Pada Minggu, 26 Februari 2017 14:07, "'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[nasional-list]" <nasional-l...@yahoogroups.com> menulis:
 

     
Ahok Melawan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
 16 January 2017 
http://indoprogress.com/2017/01/ahok-melawan-apa-yang-sebenarnya-terjadi/ 
Bonnie Setiawan Harian IndoPROGRESSPrint PDFPILKADA DKI Jakarta saat ini 
memperlihatkan gambaran yang paling baik dari pertentangan yang tak bisa 
didamaikan lagi antara para borjuis (mafia) rente di satu pihak melawan borjuis 
reformis (borjuis nasional) di pihak yang lain. Kini adalah saat-saat penentuan 
dari perseteruan mereka.Tesis saya masih sama sampai sekarang, yaitu politik 
masa kini adalah pertentangan tak terelakkan antara kaum borjuis rente 
(kapitalis birokrat) dengan kaum borjuis nasional. Ini adalah pertentangan 
terakhir untuk menentukan siapa yang harus tunduk pada siapa. Kita tahu bahwa 
kaum kapitalis rente adalah anakronisme sejarah di dalam kapitalisme millennium 
abad 21 sekarang. Kenyataan adanya keberadaan mereka memperlihatkan bahwa 
masyarakat Indonesia masih menyimpan sisa-sisa feodal yang akut. Kapitalisme 
Indonesia masih menyisakan keberadaan kapitalisme primitif yang tak juga mau 
mati-mati dan ingin terus hidup.Kita tahu bahwa kapitalisme rente bisa terus 
hidup dan berkembang karena hubungan sosial produksinya masih dikekang oleh 
keberadaan hubungan-hubungan produksi yang pra-kapitalis. Dalam konteks di 
Indonesia dapat dilihat dari masih rendahnya hubungan industri manufaktur dan 
masih dominannya hubungan produksi perkebunan dan ekstraktif (pertambangan). 
Akibatnya kelas-kelas yang dihasilkannya adalah juga kelas-kelas perkebunan dan 
ekstraktif, yang bukan merupakan borjuis industri. Eksploitasinya berasal dari 
nilai jual komoditas mentah, bukan dari nilai tambah industri.Kelas-kelas 
borjuis perkebunan dan borjuis ekstraktif ini juga kebanyakan berasal dari 
hak-hak istimewa yang diberikan oleh Negara, bukan karena hak usaha kapitalis 
yang berasal dari mekanisme pasar. Kita masih sering dengar bahwa “ledakan 
besar” otonomi daerah di Indonesia menghasilkan Raja-raja kecil, baik yang 
dikenal sebagai dinasti politik ataupun dari kekuatan oligarki partai-partai 
politik. Itulah persis cerminan dari masih kuatnya kekuatan politik sisa-sisa 
feodal di Indonesia. Nama lain yang sekarang umum dipakai adalah kaum 
oligarkis.Kaum oligarkis sisa feodal bertumbuh, dipelihara dan sangat kuat di 
masa Orde Baru. Jenderal Suharto sebagai “Raja Jawa”nya, atau Raja dari 
kekuasaan oligarki tersebut, atau Raja dari para kapitalis rente. Kapitalisme 
rente inilah yang tumbuh subur di masa Orde Baru. Terutama piramida paling atas 
dikuasai oleh Grup Cendana (keluarga Suharto) dan disekitarnya oleh kroni-kroni 
Suharto, yang dulu dikenal sebagai Grup Prasetya Mulya (para konglomerat 
keturunan Tionghoa). Pada masa reformasi, terjadi re-formasi kekuasaan, yaitu 
regenerasi dan reproduksi kaum bisnis baru, menggantikan generasi konglomerat 
lama. Para borjuis rente ini wataknya tidak berubah, yaitu masih bergantung 
pada Negara dan bergantung pada sektor-sektor ekonomi non-industri. Karenanya 
mudah saja dimengerti bahwa industrialisasi di Indonesia tidak pernah serius 
dijalankan, dan hanya menjadi pengekor saja dari industri Jepang, Taiwan, Korea 
dan sekarang Tiongkok.Pada masa Orde Baru ini, “Raja Jawa” Suharto dengan 
keluarga dan kroninya sangat dominan. Bahkan diceritakan menguasai hingga 70 
persen perekonomian nasional. Karena itu dapat dibayangkan, bahwa sulit sekali 
bagi pengusaha nasional yang berada di luar perkronian tersebut untuk bisa 
berkembang. Pengusaha nasional yang bersih dan jujur, atau disebut borjuasi 
nasional inilah yang tidak bisa bergerak dan terus-terusan dirugikan oleh 
praktek KKN yang melanda dan mewabah di semua sektor ekonomi dan bisnis. 
Borjuasi nasional yang terpinggirkan dan kelas menengah profesional inilah yang 
menjadi bagian utama dari gerakan reformasi 1998 dan setelahnya.Ada beberapa 
faksi kapitalis rente di Indonesia selepas kekuasaan Suharto. Pertama, adalah 
konglomerat keturunan Tionghoa generasi kedua; kedua, borjuis rente pribumi 
kroni Suharto; ketiga, borjuis rente militer; dan keempat, borjuis nasional 
reformis. Hanya kaum borjuis nasional reformis yang kadang terikut sistem rente 
bukan karena kemauannya. Secara perlahan kelas borjuis nasional inilah yang 
bisa mulai merangkak naik setelah pasca Suharto, baik lewat otonomi daerah 
maupun lewat reformasi sistem birokrasi dan tata-pemerintahan.Sementara itu di 
tengahnya adalah lautan borjuis kecil atau borjuis menengah, yang siap untuk 
sebuah sistem kapitalisme modern, sebuah reformasi atau pembaruan atas sistem 
kapitalisme rente yang tidak mungkin lagi dipertahankan. Dalam hal ini, 
kapitalisme rente dan kapitalisme modern sedang mengalami keretakan untuk 
akhirnya berhadapan satu sama lain, bertentangan satu sama lain tak 
terdamaikan. Dapat kita katakan, generasi baru borjuis nasional itulah yang 
sekarang direpresentasikan oleh Jokowi dan Ahok, disamping tokoh reformis lain 
yang ada di jajaran kabinet Jokowi, seperti Sri Mulyani (Menkeu), Susi 
Pujiastuti (Men.KKP), Ignasius Jonan (Men.ESDM) dan lainnya. Di level lain, 
adalah para bupati dan walikota generasi baru yang juga sangat reformis, 
seperti Jokowi dan Ahok sendiri, Ridwan Kamil (walikota Bandung), Tri 
Rismaharini (walikota Surabaya), Prof. Nurdin Abdullah (bupati Bantaeng) dan 
lainnya.Karenanya pertentangan antara Ahok dengan para penentangnya saat ini, 
haruslah dibaca dalam konteks pertentangan kelas antara kaum borjuis reformis 
melawan para borjuis rente. Pertentangan ini merupakan pertentangan tingkat 
mikro di Jakarta, yang dengan jelas merepresentasikan pertentangan tingkat 
makro di Indonesia, antara Jokowi dengan para borjuis rente yang sudah meledak 
semenjak Pilpres 2014 yang lalu. Karena itu Jokowi-Ahok memang tidak bisa 
dipisahkan, karena mereka adalah simbol dari perjuangan kaum borjuis reformis 
dalam melawan “sekarang dan selamanya” (once and for all) kekuatan borjuis 
rente yang terus menerus menggerogoti perekonomian dan perpolitikan Indonesia. 
Kini saatnya dan tidak ada waktu lainnya. “The battle of the century” antara 
borjuis hitam (mafia) lawan borjuis putih (modernis).Musuh-musuh Ahok paling 
utama bisa dilihat sejak awal adalah dari kalangan borjuis birokrat di kalangan 
DPRD yang adalah para mafia anggaran. Mereka merupakan sub-mafia saja dari 
mafia yang lebih besar yang tentunya juga tinggal di Jakarta. Karena itu kita 
bisa lihat seru dan hiruk-pikuknya Pilkada Jakarta tahun 2012 ketika Jokowi 
menghadapi Foke, yang sebenarnya tidak banyak berbeda dengan Pilkada Jakarta 
sekarang. Musuh-musuh Jokowi dan Ahok masihlah sama, yaitu rezim oligarki rente 
Jakarta, yang sebenarnya representasi saja dari rezim oligarki rente 
nasional.Saat ini tiga cagub dan cawagub Pilkada DKI Jakarta mencerminkan hal 
ini: Ahok-Djarot di satu pihak melawan dua kekuatan oligarki rente besar, yaitu 
dari Agus-Sylvi yang mewakili kekuatan SBY dan Anis-Sandi yang mewakili 
Prabowo. Jelas sekali pertentangan ini adalah kelanjutan dari pertentangan di 
Pilkada DKI Jakarta 2012 dan Pilpres 2014. Dan kalau disimpulkan, maka ini 
adalah pertentangan mutakhir antara kaum borjuis nasional reformis melawan kaum 
borjuis rente oligarkis. Jelas sekali kan!Mengapa yang mencuat ke permukaan 
adalah aliansi ormas (yang mengatasnamakan) Islam yang terkenal ke-premanannya? 
Tentu saja, sebagaimana pertentangan-pertentangan sebelumnya, ormas preman, 
apalagi dengan topeng agama, adalah alat paling ampuh dalam memobilisasi massa 
yang mudah sekali dibakar sentimen-sentimen SARA. Di lain pihak, kita bisa 
lihat juga peran kelompok militer, yang juga adalah kaum borjuis rente militer. 
Mereka adalah kaum rente juga yang telah menikmati hak-hak istimewanya selama 
ini dalam perkembangan kapitalisme rente/primitif Indonesia. Tidak heran kaum 
militer – Jenderal-jenderal terutamanya, adalah penikmat rente sejak Orde Baru 
hingga sekarang, yang juga tidak mau kehilangan kekayaan dan kenikmatannya. 
Sebenarnya dua kelompok inilah yang merupakan anjing penjaga utama dari 
kapitalisme primitif Indonesia. Kalau ormas preman agama akan selalu memakai 
sentimen agama melawan “kafir”, maka militer akan selalu memakai sentimen 
anti-komunis/PKI dalam melawan musuh-musuhnya. Ini resep sederhana yang dipakai 
terus-menerus oleh dua anjing penjaga oligarki Orde Baru.Jadi bagaimana kita 
melihat fenomena peradilan sesat atas nama penistaan agama yang ditujukan 
kepada Ahok? Bagaimana kita melihat fenomena dimunculkannya terus-menerus 
bahaya komunisme/PKI, bahkan kepada presiden Jokowi sendiri? Mudah saja kan 
analisanya.Kaum Oligarki Rente ini akan selalu memakai cara-cara demikian dalam 
melawan kaum reformis sejati. Reformasi total adalah bahaya paling nyata di 
mata mereka saat ini. Karenanya pertentangan saat ini akan menentukan jalannya 
sejarah Indonesia ke depan. Pertentangan paling mematikan dan paling berbahaya 
yang bisa terjadi terus menerus, semenjak Pilkada DKI Jakarta sekarang hingga 
nanti Pilpres 2019 kelak.***   #yiv3908356088 #yiv3908356088 -- 
#yiv3908356088ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 
0;padding:0 10px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp hr {border:1px solid 
#d8d8d8;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp #yiv3908356088hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp #yiv3908356088ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp .yiv3908356088ad 
{padding:0 0;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp .yiv3908356088ad p 
{margin:0;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mkp .yiv3908356088ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-sponsor 
#yiv3908356088ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-sponsor #yiv3908356088ygrp-lc #yiv3908356088hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-sponsor #yiv3908356088ygrp-lc .yiv3908356088ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3908356088 #yiv3908356088actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3908356088
 #yiv3908356088activity span {font-weight:700;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv3908356088 #yiv3908356088activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3908356088 #yiv3908356088activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv3908356088 #yiv3908356088activity span 
.yiv3908356088underline {text-decoration:underline;}#yiv3908356088 
.yiv3908356088attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv3908356088 .yiv3908356088attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv3908356088 .yiv3908356088attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv3908356088 .yiv3908356088attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3908356088 .yiv3908356088attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv3908356088 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv3908356088 .yiv3908356088bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3908356088 
.yiv3908356088bold a {text-decoration:none;}#yiv3908356088 dd.yiv3908356088last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3908356088 dd.yiv3908356088last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3908356088 
dd.yiv3908356088last p span.yiv3908356088yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv3908356088 div.yiv3908356088attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv3908356088 div.yiv3908356088attach-table 
{width:400px;}#yiv3908356088 div.yiv3908356088file-title a, #yiv3908356088 
div.yiv3908356088file-title a:active, #yiv3908356088 
div.yiv3908356088file-title a:hover, #yiv3908356088 div.yiv3908356088file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv3908356088 div.yiv3908356088photo-title a, 
#yiv3908356088 div.yiv3908356088photo-title a:active, #yiv3908356088 
div.yiv3908356088photo-title a:hover, #yiv3908356088 
div.yiv3908356088photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3908356088 
div#yiv3908356088ygrp-mlmsg #yiv3908356088ygrp-msg p a 
span.yiv3908356088yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3908356088 
.yiv3908356088green {color:#628c2a;}#yiv3908356088 .yiv3908356088MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv3908356088 o {font-size:0;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088photos div {float:left;width:72px;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3908356088
 #yiv3908356088reco-category {font-size:77%;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088reco-desc {font-size:77%;}#yiv3908356088 .yiv3908356088replbq 
{margin:4px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-mlmsg select, #yiv3908356088 input, #yiv3908356088 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-mlmsg pre, #yiv3908356088 code {font:115% 
monospace;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-mlmsg #yiv3908356088logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-msg 
p#yiv3908356088attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-reco #yiv3908356088reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-sponsor 
#yiv3908356088ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-sponsor #yiv3908356088ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-sponsor #yiv3908356088ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv3908356088 #yiv3908356088ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv3908356088 
#yiv3908356088ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv3908356088 

   
  • [GELORA45] Ahok Melawan: ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Trs: [nas... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke