Bertandang ke Kalijodo dan ruang publik lainnya di Jakarta 
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-39093944 26 Februari 2017

 Kirim http://www.bbc.com/indonesia/majalah-39093944#share-tools


 
 Hak atas fotoDITA ALANGKARA / APImage captionSejak diresmikan 22 Februari 2017 
lalu, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat. 
dikunjungi ratusan anak setiap harinya. Membayar Rp3.000 untuk naik bemo, Rina, 
Anis dan Caca berangkat dari rumah mereka ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak 
(RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat.
 Di sini tujuan mereka hanya satu, bermain.
 "Ada ayunan, perosotan, (arena) skateboard. Pokoknya senang!" celoteh salah 
seorang dari mereka.
 Dekat rumah ketiga gadis itu sebenarnya ada juga RPTRA, tapi kata mereka 
"mainannya nggak seru!"
 Tujuan wisata anak muda: Kalijodo, riwayatmu dulu 
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/02/160229_kalijodo_riwayat 
Upaya Gubernur Ahok menciptakan 'suasana kampung' di Jakarta 
http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2016/02/160205_galeri_kampung_jakarta 
Taman-taman nyaman di Jakarta 
http://www.bbc.com/indonesia/multimedia/2013/11/131106_tamanjakarta_pix RPTRA 
Kalijodo berdiri di atas lokasi bekas kawasan pelacuran. Pemerintah Provinsi 
Jakarta menggusur permukiman ini pada Februari 2016 dan merelokasi sebagian 
dari 3000-an penghuninya ke Rumah Susun Marunda.
 "Saya ke sini mau lihat Kalijodo. Katanya udah bagus. Eh ternyata benar. Dulu 
kalau lewat sini, apalagi kalau malam, ya serem. Sekarang jauh lebih enak. 
Apalagi gratis," kata Ibu Yenni yang berkunjung bersama suami dan anaknya dari 
Muara Karang dengan membonceng motor.
 Pada Sabtu (25/02) sore, sebagaimana dilaporkan wartawan Hilman Hamdoni, 
ribuan orang tumpah di Kalijodo menikmati lapangan futsal, arena bermain anak, 
perosotan, arena skateboard dan sepeda, atau duduk-duduk saja di hamparan 
rumput.
Hak atas fotoREUTERSImage captionRPTRA Kalijodo adalah satu di antara 188 RPTRA 
baru yang dibangun pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Fasilitas publik RPTRA 
Kalijodo adalah satu di antara 188 RPTRA baru yang dibangun pemerintah Provinsi 
DKI Jakarta. Selain sebagai ruang terbuka, fasilitas ini merangkap tempat warga 
bertemu dan melepas penat, sesuatu yang telah digantikan oleh mal-mal dan 
tempat hiburan berbayar lainnya.
 Di RPTRA ada perpustakaan, ruang serba guna, ruang ibu menyusui, lapangan 
olahraga, dan pojok warung yang dikelola ibu-ibu PKK. Pojok ini diniatkan 
sebagai ruang pamer dan niaga untuk produk-produk yang dihasilkan oleh PKK.
 Ada pula kolam gizi seperti yang terdapat di RPTRA Kampung Benda, kawasan 
Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
 "Ini tempat kita melepas bibit ikan lele. Tapi kalau sudah besar tidak boleh 
dimakan. Tapi diolah dan dijual di PKK-Mart," kata Ali Al Zikri, pengelola 
RPTRA Kampung Benda.
 "Waktu itu pernah ada acara ulang tahun. Pesertanya 40 orang. Bisa 
dilaksanakan di sini. Syaratnya nggak boleh merokok dan membuang sampah 
sembarangan. Gratis." kata Ali Al Zikri lagi.
Hak atas fotoHILMAN HAMDONIImage captionRPTRA Kenanga di Kawasan Cideng punya 
jadwal kegiatan yang padat. Setiap RPTRA punya pengelola yang bertugas 
mengadministrasi program-program, berkoordinasi untuk pemeliharaan, dan 
melaporkan aktivitasnya pada dinas terkait. Semua digaji sesuai dengan Standar 
Upah Minimum Provinsi.
 RPTRA Kenanga di kawasan Cideng lebih sibuk lagi. Mereka punya papan besar 
yang berisi tabel kegiatan sebulan penuh. Isinya padat. Di antaranya belajar 
Calistung (Baca-Tulis-Hitung), mengaji, mendongeng, bermain lego, membuat 
kerajinan kain perca, sampai pemeriksaan kanker serviks.
 Dua buah permainan tradisional dihidupkan dan dimainkan secara rutin: 
boy-boyan (beberapa menyebut gebokan) dan congklak. Siapa pun bisa memanfaatkan 
ruang ini untuk berbagi, kata pengelola. RPTRA Kenanga adalah juara pertama 
untuk RPTRA Berkinerja Terbaik.
 Didukung Para Arsitek Dari ratusan RPTRA di Jakarta, beberapa di antaranya 
dirancang oleh arsitek-arsitek kenamaan. Sebut saja Avianti Arman, perempuan 
yang pernah memimpin tim kurator Indonesia di pameran arsitektur internasional 
di Venesia pada 2014.
 "Program ini memberikan tempat kepada orang-orang yang biasa tersingkirkan, 
perempuan, anak, remaja, agar mereka bisa berkegiatan sehari-hari. Ada 
pelatihan, pelayanan kesehatan yang bisa memanfaatkan ruang di RPTRA," kata 
Avianti Armand.
 Avianti juga berperan sebagai koordinator 11 konsultan arsitek yang ikut 
merancang RPTRA, antara lain Aboday, Andramatin, Arkonin, Willis Kusuma, Han 
Awal and Partners, UI Alumni, Studio Tonton, dan Graha Cipta Hadiprana.
 Avianti Armand, kegelisahan sang arsitek 
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2014/09/140903_bincang_avianti_armand
 Soal penggusuran, Ahok diminta ajak warga berdialog 
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160412_indonesia_ahok_penggusuran
 Pembongkaran Kalijodo lancar tanpa perlawanan 
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/02/160229_indonesia_kalijodo_update
 Keterlibatan para arsitek ini disebut Avianti sebagai "kecelakaan sejarah".
Hak atas fotoHILMAN HAMDONIImage captionDari ratusan RPTRA di Jakarta, beberapa 
di antaranya dirancang oleh arsitek-arsitek kenamaan, seperti Avianti Armand. 
Berawal dari niat memberikan rancangan gratis untuk toilet di ruang publik, 
mereka malah diajak untuk mendesain RPTRA, yang saat itu tengah digeber 
pembangunannya.
 Dimulai sejak Juli, para arsitek harus bisa menyelesaikan 123 RPTRA pada akhir 
2016. Semua arsitek yang terlibat mengaku tidak mendapat uang sepeser pun alias 
nol rupiah atas kerja mereka. "Sebuah kerja sprint," kata Avianti kepada 
wartawan Hilman Hamdoni.
 Yori Antar, arsitek yang memimpin pembangunan di RPTRA Kalijodo mengatakan, 
"Bagi kami, klien sejati itu adalah masyarakat. Seperti kata ayah saya (yang 
juga arsitek kenamaan Han Awal), arsitektur Indonesia itu adalah arsitektur 
yang berguna bagi masyarakat. Kalau melihat begitu banyak orang yang bermain 
dan bahagia, itu tentu kebahagiaan buat kami,"
 Dia menegaskan Jakarta masih butuh banyak ruang publik seperti di Kalijodo, 
tempat warga dari aneka latar belakang bertemu. "Makin banyak warga bertemu, 
kota kita makin manusiawi dan makin ramah," tambahnya.
Hak atas fotoHILMAN HAMDONIImage captionCor semen yang menutupi sebagian besar 
lahan RPTRA dikritik pengamat tata kota. Bukan Ruang Terbuka Hijau 
Bagaimanapun, ada pula kritik yang ditujukan pada pembangunan RPTRA.
 Pengamat tata kota, Nirwono Yoga, menyebut RPTRA sejatinya bukan Ruang Terbuka 
Hijau, melainkan wadah sosial. Padahal, menurutnya, Jakarta juga sangat 
memerlukan Ruang Terbuka Hijau.
 "Itu tidak masalah dan malah dibutuhkan. Tetapi dengan komposisi sekarang, 
yang terlihat dari setiap kavling yang dibangun, lebih dari 70% itu diperkeras. 
Yang secara teknis tidak memiliki fungsi seperti RTH yaitu sebagai resapan air 
dan paru-paru kota."
 Arsitek lain mengkritik pembangunan RTPRA Kalijodo yang seharusnya tak 
membolehkan perkerasan apa pun di atas lahannya.
 Menjawab kritik ini, Avianti Armand menyebut, "Klasifikasi RTH ini 
macam-macam. RPTRA Kalijodo sudah dicek dan dimungkinkan dibuat bangunan. Tapak 
bangunannya hanya 144 meter persegi perkerasan hanya di lapangan-lapangan 
olahraga."
 Klasifikasi Kalijodo memang termasuk golongan H-4 yang tidak memperbolehkan 
perkerasan sama sekali. "Tapi ada ketentuan yang lain yang membolehkan dibangun 
yaitu (status) SB (sementara berjangka). Itu nanti dievaluasi lagi. Kalau 
memang sewaktu-waktu harus dibongkar ya bongkar saja," tutupnya.

 

 

  • [GELORA45] Bertandang ke ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke