Refleksi :  Ekonomi Pamcasila adalah ekonomi yang berdasarkan Pasal 33 UUD 45, 
yang tidak saja harus menjadi rujukan kita bersama, tetapi juga harus menjadi 
kekuatan untuk mewujutkan rekosoliasi nasional pembangunan ekonomi bagi 
kepentingan  rakyat banyak. Artinya dengan ekpnomi Pancasila kita harus mampu 
menciptakan suatu masyarakat yang mampu memprtahankan kehidupan yang 
berkelanjutan, dan mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya tanpa mengurangi 
prospek generasi-generasi kita masa depan. Untuk maksud tersebut, bangsa 
Indonesia harus dapat memilih pimpinan bangsanya yang satunya perkataan dan 
perbuatannya, sehingga dapat dijadikan panutan dalam  menjalankan UUD 45, 
Khususnya Pasal 33 UUD 45. Jadi dalam konteks ini campur tangan Pemerintahan 
sangat diperlukan!!!

 

Ironinya rezim Jokowi telah memilih jalan lain, yaitu jalam kapitalis 
Neoliberal;  Neo-liberalisme adalah suatu doktrin pasar yang tak terkontrol: 
Disana kemakmuran diputuskan oleh para individu yang hanya untuk mengejar 
kepentingan mereka sendiri, dan kepentingan mereka itu hanya bisa berkembang 
dipasar. Dalam kontreks ini, peranan negara harus kecil, kecuali jika 
diperlukan untuk  menghadapi fakta adanya demo-demo rakyat yang menuntut 
keadilan,dan menolak partek-praktek penindasan terhadap buruh, dan tani,, untuk 
maksud tersebut mereka membutuhkan banyak polisi khusus, polisi rahasia yang 
kuat, dan militer untuk menindas demo-demo rakyat  (buruh dan tani), yang 
menuntut keadilan.

 

Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa bawa selama hampir tiga tahun berkuasa 
rezim Jokowi bukanya mendekat pada Pasal 33 UUD 45, tetapi semakin menjauh, ini 
dibuktikan bahwa kebijakan ekonomi- politik jokowi cenderung mengabdi pada 
kepentingan kaum Kapitalsis Neoliberal yang sudah menggelobal, yang anti 
Pancasila, anti Rakyat. dan anti ekologi.

Jadi mengharapkan campurtangan rezim Jokowi demi tercapainya ekonomi Pancasila, 
yang berdasarkan pada pasal 33 UUD 45,adalah ibarat sipungguk yang merindukan 
bulan!!!

 

Roeslan.

 

 

 

 

Von: nasional-l...@yahoogroups.com [mailto:nasional-l...@yahoogroups.com] 
Gesendet: Sonntag, 16. April 2017 09:44
An: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com; 
temu_er...@yahoogroups.com
Betreff: [nasional-list] Terapkan Ekonomi Berdasarkan,Pancasila Butuh Campur 
Tangan,Pemerintah [1 Attachment]

 

  

[Attachment(s) from j.gedearka included below] 

 


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/04/15/oogcbn359-terapkan- 
<http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/04/15/oogcbn359-terapkan-ekonomi-berdasarkan-pancasila-butuh-campur-tangan-pemerintah>
 

ekonomi-berdasarkan-pancasila-butuh-campur-tangan-pemerintah 
<http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/04/15/oogcbn359-terapkan-ekonomi-berdasarkan-pancasila-butuh-campur-tangan-pemerintah>
 

Sabtu , 15 April 2017, 20:14 WIB


Terapkan Ekonomi Berdasarkan 


Pancasila Butuh Campur Tangan 


Pemerintah


Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri

 

Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) sekaligus 
Rektor Trilogi Asep Saefuddin mengapresiasi Presiden Jokowi yang berupaya 
melakukan pemerataan harga di Indonesia bagian timur seperti Papua.

"Harga BBM di Papua dulu berkali-kali lipat dari harga di Jawa, sekarang tidak 
lagi. Ini merupakan upaya presiden menerapkan ekonomi berdasarkan Pancasila," 
katanya dalam keterangan persnya, Sabtu, (15/4).

Untuk menerapkan ekonomi berdasarkan Pancasila membutuhkan campur tangan 
pemerintah. Sistem ekonomi Pancasila diakui sebagai sistem berkeadilan.

Sistem ekonomi Pancasila itu secara riilnya sistem ekonomi yang harus dikelola 
oleh negara. Keuntungan dari pengelolaan negara dibagikan kepada rakyat melalui 
pembangunan pendidikan dan kesehatan. "Dalam sistem ekonomi Pancasila rakyat 
membayar fasilitas pendidikan dan kesehatan seminimal. Mungkin untuk warga 
dengan gaji di bawah UMR malah digratiskan," ujar Asep.

Sedangkan UMKM, petani, nelayan diberikan pinjaman dengan bunga kecil dan tak 
memberatkan. "Bunga pinjaman bagi mereka jangan lebih dari enam persen sebab 
mereka minjam karena tak punya uang."

Selain diberi pinjaman bunga rendah, terang Asep, UMKM, nelayan, petani 
diberikan pembinaan. Selain itu akses pasar harus dibuka dan diperluas. "Pasar 
rakyat harus diperbaiki, pasar rakyat jangan dibiarkan becek. Bukan hanya pasar 
yang mahal saja yang diperbaiki," katanya.

FRI, ujar dia, membuat pokja sistem ekonomi Pancasila. Pokja ini mengkoreksi 
beberapa hal yang kurang, misalnya Undang-Undang tak pro rakyat harus 
dianalisis kembali.

Sebagai ilmu, sistem ekonomi Pancasila harus menjadi bagian sistem pendidikan. 
"Kita sering membaca buku pelajaran asing padahal kita punya buku pelajaran 
sistem ekonomi Pancasila buatan Indonesia sendiri."









Kirim email ke