin, Asia, banyak negara yang tidak pernah bisa 
lepas dari elite capture itu, biasanya mereka mengalami trap di tengah. Ini 
adalah salah satu pekerjaan rumah yang sangat luar biasa di dalam institusi. 
Makanya kami di Kementerian Keuangan dari 10 tahun lalu hingga sekarang 
berbicara tentang reform. Itu karena saya percaya Indonesia berhak dan harus 
memiliki institusi yang kuat dan bersih serta akuntabel. Tanggung jawab 
kemenkeuKarena berbicara tentang Kementerian Keuangan, menjadikan APBN sebagai 
instrumen yang menjadi tanggung jawab kami. APBN merupakan instrumen 
pembangunan yang luar biasa penting. Di dalam menciptakan tidak hanya 
pertumbuhan, tetapi mendekatkan kita kepada tujuan menyejahterakan masyarakat 
yang adil dan makmur. Seperti sebuah APBN banyak negara, dia terdiri dari 
pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Dari sisi pendapatan negara, kalau kita 
lihat, tren 10 tahun terakhir peningkatan dari sisi revenue atau penerimaan. 
Namun, kalau tadi dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang 
terutama didorong komoditas, Indonesia dalam hal ini, kami belum mampu untuk 
meng-capture-nya dalam bentuk penerimaan pajak yang cukup besar. Ini adalah PR 
yang cukup besar kalau kita lihat dari rasio penerimaan kita mengalami 
penurunan. Ini yang kemudian muncul indikator bahwa Indonesia dianggap sebagai 
negara yang inequality dan bahkan sudah masuk kepada sektor-sektor yang 
dianggap di-capture dan tidak mampu kita pajaki sehingga benefit dari sektor 
tersebut, terutama pertambangan, infrastruktur besar hanya dianggap 
menguntungkan untuk kelompok yang di atas daripada kelompok yang di bawah. 
Kegiatan pertambangan di Indonesia ketika economic boom pada saat komoditas 
tinggi, dia tidak membayar pajak sehingga negara tidak mampu melakukan 
redistribusi. Ini pekerjaan rumah yang luar biasa besar. Kalau sekarang kita 
melakukan tax amnesty karena kita yakin bahwa kita perlu melakukan deklarasi 
dan melihat, melakukan pemetaan terhadap potensi penerimaan negara. Belanja 
negara telah mencapai Rp2.080 triliun dan ini peningkatan yang cukup besar. 
Namun, kalau dilihat dari GDP kita, sebetulnya juga tidak terlalu besar. Jadi, 
kalau kita lihat APBN Indonesia, kita mampu untuk lari atau belanja lebih 
banyak apabila kita mampu mengumpulkan penerimaan yang lebih banyak. * * *   
#yiv6416322396 #yiv6416322396 -- #yiv6416322396ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-mkp #yiv6416322396hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mkp #yiv6416322396ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mkp .yiv6416322396ad 
{padding:0 0;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mkp .yiv6416322396ad p 
{margin:0;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mkp .yiv6416322396ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-sponsor 
#yiv6416322396ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-sponsor #yiv6416322396ygrp-lc #yiv6416322396hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-sponsor #yiv6416322396ygrp-lc .yiv6416322396ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv6416322396 #yiv6416322396actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv6416322396
 #yiv6416322396activity span {font-weight:700;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv6416322396 #yiv6416322396activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv6416322396 #yiv6416322396activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv6416322396 #yiv6416322396activity span 
.yiv6416322396underline {text-decoration:underline;}#yiv6416322396 
.yiv6416322396attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv6416322396 .yiv6416322396attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv6416322396 .yiv6416322396attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv6416322396 .yiv6416322396attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv6416322396 .yiv6416322396attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv6416322396 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv6416322396 .yiv6416322396bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv6416322396 
.yiv6416322396bold a {text-decoration:none;}#yiv6416322396 dd.yiv6416322396last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6416322396 dd.yiv6416322396last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv6416322396 
dd.yiv6416322396last p span.yiv6416322396yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv6416322396 div.yiv6416322396attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv6416322396 div.yiv6416322396attach-table 
{width:400px;}#yiv6416322396 div.yiv6416322396file-title a, #yiv6416322396 
div.yiv6416322396file-title a:active, #yiv6416322396 
div.yiv6416322396file-title a:hover, #yiv6416322396 div.yiv6416322396file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv6416322396 div.yiv6416322396photo-title a, 
#yiv6416322396 div.yiv6416322396photo-title a:active, #yiv6416322396 
div.yiv6416322396photo-title a:hover, #yiv6416322396 
div.yiv6416322396photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv6416322396 
div#yiv6416322396ygrp-mlmsg #yiv6416322396ygrp-msg p a 
span.yiv6416322396yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv6416322396 
.yiv6416322396green {color:#628c2a;}#yiv6416322396 .yiv6416322396MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv6416322396 o {font-size:0;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396photos div {float:left;width:72px;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv6416322396
 #yiv6416322396reco-category {font-size:77%;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396reco-desc {font-size:77%;}#yiv6416322396 .yiv6416322396replbq 
{margin:4px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-mlmsg select, #yiv6416322396 input, #yiv6416322396 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-mlmsg pre, #yiv6416322396 code {font:115% 
monospace;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-mlmsg #yiv6416322396logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-msg 
p#yiv6416322396attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-reco #yiv6416322396reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-sponsor 
#yiv6416322396ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-sponsor #yiv6416322396ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-sponsor #yiv6416322396ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv6416322396 #yiv6416322396ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv6416322396 
#yiv6416322396ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv6416322396 

   

Kirim email ke