Lho, ... kok saya yang dibilang terlalu sensitive??? Sekalipun bung tidak menyebut nama Ahok-Jarot, oouh tidak ada juga dalam tanda kurung, kok! Tapi dari kalimat yang bung tulis ini jelas menyasar Gubernur DKI-Jkt sekarang ini: “Di antaranya, keberingasan pemda DKI menghina dirinya sendiri karena memakai uang pemda / uang Rakyat untuk membeli lahan milik pemda sendiri. Membeli barang milik sendiri, pemuja apa itu namanya? Ini berita lama juga yang mulai menghilang. Lumayan kocak, berita ini seolah terkubur pencitraan "paslon No.2 (Ahok-Djarot) teraniaya", padahal kasus yang kencang bau korupsinya ini ditangani secara gabungan oleh KPK & Polri.”
From: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Tuesday, March 14, 2017 3:31 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] Kaum Pemuja Setan Hina Jarot Saat Hadiri Acara Tahlilan di Masjid At Tiin [1 Attachment] Jangan terlalu sensitif lantas buru-buru menyangka yang korupsi itu Ahok. Saya nggak bilang begitu. Yang saya angkat di sini soal keberingasan, termasuk keberingasan membeli barang sendiri. Setidaknya ini membuktikan bahwa pemerintahan Ahok-Djarot teledor. Bagaimana bisa Ahok yang cerewet itu bisa kecolongan? Nah, karena Ahok sudah melaporkan, mestinya dia & Djarot beringas terus menuntut pengungkapan kasus korupsi ini dalam kampanyenya. --- SADAR@... wrote: Bung Ajeg, dari berita kelanjutan yang berikan itu, yang melaporkan ada dugaan korupsi justru Ahok, lho! “Adapun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut telah melaporkan dugaan korupsi pembelian lahan tersebut kepada KPK dan polisi. Ia curiga pembelian tersebut terjadi karena ada pemalsuan dokumen.” Yang PASTI, kalau DUGAAN KORUPSI itu jatuh pada diri Ahok, lawan-lawannya apalagi sehubungan PILKADA putaran ke-2 ini, tentu TIDAK AKAN mendiamkan kasus ini sekalipun terkubur sejak tahun yl! Saya lupa-lupa ingat, ada seorang PNS wanita DKI-Jakarta yang dicekal sehubungan kasus ini, ... tapi tidak ketemu beritanya. Pembelian Lahan Cengkareng, KPK Turun Tangan SENIN, 27 JUNI 2016 | 20:14 WIB a.. a.. a.. a.. Ketua KPK Agus Rahardjo usai menjadi narasumber pada acara Kelas Inspirasi di Magetan, Jawa Timur. TEMPO/Nofika Dian Nugroho TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengatakan lembaganya menyelidiki pembelian lahan di Cengkareng, Jakarta Barat, oleh Pemerintah DKI Jakarta. Agus mengakui penyelidik lembaganya telah meminta keterangan ke sejumlah orang terkait pembelian dengan nilai total Rp 648 miliar itu. "Karena sekarang sudah diketahui, KPK tidak perlu lagi tertutup. Kami melakukan penyelidikan secara terbuka," kata Agus di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin, 27 Juni 2016. Namun Agus mengaku belum dapat menyimpulkan apakah ada tindak pidana dalam pembelian tersebut. "Kami baru akan melakukan follow up kepada tim," katanya. Pemerintah DKI Jakarta membeli tanah milik mereka sendiri sebesar Rp 648 miliar pada 13 November tahun lalu. Tanah seluas 4,6 hektare tersebut berada di Jalan Lingkar Luar Cengkareng, Jakarta Barat. Harga beli itu merupakan kesepakatan Dinas Perumahan dan Gedung dengan penjualnya sebesar Rp 14,1 juta per meter persegi. Padahal nilai jual obyek pajak wilayah itu Rp 6,2 juta. Tanah itu sebetulnya milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan. Tanah itu ternyata dimiliki pemerintah sejak 1967. Pemerintah tak segera membuat sertifikat hingga pengusaha D.L. Sitorus, pemilik PT Sabar Ganda, mengklaim lahan itu pada 2007. Sitorus dan pemerintah saling menggugat di pengadilan hingga Mahkamah Agung memenangkan pemerintah DKI pada 2010. Empat tahun kemudian, muncul Toeti Noezlar Soekarno, warga Jalan Dedes, Kota Bandung, yang mengabarkan memiliki sertifikat atas lahan itu. Ia lalu menawarkannya kepada pemerintah dengan harga pasar Rp 17,5 juta pada Juli tahun lalu. Dinas Perumahan dan Rudi Hartono Iskandar, sebagai kuasa Toeti, bersepakat di harga Rp 14,1 juta. Kepada Tempo, Toeti membenarkan telah memiliki tanah itu sejak 1967. DKI membeli tanah itu untuk pembangunan rumah susun. Adapun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut telah melaporkan dugaan korupsi pembelian lahan tersebut kepada KPK dan polisi. Ia curiga pembelian tersebut terjadi karena ada pemalsuan dokumen. MUHAMAD RIZKI | ERWAN HERMAWAN From: ajeg Sikap beringas memang memalukan dan tidak bisa dibenarkan. Harus dibenahi dengan lihat akar masalahnya. Buat kebanyakan orang, akar masalah itu adalah langkah-langkah penguasa DKI yang menimbulkan ketidakpuasan orang banyak. Di antaranya, keberingasan pemda DKI menghina dirinya sendiri karena memakai uang pemda / uang Rakyat untuk membeli lahan milik pemda sendiri. Membeli barang milik sendiri, pemuja apa itu namanya? Ini berita lama juga yang mulai menghilang. Lumayan kocak, berita ini seolah terkubur pencitraan "paslon No.2 (Ahok-Djarot) teraniaya", padahal kasus yang kencang bau korupsinya ini ditangani secara gabungan oleh KPK & Polri. Bubuhi Paraf Pembelian Tanah Cengkareng, Djarot Diperiksa Bareskrim Bubuhi Paraf Pembelian Tanah Cengkareng... --- SADAR@... wrote: Prof Sumanto: Kaum Pemuja Setan Hina Jarot Saat Hadiri Acara Tahlilan di Masjid At Tiin Admin PKS Puyengan 2 days ago Umum, Video Leave a comment 3,371 Views https://pkspuyengan.com/prof-sumanto-kaum-pemuja-setan-hina-jarot-saat-hadiri-acara-tahlilan-di-masjid-tiin/ PKSPUYENGAN.COM — Melihat keberingasan kelompok fpi dan GNPF MUI saat Jarot Syaiful Hidayat yang kebetulan juga menjadi cawagub DKI Profesor Sumanto Alqurtuby seorang dosen yang mengajar di Arab Saudi menulis untuk aksi anarkis kelompok pemuja Shahwat kekuasaan. Kalian ini Penyembah Tuhan atau Pemuja Setan? Coba Anda lihat, tonton, dan dengarkan baik-baik bagaimana ulah, sikap, perkataan, dan perilaku sejumlah gerombolan oknum umat Islam sontoloyo ini terhadap Pak Djarot Saiful Hidayat saat beliau menghadiri acara (Tahlilan) di Masjid At-Tin. Beliau disoraki, diteriaki, dikatain ‘anak babi’, dan diusir dari masjid. Betul-betul “kampungan,” memalukan, dan memuakkan. Padahal beliau adalah seorang Muslim, pemimpin Jakarta, dan datang ke masjid karena memenuhi undangan. Padahal beliau adalah orang yang santun, polos, baik hati, tidak pernah berkata kotor dan kasar. Padahal beliau, tidak seperti sejumlah tokoh Muslim lain, tidak pernah mengumpat, memaki, apalagi mengkapir-sesatkan orang lain. Hanya karena berpasangan dengan Ahok, beliau ikut menjadi korban keberingasan massa yang kalap. Lihat videonya : https://pkspuyengan.com/prof-sumanto-kaum-pemuja-setan-hina-jarot-saat-hadiri-acara-tahlilan-di-masjid-tiin/ Inilah akhlak yang kalian pertontonkan kepada masyarakat? Betul-betul memalukan! Ajaran Islam mana yang mengajarkan kalian berbuat seperti ini? Ayat Al-Qur’an yang mana yang mengajarkan perbuatan norak kalian ini? Hadis Nabi Muhammad yang mana yang mengajarkan perilaku kotor kalian ini? Kalian hobi menuduh orang lain sebagai “penista agama” padahal sebetulnya kalian sendiri yang telah menistakan agamamu. Kalian sibuk menuding orang lain telah merendahkan Islam, padahal, kalian sendiri yang membuat Islam menjadi tampak rendah. Sadarlah bahwa perilaku norakmu itulah sebetulnya yang membuat wajah Islam semakin buruk dan bopeng. Sadarlah perilaku norakmu itu sama sekali tidak akan membuat Islam menjadi jaya dan gagah perkasa. Bahkan sebaliknya, perilaku norakmu itu justru telah membuat Islam ini tampak seperti agama yang hina-dina. Jika kalian mengklaim Islam sebagai agama yang baik dan rahmat buat alam semesta, maka tunjukkanlah dan buktikanlah dengan perkataan dan perilaku baikmu, bukan malah sebaliknya. Ingat, Nabi Muhammad yang agung itu diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia, bukan untuk mengislamkan mereka. Camkan itu. Tapi apa yang terjadi. Kalian sendiri yang justru tidak menunjukkan akhlak baik terhadap sesama, bahkan terhadap sesama Muslim sendiri. Kalian jadikan masjid yang suci untuk melakukan tindakan kotor. Kalian berzikir tapi pada saat yang sama megucapkan kata-kata kotor. Mulut kalian komat-kamit membaca wirid tapi hati dan pikiran kalian busuk dan kotor-njetor. Kalian mengagungkan nama-Nya tapi merendahkan mahkluk ciptaan-Nya. Kalian memuja-Nya tapi menistakan makhluk ciptaan-Nya. Jika beragama malah membuat kalian menjadi kalap dan beringas, saya khawatir sebetulnya kalian ini bukan menyembah Tuhan tapi memuja Setan. Ditulis oleh: Prof Sumanto Alqurtuby, Dosen di Universitas King Fahd Arab Saudi