*Dari milis lain :* *Inilah yang dinamakan Jembatan Kelok Sembilan yang berada sedikit di luar kota Payakumbuh (Ibu Kota Kabupaten 50 kota) ke Pekanbaru (Ibu Kota kabupaten Riau). Jembatan itu adalah konsekwensi logis dari kenyataan bahwa Propinsi Sumatera Barat terletak di Bukit Barisan dengan banyak bukit dan gunung2. Jembatan ini harus kuat sekali, sebab berada dalam jalur gempa, karena ada patahan (fault), juga daerah yang vulkanis karena banyak gunung api seperti Gunung Merapi, Gunung Talang, Gunung Tandikat termasuk yang sudah padam seperti Gunung Singgalang. Propinsi ini menjadi indah dan lestari karena nyaris tidak ada yang menjarah hutan untuk diambil kayunya, karena mobilisasi kayu curian sukar sekali di tanah yang ber-bukit2 dan banyak lembahnya. Kalau didaerah Riau, di Sumatera bagian Timur, hutannya sudah pada gundul karena banyak dijarah. Kalo kita naik kendaraan di jalan raya, kelihatannya masih bagus, tapi begitu masuk sedikit kedalam hutan, didalamnya sudah kosong, tidak ada pohon2 besar lagi. Ini juga kelihatan apabila kita naik pesawat terbang.*
*Sayang sekali propinsi yang indah ini tidak berkembang sebagai tuijuan wisata karena obyek2 wisata banyak yang terbengkalai tidak terurus. * *Hal lain lagi yang menjadi kendala adalah adat istiadat. Banyak tanah2 yang terbengkalai adalah tanah adat. Ketika orang buka usaha dorang diam saja, tetapi setelah usaha orang maju, dorang baru mulai bicara ini dan itu untuk mengclaim bahawa tanah uasaha itu adalah tanah adat, lalu masuk ke pengadilan dengan proses nyang ber-tele2. Perusahaan Perancis buka usaha penanaman bunga2 untuk diambil bibitnya dekat D. Diatas & D. Dibawah. Waktu mau mengadakan perluasan, tanah disebelahnya tidak bisa dipakai karena diclainm sebagai tanah adat. Akhirnya perusahhan itu ditutup, dan yang rugi adalah pemerintah sendiri dan penduduk yang kerja disana.*