Setiap temuan ilmiah / teknologi itu ibarat pisau bermata dua.Manfaatnya selalu diikuti penyimpangan hingga penyalahgunaan.Mulai dari ilmu membaca sampai ilmu politik, seringkali sarat dengan kerepotan soal penyimpangan definisi maupun penyalahgunaan doktrin. Begitu juga teknologi sehari-hari berupa produk farmasi. Selain bermanfaat untuk penyembuhan, dia juga bisa disalahgunakan sebagai narkoba. Atau, teknologi operasi plastik. Semula diniatkan untuk menolong orang yang mengalami luka bakar tapi sekarang lebih laris sebagai kosmetik. Belum lagi teknologi nuklir, yang bisa dimanfaatkan (atau disalahgunakan?) baik sebagai senjata pertahanan maupun untuk ekspansi. Jangan terlalu gampang terbuai dengan kampanye-kampanye resmi yang cuma berbual soal manfaat.
Waktu teknologi xenotransplant dengan organ babi ke tubuh manusia dianggap paling sukses dibanding transplant dengan organ hewan lain, saya "mencurigai" kedekatan unsur babi dan tubuh manusia itulah sebenarnya yang menjadi salahsatu dasar mengapa umat Yahudi, Kristen, dan Islam, mengharamkan menyantap babi. Karena, jangan-jangan menyantap hewan dengan kandungan unsur yang (ternyata) dekat dengan unsur manusia ini sama saja tingkatannya dengan kanibalisme. Karena tidak semua orang mengharamkan kanibalisme, eh.. menyantapbabi, dan rekayasa genetik telah berhasil membuat embrio babi dengan unsur manusia, maka bisa dipastikan babi chimera berunsur manusia tsb juga halal bagi penggemar masakan babi. Nah, sebagai penyedia "sukucadang" bagi manusia, tentu lebih afdol jika sukucadang tersebut sudah berbentuk dan berfungsi layaknya organ manusia. Dengan kata lain, akan lebih tepat jika makhluk chimera yang diproduksi nantinya adalah chimera babi berwujud manusia. Jadi, bukan mustahil chimera manusia-babi kelak bakal dihalalkan juga untuk disantap.Diolah sebagai masakan berkelas. Terbayang, di mata kapitalis, sisa tubuh chimera manusia-babi yang telah diambil "onderdilnya" tentu masih terlalu berharga untuk dibuang begitu saja.Setidaknya, barangkali, masih bisa dibuat bacon. Sudah hukum alam kok, makhluk hidup pasti berasosiasi dengan makanan.Dan, sejauh ini manfaat babi bagi sebagian orang masih lebih dikenal sebagai bahan pangan ketimbang donor "onderdil manusia" yang kemungkinan besarakan dipasangi harga yang aduhai. Artinya, teknologi pembuatan chimera manusia-babi ini memang bukan untuk menolong setiap pasien yang kesulitan mendapat donor organ. --- SADAR@... wrote: Waaah, ... ini bung Ajeg asosiasinya hanya untuk makan saja, ...? Hehehee, ...Padahal jelas penelitian tsb. untuk menemukan jalan keluar menggantikan organ0organ manusia yang RUSAK, ... bisa mencangkokkan ginjal, lever, ... manusia yang bermasalah/gagal fungsi tanpa harus menunggu ada donor yang susuai dengan kondisi pasien tsb. ”Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan jaringan fungsional dan pencangkokkan organ, tapi kami berada jauh dari itu,” Seandainya saja usaha penelitian itu BERHASIL, tentu akan sangat membantu memecahkan masalah pengobatan yang selama ini kesulitan menantikan donor yang cocok dengan pasien yang butuhkan, ... Namun saya sementara ini masih TETAP berpendapat, sebaiknya manusia bisa hidup sehat deengan melaksanakan pola hidup-sehat, para ahli menemukan makanan-makanan manusia yang menyehatkan, bukan sebaliknya! Jadi akan lebih baik lebih mengutamakan PENCEGAHAN jangan sampai jatuh SAKIT, jangan makin banyak orang jatuh SAKIT akibat apa yang dimakan, akibat lingkungan hidup yang merusak kesehatan, ... usaha lebih keras untuk mencegah orang jatuh SAKIT tentu lebih baik ketimbang mengutamakan menemukan pengobatan setelah sakit, ... Salam,ChanCT From: ajeg Konsekuensinya, memakan manusia bakal "dihalalkan" ... - Para Ilmuwan Telah Membuat Manusia Babi Pertama di Dunia MuhaiminJum’at, 27 Januari 2017 - 09:15 WIB Para ilmuwan di Amerika Serikat mengembangkan manusia-babi pertama di dunia. Foto / Nature News CALIFORNIA - Para ilmuwan telah menciptakan manusia-babi hibrida pertama di dunia. Dalam studi inovatif, mereka memasukkan organ tubuh manusia di dalam tubuh hewan. Penelitian mereka diberi nama “chimera” yang dalam mitologi Yunani merupakan binatang lintas-spesies. Embrio babi-manusia mereka ciptakan di Salk Institute for Biological Studies di La Jolla, California, Amerika Serikat. Embrio babi-manusia itu merupakan hibrida pertama yang dibuat dengan menggunakan dua spesies besar yang kaitannya jauh. ”Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan jaringan fungsional dan pencangkokkan organ, tapi kami berada jauh dari itu,” kata Juan Carlos Izpisua Belmonte, yang memimpin proyek penelitian itu. ”Ini merupakan langkah pertama yang penting,” katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Jumat (27/1/2017). Dalam penelitian itu, sel induk manusia disuntikkan ke dalam embrio babi muda, yang kemudian ditempatkan pada sapi pengganti. Dari lebih dari 2.000 embrio, hanya 186 yang berubah menjadi chimera—sebagian besar berwujud babi, dengan unsur-unsur manusia 1 dari 10.000 sel. Setelah 28 hari dari 112 hari usia kehamilan babi, janin babi-manusia diambil. Para ilmuwan mengklaim riset mereka tidak meningkatkan kekhawatiran tentang etika perihal binatang chimeric atau chimera. (mas)