http://regional.kompas.com/read/2017/02/26/10353091/upaya.menteri.susi.tingkatkan.rumah.tangga.nelayan.yang.turun.drastis


   Upaya Menteri Susi Tingkatkan Rumah Tangga


   Nelayan yang Turun Drastis

Minggu, 26 Februari 2017 | 10:35 WIB

 *


 *



 *




 * 
<http://regional.kompas.com/read/2017/02/26/10353091/upaya.menteri.susi.tingkatkan.rumah.tangga.nelayan.yang.turun.drastis#komentar>
 * 
<http://regional.kompas.com/read/2017/02/26/10353091/upaya.menteri.susi.tingkatkan.rumah.tangga.nelayan.yang.turun.drastis#>

15
Shares
KOMPAS.com / Andi Hartik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menandatangani kerjasama dalam pendidikan bahari di acara Wisuda Periode 1 2017 Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (25/2/2017)

*MALANG <http://indeks.kompas.com/tag/MALANG>, KOMPAS.com* — Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti <http://indeks.kompas.com/tag/susi.pudjiastuti> mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk mengembalikan jumlah rumah tangga nelayan di Indonesia yang sempat mengalami penurunan secara drastis.

Ia menyebutkan, jumlah rumah tangga nelayan pada tahun 2003 sebanyak 1,6 juta. Jumlah itu terus menurun hingga pada tahun 2013 hanya tersisa 800.000 rumah tangga nelayan.

Artinya, dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah rumah tangga nelayan Indonesia susut sebanyak 44,9 persen.

Susutnya jumlah rumah tangga nelayan, dikatakan Susi, karena kehidupan sebagai nelayan sudah tidak menjanjikan untuk keberlangsungan hidup. Sebab, ikan-ikan di laut Indonesia mulai habis.

"Karena hidup sebagai nelayan tidak lagi mencukupi untuk menopang hidup. Ikannya makin tidak ada," katanya saat menghadiri wisuda periode 1 2017 Universitas Muhammadiyah <http://indeks.kompas.com/tag/muhammadiyah> Malang, Sabtu (25/2/2017).

Habisnya ikan-ikan di laut, menurut dia, disebabkan oleh banyaknya pencurian oleh kapal-kapal asing. Hal itu diperparah oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2004 yang mengizinkan kapal penangkap ikan asing untuk berlayar di laut Indonesia.

"Pemerintah telah membuat kesalahan besar pada tahun 2004 dengan mengizinkan konsesi penangkapan ikan terhadap kapal asing, dengan hanya mengharuskan mendapat izin dan memasang bendera Indonesia," ujarnya.

Tanpa kontrol yang kuat, kebijakan itu, menurut Susi, hanya akan membuat kapal asing mengeruk habis ikan-ikan di laut Indonesia. Bahkan, selama adanya aturan soal konsesi itu, 115 eksportir Indonesia harus menutup pabriknya. Sebab, ikan-ikan yang telah ditangkap langsung dibawa keluar oleh kapal-kapal asing.

"Kebijakan itu tanpa sebuah kontrol dan /goverment/, melaut setiap hari. Mengeruk hasil dari Indonesia," ujarnya.

Oleh karenanya, melalui kebijakan-kebijakan yang sudah dibuatnya, ia ingin mengembalikan jumlah rumah tangga nelayan Indonesia ke angka 1,6 juta.

"Sekarang (jumlah rumah tangga nelayan) mudah-mudahan sudah naik dari 800.000. (Saya ingin) kembali 1.600.000," katanya.

Untuk mengembalikan jumlah itu, satu-satunya cara, menurut dia, hanya dengan mengembalikan populasi ikan di laut. Sebab, semua bantuan kepada nelayan akan percuma jika ikan di laut tidak ada.

"Karena kalau kita mau memberdayakan nelayan, kasih perahu, kasih alat tangkap. Kalau ikannya tidak ada, mau apa. Mau buat apa. Tidak akan ada artinya pemberdayaan. Yang pertama, ya harus kita jaga bahwa ikan yang ada dulu. Kemudian, kita revitalisasi program-program kenelayanan," katanya.

Penulis         : Kontributor Malang, Andi Hartik
Editor  : Farid Assifa

TAG:

 * nelayan <http://indeks.kompas.com/tag/nelayan>
 * Susi Pudjiastuti <http://indeks.kompas.com/tag/Susi.Pudjiastuti>








Kirim email ke