http://aceh.tribunnews.com/2017/05/31/massa-buka-puasa-di-depan-kantor-pln-aceh



Massa Buka Puasa di Depan Kantor PLN Aceh

Rabu, 31 Mei 2017 10:59


[image: Massa Buka Puasa di Depan Kantor PLN Aceh]

Massa dari beberapa ormas menggelar aksi protes terhadap pemadaman listrik
di Kantor PLN Wilayah Aceh, Banda Aceh, Selasa (30/5) sore. Aksi itu
diakhiri dengan buka puasa bersama di depan pintu gerbang Kantor PLN
Wilayah Aceh dengan menu berbuka air mineral dan kue yang dibawa sendiri.
SERAMBI/BUDI FATRIA



** Protes Pemadaman Listrik <http://aceh.tribunnews.com/tag/listrik>*

BANDA ACEH - Sejumlah massa dari berbagai organisasi dan individu menggelar
aksi di depan Kantor PT PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Wilayah
Aceh, Banda Aceh, Selasa (30/5). Mereka memprotes pihak PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> karena sering memadamkan listrik,
terutama pada saat berbuka puasa dan sahur. Di akhir aksi, massa melakukan
buka puasa bersama di depan pintu gerbang yang hanya diterangi lampu dari
handphone masing-masing. Amatan Serambi, massa yang datang dengan sepeda
motor tiba di kantor PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> sekira pukul
16.55 WIB. Saat berunjuk rasa, mereka turut mengusung spanduk yang
bertuliskan “Bapak Enak Ada Genset, Kami Ini Apalah. PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Jangan Jual Janji” dan beberapa karton
yang di antaranya bertuliskan “Buka Puasa dalam Gelap Yok, PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln>”.

Di bawah rintik hujan dan pengawalan aparat kepolisian, massa melakukan
orasi secara bergantian. Setelah melakukan orasi beberapa saat, kemudian
massa disambut oleh General Manager (GM) PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Wilayah Aceh, Jefri Rosiadi bersama
beberapa pejabat teras instansi di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ini.

Salah satu orator, Muslim Al Yamani menyampaikan saat ini banyak masyarakat
mengalami kerugian akibat pemadaman listrik secara mendadak. Pihaknya juga
kecewa karena pemadaman dilakukan pada bulan puasa. “PLN jangan memikirkan
rugi saja, tapi mereka harus bertanggung jawab atas kerugian masyarakat
akibat pemadaman listrik,” teriak Muslim.

Di sisi lain ia juga menyampaikan salah satu kegagalan Pemerintah Aceh
adalah belum mampu mengatasi krisis listrik di Aceh. Seharusnya pemerintah
memikirkan solusinya agar listrik tidak padam lagi. “Pihak pemerintah dan
DPRA jangan ikut merengek seperti kita. Jangan hanya bicara di media kita
akan mengugat PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln>, harusnya mereka
memikirkan solusinya,” ujar Muslim.

Sentilan itu disampaikan untuk anggota DPRA, Asrizal H Asnawi, karena pada
Senin (29/5) menyampaikan kepada Serambi pihaknya mempertimbangkan untuk
menggugat PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> yang dinilai ingkar
janji sekaligus menzalimi rakyat Aceh. “Pemadaman listrik telah menodai
bulan suci Ramadhan. Hampir semua media sosial berisi sumpah serapah dan
caci maki terhadap PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln>. Maka saya
tergerak untuk menampung aspirasi masyarakat ini melalui aksi menggugat PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln>,” katanya.

Massa juga mempertanyakan penyebab seringnya terjadi pemadaman yang membuat
masyarakat Aceh kecewa. GM PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Wilayah
Aceh, Jefri Rosiadi yang menemuai massa menyampaikan bahwa penyebab
terjadinya pemadaman karena terganggunya transmisi yang mengakibatkan
matinya pembangkit listrik yang ada di Aceh, termasuk PLTU Nagan Raya.

Selain itu, tambahnya, juga diakibatkan karena Aceh selama ini masih
defisit daya listrik, sehingga harus disuplai dari Medan, Sumatera Utara.
“Satu malam kita mendapat daya 168-170 MW dari Medan, jadi bukan dari Aceh
dikirim ke Medan, tapi dari Medan dikirim ke Aceh. Pembangkit yang ada di
Aceh saat ini tidak cukup menyuplai beban 350 MW untuk seluruh Aceh,
sehingga kita masih membutuhkan daya dari Medan,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi kurangnya daya listrik di Aceh, Jefri mengatakan bahwa
pada tahun 2018 pihaknya merencanakan menambah daya sebesar 300 Megawatt
(MW) yang terdiri atas 250 MW untuk PLTMG Arun Lhokseumawe dan 50 MW di
pembangkit listrik di Krueng Raya. Selain itu, ditambah lagi dengan daya
pada pembangkit lain seperti PLTA Peusangan.

Setelah mendengarkan penjelasan dari GM PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Wilayah Aceh, massa tampak belum puas.
Sebagai bentuk protes karena selama ini sering terjadi pemadaman pada saat
masyarakat berbuka puasa, maka massa melakukan buka puasa bersama di depan
Kantor PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> Wilayah Aceh tanpa
diterangi lampu. Adapun menunya hanya air mineral yang dibawa sendiri.

Awalnya, massa diminta untuk berbuka di dalam perkarangan kantor, bahkan
pihak PLN <http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> sudah menggelar tikar dan
menyediakan air dan kue sebagai peganan berbuka. Tetapi, karena GM PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> tidak ikut serta dan memilih berbuka
di kantornya, lalu para aktivis pun menolak menerima tawaran pihak PLN
<http://aceh.tribunnews.com/tag/pln> dan mereka memilih berbuka di depan
pintu gerbang dengan menu seadanya. *(mas)*

Reply via email to