Pada Sabtu, 13 Mei 2017 4:38, "'Tsasando' tsasa...@gmail.com [wahana-news]" <wahana-n...@yahoogroups.com> menulis:
http://nasional.kompas.com/read/2017/05/12/06060001/wawancara.khusus.hti.bicara.soal.pembubaran.hingga.wacana.khilafah Wawancara Khusus, HTI Bicara soalPembubaran hingga Wacana Khilafah BAYUGALIH, KRISTIAN ERDIANTO, RAKHMAT NUR HAKIM Kompas.com - 12/05/2017, 06:06WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membuat langkah mengejutkandengan mengajukan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia pada awal pekan, Senin(8/5/2013). Menurutpemerintah, HTI terindikasi kuat sebagai organisasi kemasyarakatan yangbertentangan dengan tujuan, asas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945. Namun,organisasi yang berafiliasi dengan gerakan internasional Hizbut Tahrir itumelawan upaya pembubaran. Menurut Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto,pemerintah tidak menerapkan mekanisme pembubaran ormas seperti yang diaturdalam UU Ormas. Selainitu, pemerintah diminta menunjukkan bukti yang menyebut HTI anti-Pancasila. MenurutIsmail, dalam penjelasan Pasal 59 UU Ormas, disebutkan bahwa paham yangbertentangan dengan Pancasila adalah ateisme, komunisme, danmarxisme-leninisme. Saatditemui Kompas.com sehari usai pengumuman upaya pembubaran HTI,Selasa (9/5/2017), Ismail Yusanto kembali mempertanyakan alasan pemerintah yangdianggapnya tiba-tiba. HTItidak pernah mengira, sebab selama ini tidak ada yang mempermasalahkankehadiran HTI selama lebih dari seperempat abad beraktivitas di Indonesia.Menurut Ismail, HTI juga tidak pernah melakukan aksi yang menimbulkan kerusuhandi masyarakat. Wacanakhilafah yang sering disuarakan HTI pun dinilai Ismail bukan sebagai sesuatuyang perlu diresahkan. Kepada Kompas.com, Ismail Yusanto punmenjelaskan mengenai wacana khilafah yang selama ini melekat dengan HizbutTahrir, organisasi yang didirikan ulama kelahiran Palestina SyaikhTaqiyuddin An-Nabhani pada 1953 di Palestina. Berikutwawancara Ismail Yusanto kepada jurnalis Kompas.com Bayu Galih, Rakhmat Nur Hakim, dan KristianErdianto, di Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia di Tebet, yang dilakukan ditengah kesibukan dan dering telepon yang kerap terdengar sepanjang wawancara: Pemerintah akan mengajukan pembubaran HTI ke pengadilan, HTImenilai ini keputusan mendadak? Ohsangat tiba-tiba, bahkan kalau kita coba hitung, itu ekskalasinya hanyahitungan hari. Persisnya setelah 19 April 2017 (pencoblosan tahap dua PilkadaDKI Jakarta). Kenapa setelah Pilkada DKI? Tidaktahu saya Mengapa HTI dianggap bermasalah oleh pemerintah? Justruitu yang kami heran. Jadi ada masalah apa? Karena itu kami menilai ini adasemacam usaha monsterizing (monsterisasi), labelling,stigmatisasi untuk kemudian mendiskreditkan. Upaya untuk meredam apa yangdisebut Islam radikal. Islam kanan. Ini sebenarnya adalah kacamata lama yang cobadihidupkan lagi. Memang aksi 212 dan 411 itu satu peristiwa yang sangatfenomenal. Tapi ternyata peristiwa yang sangat fenomenal itu bisa berimplikasimacam-macam, tergantung "cara baca" kita. Dan "cara baca"yang menimbulkan masalah hingga saat ini adalah "cara baca" bahwa iniadalah soal kebangkitan radikal Muslim. Ini "bacaan" lama yang pasti dalam sebuah konstruksi...menakutkan. Karena mereka selalu berpikir, dulu itu saat masa Orde Baru adayang namanya ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Sekarang tidak ada lagi ekstremkanan dan ekstrem kiri, tetapi ada yang disebut dengan Islam kanan dan Islammoderat. Dan yang tampak sekarang ini adalah Islam kanan. Itu kita bisabaca dari reportase media luar kan. Bahwa Indonesia sekarang didominasi olehradikal Islam. "Kemenangan Anies itu adalah kemenangan Islamradikal". Ya seperti begitu. Tapi yang dipermasalahkan pemerintah karenaideologi yang bertentangan dengan Pancasila. HTI tidak melihat seperti itu? Yaitu kan alasan formal. Yang memang sering dipakai dengan sangat mudah untukmenghentikan kelompok Islam. Dari pemerintah terdahulu pernah ada tekanan? Tidakpernah ada. Zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)? Tidak ada. Megawati? Tidakada. Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sekalipun tidak ada. Malah Gus Dur itubertanya kepada sahabat saya yang jadi orang dekatnya, ketika mendengarkan sayamelalui televisi. "Oh ternyata orang NU juga". Kan saya memangkeluarga besar NU. Selama ini Hizbut Tahrir identik dengan wacana khilafah, sepertiapa khilafah yang dimaksud? HTIitu ngomong khilafah bukan baru sekarang. Dari awal, daridulu itu sudah seperti itu. Jadi tidak ada yang berubah. Tetapimungkin menjadi sesuatu yang menakutkan setelah kemunculan ISIS. HTI itu tidakada hubungannya dengan ISIS. HTIitu setelah hari kedua dan ketiga deklarasi kekhilafahan Al-Bagdadi, menolakdeklarasi itu karena dianggap tidak sesuai dengan ketentuan syariah. Bahkandalam perkembangannya ada anggota senior Hizbut Tahrir di Suriah itu dibunuholeh mereka. Jadi tidak ada hubungannya Hizbut Tahrir dengan ISIS. Cumakemudian, katakanlah wajah kekhilafahan Al-Bagdadi itu kan menyeramkan. Beredarfoto dan video yang sangat sadistis itu. Makanya jadi terbentuk semacamkerangka pemahaman bahwa khilafah itu mengerikan. Sebelumnya tidak ada yangbegitu-begitu. Ada pernyataan menarik ketika HTI pernah menyerukan militermengambil alih kekuasaan. Apa maksud dari pernyataan itu? Jadibegini, itu tidak bisa dilepaskan dari dinamika pada waktu itu, di mana kalauenggak salah di masa SBY (pada 2014). Itu kan situasinya, saat itu SBYmemberikan ruang yang sangat longgar, demo-demo di depan Istana. Jadi itu harusdibaca sesuai konteks pada waktu itu. Tapi apakah itu juga salah satu pemicu pembubaran? Tidaktahu saya, mungkin saja. Kita akan lihat bukti-bukti apa saja yang diinikan(dihadirkan pemerintah). Saat bicara khilafah, dalam kelompok Islamdunia juga terdapat perbedaan cara dalam lakukan perubahan. Misalnya IkhwanulMuslimin yang memilih jalan dengan melakukan tarbiyah, yaitupembinaan dari bawah atau bottom up. MengapaHizbut Tahrir cenderung top down dengan wacana pembentukankhilafah? Enggakjuga, sebenarnya kami juga dari bawah. Khilafah itu kan lebih kepada vision and mission statement (pernyataan visi-misi). Ketika perubahanterjadi, lalu bagaimana, ya pembinaan. Pembinaan itu ngaji, buka kitab. Mulaidari akidah. Dari bawah, bawah sekali. Ada pihak yang dicoba didekati, baik itu militer atau politik? Dalamkonteks dakwah. Ini negeri mayoritas Muslim, pejabatnya Muslim. Bahasa palingmudah kan dakwah. Jangan sampai dalam pikiran kita, Islam jadi sulit di negeriini. Jika khilafah merupakan visi dan misi, lalu bagaimana cara HTImencapainya? Ini kan proses, dalam bahasa Hizbut Tahrir, pembinaan,pengkaderan. Masyarakat ini yang menuntut perubahan. Kita sendiri tak bisamembayangkan, tak ada preseden. Kita tak punya pengalaman. Itu melalui kesadaran umat. Perubahan dilakukan olehinstitusi-institusi perubahan. Seperti Orde Baru jatuh, kan ada doronganperubahan, dari masyarakat, dari militer, parlemen. Institusi perubahan itutetap ada. Apakah ini dirasakan sebagai sesuatu yang baik atau menyeramkan?Ini suatu kebaikan. Bisa terjadi karena seluruh elemen yang ada menginginkanperubahan. Ini teori yang ada, bukan utopia, bukan absurd, sedikit konseptual.Sulit untuk diformulasikan. Jika, katakanlah, wacana khilafah yang diusung HTI adalahvisi-misi yang bersifat konseptual, lalu kenapa pemerintah takut? Apakekhawatirannya? Itu juga pertanyaan saya. Kenapa takut? Jadi ini sekarang kandibuat takut. Ada satu-dua kelompok yang menciptakan ini sebagai sebuahketakutan. Ini terjadi sudah lama kok. Penguasa-penguasa yang dulu kantenang-tenang saja. Mereka hanya mengatakan, "Enggak apa-apa, wong itu cumawacana". "Bahaya apa, itu cuma wacana doang". Enteng(menanggapinya). Makanya disebut monsterizing. Terkait penerapan syariat dalam wacana khilafah, bayanganmasyarakat Indonesia kan seperti apa yang terjadi di Aceh, hukum cambukmisalnya. Apakah akan berlaku syariat seperti itu dalam wacana khilafah HTI? Nah itu dia. Jadi cambuk itu kanhukuman, katakanlah untuk orang yang berzina. Tapi sebelum hukuman cambuk itudilakukan, kan ada 12 hingga 13 hukum yang menyertainya. Kalau hukum yang 12hingga 13 itu dilakukan, hampir tak mungkin ada hukuman cambuk. Apa itu, daripendidikan, ketakwaan, pergaulan, macam-macam. Jadi HTI menilai yang diterapkandi Aceh bukan penerapan syariat secara ideal? Belum sempurna. Kami ada kritikjuga ke Aceh. Kami ada komunikasi juga dengan Dewan Syariat Aceh. Ketika bicara dalam konteks"negara Islam", apakah ada negara yang dinilai ideal dalam menerapkansistem khilafah? Bagaimana dengan negara seperti Arab Saudi atau Afghanistan? Ndak. Saudi kankerajaan, negara milik keluarga. Saudi kan menyempal dari kekhilafahan. Belumada preseden. Tapi bisa dijelaskan. Madinah itu awal terbentuknya masyarakatIslam. Kita banyak ambil dari teori Al Quran, hadis dan ijmak (kesepakatanulama). PenulisBayu Galih, KristianErdianto, Rakhmat Nur Hakim EditorBayu Galih #yiv5002991141 #yiv5002991141 -- #yiv5002991141ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp #yiv5002991141hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp #yiv5002991141ads {margin-bottom:10px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp .yiv5002991141ad {padding:0 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp .yiv5002991141ad p {margin:0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mkp .yiv5002991141ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ygrp-lc #yiv5002991141hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ygrp-lc .yiv5002991141ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity span {font-weight:700;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity span span {color:#ff7900;}#yiv5002991141 #yiv5002991141activity span .yiv5002991141underline {text-decoration:underline;}#yiv5002991141 .yiv5002991141attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv5002991141 .yiv5002991141attach div a {text-decoration:none;}#yiv5002991141 .yiv5002991141attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv5002991141 .yiv5002991141attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv5002991141 .yiv5002991141attach label a {text-decoration:none;}#yiv5002991141 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv5002991141 .yiv5002991141bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv5002991141 .yiv5002991141bold a {text-decoration:none;}#yiv5002991141 dd.yiv5002991141last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5002991141 dd.yiv5002991141last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5002991141 dd.yiv5002991141last p span.yiv5002991141yshortcuts {margin-right:0;}#yiv5002991141 div.yiv5002991141attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv5002991141 div.yiv5002991141attach-table {width:400px;}#yiv5002991141 div.yiv5002991141file-title a, #yiv5002991141 div.yiv5002991141file-title a:active, #yiv5002991141 div.yiv5002991141file-title a:hover, #yiv5002991141 div.yiv5002991141file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5002991141 div.yiv5002991141photo-title a, #yiv5002991141 div.yiv5002991141photo-title a:active, #yiv5002991141 div.yiv5002991141photo-title a:hover, #yiv5002991141 div.yiv5002991141photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5002991141 div#yiv5002991141ygrp-mlmsg #yiv5002991141ygrp-msg p a span.yiv5002991141yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv5002991141 .yiv5002991141green {color:#628c2a;}#yiv5002991141 .yiv5002991141MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv5002991141 o {font-size:0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141photos div {float:left;width:72px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141photos div div {border:1px solid #666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141reco-category {font-size:77%;}#yiv5002991141 #yiv5002991141reco-desc {font-size:77%;}#yiv5002991141 .yiv5002991141replbq {margin:4px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg select, #yiv5002991141 input, #yiv5002991141 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg pre, #yiv5002991141 code {font:115% monospace;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-mlmsg #yiv5002991141logo {padding-bottom:10px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-msg p#yiv5002991141attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-reco #yiv5002991141reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-sponsor #yiv5002991141ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv5002991141 #yiv5002991141ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv5002991141