Nimbrung.
Tatiana: Manusia-manusia yang membela penambangan dan pabrik semen itu manusia macam apa ya? Menurut pemahaman saya, manusia-manusia sejenis itu, sungguh relevan jika dikategorikan sebagai manusia-manusia yang masih berkesadaran ekologi dangkal,yang bersifat antroposentris, atau berpusat pada manusia. Artinya memandang manusia berada diatas atau di luar alam, sebagai sumber nilai, dan alam dianggap bersifat instrumental atau hanya memiliki nilai ``guna``. Dalam prakteks kehidupan masa kini di NKRI, manusia-manusia sejenis itu dapat di kelompokkan sebagai manusia-manusia yang anti ekologis yang mendasar (ekologi-dalam), ini tercermin dalam struktur-struktur soaial, ekonomis, dan teknologi-teknoligi mereka berakar dalam apa yang disebut oleh Riante Eisler sebagai ``sistem dominator`` dari organisasi-organisasi, seperti Patriaki, imperialisme, neoliberalisme, kapitalisme dan rasisme, adalah merupakan contoh-contoh dominasi sosial yang bersifat eksploitasi dan anti ekologis di negeri kita. Ini tercermin kuat dalam kegiatan Mega-infrastruktur yang membabi buta yang dilakukan oleh rezim Jokowi-JK, yang dalam konteks ini adalah penambangan pabrik semen dikawasan gunung Kendeng, tanpa menghiraukan masalah AMDAL yang berdasarkan pada ekologi-dalam. Ekologi-dalam tidak memisahkan manusia- atau apapun dari lingkungan alamiah. Ekologi-dalam benar-bebar melihat dunia, yang dalam konteks ini katakanlah bumi kawasan gungung kendeng, bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain secara fundamental, demi berlangsungnya kehidupan yang nyaman dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ekologi-dalam mengakui nilai intrinsik semua mahluk hidup dan memandang manusia tak lebih dari suatu untaian dalam mjaringan kehidupan. Ironinya kesadaran akan perlunya perubahan secara mendasar dalam persepsi dan pemikiran, jika kita ingin bertahan hidup yang berkelanjutan, nampaknya belum menjangkau di sebagian besar pemimpin korporasi kita maupun para administrator dan para prifesor di universitas kita.Karena nampaknya mereka itu belum Melek secara Ekologis. Sungguh di sesalkan Kondesi seperti ini! Roeslan. Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Gesendet: Samstag, 1. April 2017 14:18 An: GELORA45@yahoogroups.com Betreff: RE: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Kaum tani maju terus! Tatiana: Manusia-manusia yang membela penambangan dan pabrik semen itu manusia macam apa ya? Nesare: Manusia yang tidak peduli dengan kemanusiaan yang mendukung pabrik semen kendeng krn mengganggu ekologi terutama air. Manusia2 itu bukan berideologi kiri saja. manusia2 itu bisa siapa saja, kelas apa saja, kasta apa saja, agama apa saja, etnis apa saja dll. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, March 30, 2017 2:15 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com> Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Kaum tani maju terus! Manusia-manusia yang membela penambangan dan pabrik semen itu manusia macam apa ya? dan apa bedanya dengan manusia-manusia yang menentang penambangan dan pabrik semen itu? Sama-sama manusia tapi bertolak belakang kepentingannya dan berdiri berhadap-hadapan??? Apa yang membedakan manusia-manusia yang bertolak belakang kepentingannya itu? On Tuesday, March 28, 2017 3:47 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Betul ini masalahnya Ini yg diperjuangkan oleh rakyat kendeng. Air itu hanyalah salah satu akibat buruknya. Yg lain masih banyak: ekosistem terganggu, debu, limbah yg susah dimonitor krn enforcement hukum Indonesia tidak berjalan walaupun ada AMDAL dlsbg. Sebut saja: masalah lingkungan, lebih tepatnya: kelestarian alam. Jadi titik tolaknya bukan putusan MA. Kalau ada ketidakadilan, rakyat akan turun. Rakyat ini tidak harus rakyat kendeng atau rakyat miskin. Semua rakyat suatu negara akan berjuang utk melawan ketidakadilan. Ini masalah bukan masalah kelas. Ini bukan masalah ideologi. Ini masalah manusia. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, March 28, 2017 4:31 AM To: temu_er...@yahoogroups.com Cc: GELORA45 <GELORA45@yahoogroups.com>; JKI <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; LISI <l...@yahoogroups.com>; Watch Indonesia! <watchindone...@watchindonesia.org> Subject: AW: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Kaum tani maju terus! Ikut nimbrung. Dalam masalah Kendeng, kaum tani sedang terancam kehidupannya dengan adanya bahaya hilangnya sumber air Sedikitnya 154 Sumber Air Kendeng Terancam Hilang oleh Pabrik Semen ............. “Itu ada dalam AMDAL yang dibuat oleh PT Semen sendiri, tertulis di Bab 5 Halaman 75,” terang Rodhi. Dalam AMDAL itu, disebutkan PT Semen Gresik pada 3 titik bor memasukkan perunut, berupa air garam sekitar 6000 liter. Perunut terdeteksi di Mata Air Brubulan setelah 3,5 hari (82 jam) dengan jarak antara titik bor 3 dan Mata Air Brubulan sekitar 4 Km. Artinya, tutur Rodhi, area terdampaknya bisa meluas ke mana-mana. Terlebih hingga saat ini belum ada penelitian lengkap sejauh mana sistem hidrologi ini tersebar dan akan terdampak. “154 mata air itu yang sudah kami teliti ada di daerah pinggir. Untuk daerah tengah, belum bisa kami teliti karena ada di lahan privat milik pabrik, milik Perhutani, dan lainnya, jadi sulit,” tutur Rodhi. ” Rodhi berharap pemerintah berpikir ulang menambang karst di pegunungan Kendeng. Rodhi mencontohkan wilayah Tuban, Gresik, dan Cibinong, masyarakat sekarang kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau dan membuat pendapatan masyarakat hilang. “Sekitar 30 tahun lalu, di Citeureup, Cibinong terkenal istilah Haji Durian, karena banyak orang bisa naik haji dari durian. Namun sekarang, 20 tahun setelah pabrik semen di sana, sudah tak ada lagi,” ujar Rodhi. Akankah pegunungan Kendeng mengalami nasib sama seperti di Cibinong ini? Sumber: https://indopress.id/sedikitnya-154-sumber-air-kendeng-terancam-hilang-oleh-pabrik-semen/ Salam, Arif H. ---------------------------- -----Original-Nachricht----- Betreff: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Kaum tani maju terus! Datum: 2017-03-27T19:10:09+0200 Von: "Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> An: "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>, "nesa...@yahoo.com" <nesa...@yahoo.com> Tambahan. Anda sendirilah yang mempertentangkan "tani" dengan "kesejahteraan rakyat". Padahal pembelaan terhadap kaum tani Kendeng berarti juga membela kesejahteraan rakyat Kendeng. Yang jelas, membela kaum tani Kendeng serta kesejahteraannya BERTENTANGAN dengan KEPENTINGAN PERUSAHAAN SEMEN! Terus terang ya, Jonathan yang anda goblok-goblokkan, sebenarnya pikirannya justru lebih jernih dan masuk akal, dan keberpihakannya juga jelas (sampai sekarang). Pernyataan anda bahwa sejarawan Gongong waras dan objektif, karena tidak memihak PKI dan juga tidak memihak Suharto adalah pencerminan lagi dari sikap KOLABORASI KELAS anda. Semuanya benar atau semuanya salah, yang benar adalah anda sendiri yang remang-remang di tengah-tengah dua pihak yang bertentangan secara antagonis!!! On Monday, March 27, 2017 4:37 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Persoalannya bela petani atau kesejahteraan rakyat? Kalau mau kesejahteraan rakyat, ya harus kerja sama. Semua pihak harus kerja sama. Kalau bung mau membantai kapitalis, ya petani juga akan susah ujung2nya. Betul tidak? Contoh kasus kendeng itu kan sudah jelas adalah masalah pabrik semen. Kapitalisnya jangan dibunuh. Pabriknya jangan ditolak karena semennya masih dibutuhkan. Pabrik semen di kendeng boleh ditutup karena salah urus. Perjuangkan petani kendeng dalam koridor keadilan. Jangan melihat masalah kendeng dari segi ideologi kiri kanan saja, karena masalah kendeng adalah masalah Indonesia, masalah semua rakyat Indonesia, masalah nasional Indonesia. Jadi jangan memfrontalkan petani kendeng dengan pemerintah dan kapitalis. Karena semua itu adalah komponen bangsa yang namanya bangsa Indonesia. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, March 27, 2017 5:39 AM To: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com <mailto:diskusiforum@googlegroupscom> >; GELORA_In <gelora45@yahoogroups.com> Cc: Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Roeslan <roesla...@googlemail.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Lusi.D <lus...@rantar.de>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] <inengahk@chevroncom <mailto:ineng...@chevron.com> >; Gol <gogo...@gmail.com>; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>; octaviasyafarw...@gmail.com; in...@ozemail.com.au Subject: [GELORA45] Kaum tani maju terus! TIDAK ADA JALAN TENGAH! ATAU PILIH BERPIHAK KEPADA KAUM TANI ATAU BERPIHAK KEPADA MODAL DAN PENGUASA. ORANG YANG DI SATU PIHAK SELALU MENGHINA DAN MEREMEHKAN KAUM TANI, TAPI DI PIHAK LAIN BICARA SOAL KESEJAHTERAAN RAKYAT, ITU HANYA OMONGAN KOSONG BELAKA. KEPENTINGAN RAKYAT TIDAK BISA DIDAMAIKAN DENGAN KEPENTINGAN MODAL DAN PENGUASA. ORANG YANG MENGANJURKAN KERJASAMA KELAS SEBENARNYA ORANG-ORANG YANG BERPIHAK KEPADA MODAL DAN PENGUASA DAN MEMBELAKANGI RAKYAT. Eggy Yunaedi Menyangsikan kemampuan petani Kendeng untuk memahami lingkungannya sendiri adalah kesombongan tanpa dasar. Pada tanggal 22 Oktober 2015 warga menantang Semen Indonesia untuk mengadakan PEMBUKTIAN DI LAPANGAN perihal keberadaan gua basah, ponor, dan mata air di sekitar rencana pabrik yang menjadi bukti bahwa area yang bersangkutan adalah kawasan karst yang harus dilindungi. Perwakilan PT SI tidak datang memenuhi tantangan tersebut. Disaksikan oleh wartawan dan perwakilan dari KLHK warga membuktikan adanya gua basah, mata air dan ponor yang di dalam dokumen AMDAL ditilep keberadaannya. Petani Kendeng memahami gunung seperti mereka memahami tubuh mereka sendiri. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi. Das Bild wurde vom Absender entfernt. foto van Eggy Yunaedi.