Dampak Buruk Tambang Semen Rembang Dianggap Terlampau Banyak 
https://tirto.id/dampak-buruk-tambang-semen-rembang-dianggap-terlampau-banyak-clZ6
 Aktivis lingkungan WALHI Riau melakukan aksi solidaritas peduli Kendeng dengan 
cara memasung kaki menggunakan semen di Pekanbaru, Riau, Rabu (29/3/2017). 
Dalam aksinya mereka menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Ibu 
Patmi dan mendukung penghentian pembangunan pabrik semen di kawasan pegunungan 
Kendeng, Rembang, Jateng. ANTARA FOTO/Rony Muharrman. 77 Shares    
mailto:?subject=Dampak%20Buruk%20Tambang%20Semen%20Rembang%20Dianggap%20Terlampau%20Banyak&body=https://tirto.id:443/dampak-buruk-tambang-semen-rembang-dianggap-terlampau-banyak-clZ6
 Reporter: Chusnul Chotimah 
https://tirto.id/author/chusnulchotimah?utm_source=internal&utm_medium=topauthor
 01 April, 2017dibaca normal 1 menit

 Daya tampung Pulau Jawa terhadap aktivitas pertambangan dinilai sudah 
terlampau berlebih
 Aktivis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mendesak pemerintah memperhatikan 
dampak negatif yang luas bila ada tambang semen baru di Jawa Tengah dalam 
penyusunan KLHS terkait izin pertambangan PT Semen Indonesia di Rembang.

 
 tirto.id https://tirto.id/?utm_source=internal&utm_medium=Article - 
Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Merah Johansyah menyatakan 
penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Pegunungan Kendeng, 
Rembang, Jawa Tengah perlu memperhitungkan dampak buruk pertambangan di kawasan 
itu secara menyeluruh. 

Menurut Merah, aktivitas pertambangan semen di kawasan tersebut bisa 
melenyapkan suatu ekosistem lingkungan, sejarah ingatan, hingga eksistensi 
sosial dan kebudayaan masyarakat petani di sana. 

Karena itu, Merah mengimbuhkan, kajian KLHS yang sedang dikerjakan oleh 
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus memperhitungkan seluruh dampak 
negatif yang bisa muncul akibat pertambangan semen di Rembang. 

"Ini banyak pihak yang tergesa-gesa melihatnya (KLHS) sebagai jawaban,” kata 
Merah di LBH Jakarta, pada Sabtu (1/4/2017). 

Selain itu, Merah melanjutkan, pertimbangan penting lainnya dalam penyusunan 
KLHS itu ialah fakta sudah berlebihnya daya tampung Pulau Jawa terhadap 
aktivitas pertambangan. 

Dia khawatir izin untuk tambang semen besar baru di Rembang akan segera diikuti 
dengan lampu hijau bagi pembangunan PLTU Batu Bara di Batang. Hal ini bisa 
membuat dampak kerusakan lingkungan terus berlipat di Jawa Tengah.

“Sebanyak 45 persen wilayah Indonesia sudah dikapling untuk pertambangan. 
Padahal, harus diperhitungkan kondisi kepadatan penduduk yang makin bertambah," 
kata dia. 

Merah juga menilai daya tampung Pulau Jawa terhadap aktivitas pertambangan 
sudah terlampau berlebih. 

"Catatan kami dari sembilan ribu izin pertambangan, ada 1.131 izin tambang di 
Jawa,” kata Merah.

Dia juga mencatat, “Jumlah perizinan batu gamping (bahan baku semen) ada 171 
izin usaha pertambangan di fase ekaplorasi yang antri akan segera produksi." 

Pelampauan beban perizinan, menurut dia yang menyebabkan wilayah Jawa khususnya 
Jawa Tengah mengalami kebangkrutan. 

Khusus untuk wilayah Jawa Tengah, dia melanjutkan, bisa menerima dampak buruk 
lebih luas lagi bila izin pertambangan baru terus bermunculan. Apalagi, 
pendirian tambang baru kerap memunculkan konflik sosial. 

"Dari catatan kami, di seluruh Indonesia, kini ada sekitar 9734 izin usaha 
pertambangan minerba, ditambah perizinan konsensi dan gas alam, jumlahnya lebih 
dari 300 blok kerja migas. Di dalamnya termasuk perizinan pertambangan di 
Jawa," ujar dia. 

Baca juga artikel terkait KONFLIK SEMEN REMBANG 
https://tirto.id/q/konflik-semen-rembang-glT?utm_source=internal&utm_medium=lowkeyword
 atau tulisan menarik lainnya Chusnul Chotimah  
https://tirto.id/author/chusnulchotimah?utm_source=internal&utm_medium=lowauthor
 (tirto.id - chs/add)

 

Reply via email to