http://www.suara-islam.com/read/kabar/nasional/22635/Skandal-Bank-Century-dan-Dosa-Sejarah-Ani-Boedi



Skandal Bank Century dan Dosa Sejarah Ani-Boedi

02 Juni 18:57 | Dilihat : 789

[image: Skandal Bank Century dan Dosa Sejarah Ani-Boedi] Ilustrasi:
Bediono-Sri Mulyani dan Chatib Basri, tiga ekonom liberal.

Heboh skandal Bank Century tiba-tiba saja mencuat kembali. Adalah Menko
Perekonomian  Rizal Ramli era Presiden Gus Dur yang mengangkat kembali
skandal Bank Century saat dimintai dimintai masukannya seputar calon bos
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh Komisi XI, 31 Mei silam. Sebetulnya RR,
begitu dia biasa disapa, sekadar mengingatkan agar pimpinan OJK ke depan
diisi oleh orang-orang yang independen, kredibel, dan berani. Dia tidak
ingin kasus bank besutan Robert Tantular itu kembali terjadi.

Menurut dia, sebetulnya untuk menyelematkan Bank Century tidak perlu ada
dana yang digelontorkan, apalagi sampai Rp6,7 triliun. RR mencontohkan
sukses menyelamatkan Bank Internasional Indonesia (BII) tanpa menggunakan
serupiah pun dana pemerintah.

“Tahun 2000 BII nyaris kolaps karena nasabah menarik duitnya. BII ini
besarnya 8-10 kali dari Bank Century. Tapi sebagai Menko Perekonomian kami
selamatkan tanpa uang sepeser pun. Jadi pada kasus Century, kita semua
waktu itu dibohongi Gubernur BI Boediono dan Menkeu Sri Mulyani. Mereka
menggelontorkan dana sangat besar dengan dalih Bank Century punya risiko
sistemik,” papar Rizal Ramli.

Pernyataan RR di DPR tadi seperti menguak kisah lama. Memang, saat itu
bangsa ini seperti tersihir oleh Budiono dan Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.
Bagaimana mungkin negara harus merogoh kocek dalam-dalam hingga Rp6,7
triliun untuk menyelamatkan bank mini di belantara perbankan nasional
dengan dalih bisa berdampak sistemik?

Halusinasi Boedi-Ani

Sihir berdampak sistemik yang ditebar duet Boediono dan Ani ini sebetulnya
halusinasi belaka. Data-data yang ada justru menunjukkan sebaliknya. Dana
pihak ketiga di Bank Century hanya 0,68% dari total dana di perbankan.
Begitu juga dengan kredit yang disalurkannya cuma Bank Century 0,42% dari
total kredit perbankan. Bahkan asetnya tidak sampai 1%, tepatnya hanya
0,72% dari aset perbankan.

Bicara soal CAR, pada November 2008 perbankan nasional punya CAR rata-rata
12% lebih. Memang ada tiga bank yang di bawah 8%, yaitu batas minimal
minimum untuk bailout. Namun ketiganya adalah bank skala kecil. Tapi
anehnya Pemerintah hanya menyelamatkan Bank Century, yang per 30 September
CAR-nya 2,35%. Salah urus membuat CAR bank Century terus terjun, dan berada
di posisi minus 3,5% saat bailout dilaksanakan.

Bahkan internal BI sendiri pun berpendapat penutupan Bank Century sama
sekali tidak berdampak sistemik. Di persidangan, Halim Alamsyah yang ketika
itu menjadi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan (DPNP) bersaksi,
dia pernah diperintah membuat analisis dampak sistemik Bank Century dalam
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, 13 November 2008.

Hasil analisisnya menyebutkan Bank Century sama sekali tidak berdampak
sistemik. Pasalnya, ukuran Bank Century relatif kecil dalam perekonomian.
Peran dalam pemberian kredit pun relatif kecil. Begitu juga dengan
keterikatan dengan sektor riil. Singkat kata, secara keseluruhan
menunjukkan Bank Century adalah Liliput di negeri Guliver.

Selain itu, audit internal BI juga mengaku langsung bergerak begitu
mengendus  adanya kejanggalan tersebut. Namun, menurut saksi Wahyu yang
saat itu menjabat Direktur Audit Internal BI, dia malah dimarahi Boediono
saat melaporkan kejanggalan tadi.

Berdasarkan fakta tersebut, tampak jelas bahwa Ani dan Boediono sekadar
mencari-cari alasan untuk menggelontorkan dana sangat besar ke Bank
Century. Kalau pun pada akhir 2008 perbankan nasional mengalami kesulitan
likuiditas, itu bukan karena pengaruh krisis global. Sejatinya, hal itu
disebabkan kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan Gubernur BI dan
pengetatan fiskal oleh Menkeu.

Kebijakan kriminal

Mencermati pat-gulipat penyaluran dana *bailout* ke bank Century, tidak
berlebihan bila disebut hal itu merupakan kebijakan kriminal dan
penyalahgunaan kekuasaan. Bayangkan, agar Bank Century bisa menerima dana*
bailout *Rp 6,7 triliun, pada 14 November 2008 Boediono mengubah Peraturan
Bank Indonesia tentang persyaratan CAR untuk bailout dengan menurunkannya
dari CAR 8% jadi CAR asal positif.

Audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan secara jelas
bahwa Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah salah memutuskan Bank Century sebagai
bank gagal dengan risiko sistemik.

Jika Pemerintahan Jokowi benar-benar bermaksud membersihkan negeri ini dari
pribadi tak berintegritas dan korupsi, semestinya hasil audit investigatif
Bank Century diangkat kembali. Boediono dan Ani harus mengklarifikasi hasil
audit BPK. Bukan itu saja, aparat penegak hukum juga bisa saja menjerat
keduanya. Senjatanya, lagi-lagi, adalah hasil audit investigatif BPK yang
diserahkan ke DPR dan dirilis ke publik 20 November 2009.

Kalau tidak, Jokowi akan terus dibebani dosa-dosa sejarah yang sama sekali
tidak pernah dilakukannya. Ini juga akan menggerogoti modal Presiden yang
selama ini dipersepsi sebagai sederhana, merakyat, bersih, dan tidak
*neko-neko…* (*)

Jakarta, 2 Juni 201
  • [GELORA45] Skandal Bank Centu... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke