Ahok Bisa Jadi 'Bom Waktu' Jagad Politik Indonesia


  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|   |  
Ahok Bisa Jadi 'Bom Waktu' Jagad Politik Indonesia - Tribunnews.com
 Lucius juga menilai infrastruktur politik umumnya akan ikut menentukan karier 
Ahok di jalur politik selanjutnya.  |   |

  |

  |

 

Senin, 15 Mei 2017 09:50 WIB
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGARWarga menggelar aksi Solidaritas Seribu Lilin 
Keadilan di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/5/2017) malam. 
Aksi Seribu Lilin tersebut dilakukan untuk menuntut keadilan bagi Basuki 
Tjahaja Purnama atau Ahok, serta mengajak masyarakat untuk mempertahankan 
Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). TRIBUN 
MEDAN/DANIL SIREGAR 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Formappi Lucius Karus berkomentar mengenai 
karier politik Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 
Lucius menilai hal tersebut ditentukan kesediaan Ahok untuk kembali ke jalur 
politik."Setelah langkahnya tersandung oleh kasus penistaan agama yang secara 
kebetulan menjadi momentum penting dalam perjalanan karirnya," kata Lucius, 
Senin (15/5/2017).Menurut Lucius, kasus tersebut nampaknya berhasil menghadang 
Ahok, apalagi setelah pengadilan memutuskan Mantan Bupati Belitung Timur itu 
bersalah dan divonis hukuman 2 tahun penjara.Lucius juga menilai infrastruktur 
politik umumnya akan ikut menentukan karier Ahok di jalur politik selanjutnya. 
Jika politik di Indonesia masih didominasi oleh isu-isu klasik seperti SARA 
sebagaimana saat ini sukses menghambat laju Ahok, maka kecil kemungkinannya 
dengan mudah bisa kembali berpolitik."Satu hal yang minimal sudah menjadi modal 
Ahok, dan modal itu sangat langka dimilikki oleh politisi umumnya adalah 
pendukung yang cenderung fanatik, yang semakin solid setelah Ahok nampaknya 
secara sistematis disingkirkan melalui penggunaan isu-isu SARA," kata 
Lucius.Lucius mengatakan para pendukung Ahok semakin terkonsolidasi sedemikian 
rupa sehingga mantan anggota DPR itu tidak sekedar dianggap sebagai sosok 
politisi biasa."Akan tetapi Ahok dan sosoknya sukses diangkat ke level 
tertinggi yakni sebagai simbol," kata Lucius.Lucius menuturkan Ahok tidak hanya 
bernilai sesaat dan untuk dirinya sendiri saja, tetapi sudah menjadi simbol 
untuk sebuah perjuangan sosial. Hal itu menjadi modal luar biasa yang membuat 
Ahok akan bisa menjadi politisi fenomenal ke depannya."Seorang politisi yang 
sukses adalah mereka yang mampu menggerakkan massa. Ahok walaupun tak pernah 
secara langsung menginisiasi pergerakan massa, tetapi massa selalu saja berada 
di sekitarnya," kata Lucius.Lucius menuturkan dalam waktu yang relatif singkat 
memimpin Jakarta, sosok Ahok bisa terbentuk hingga menyaingi begitu banyak 
tokoh kharismatik Indonesia sejak era perjuangan dahulu. Bahkan Agok mampu 
memberikan perbedaan tajam soal pemimpin kharismatik."Bahwa pemimpin yang 
kharismatik itu tak selalu harus lihai berpidato, berorasi, atau menghafal 
ayat-ayat suci. Pimpinan kharismatik bisa saja punya kemampuan komunikasi yang 
biasa-biasa bahkan cenderung jelek, tetapi perbuatannya dan 
kebijakan-kebijakannya yang pro-rakyat bisa membuat seseorang menjadi luar 
biasa," ungkap Lucius.Lucius menuturkan Ahok bahkan tak perlu bekerja khusus 
untuk menggalang dukungan ke depannya. Para pendukung setianya yang akan terus 
menularkan kehebatannya."Bahkan saat Ahok terpisah dari dunia bebas karena 
mendekam di dalam penjara. Dia ibaratnya menjadi "bom waktu" untuk jagad 
politik Indonesia beberapa tahun mendatang," kata Lucius.

Kirim email ke