Cara paling tepat menertibkan ABRI yalah: Gugurkan dan Hapus Doktrin
Dwifungsi.
Sistim ketentaraan itu hierarkhis. Bukan metode demokratis. 
Darimana si panglima itu mengerti urusan demokrasi?




Am Tue, 6 Jun 2017 07:08:17 +0800
schrieb "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
> Sent: Tuesday, June 6, 2017 1:43 AM
>   
> 
> 
> 
> Dikritik, pernyataan panglima TNI demokrasi 'tak sesuai lagi dengan
> Pancasila' 
> 
> 
>                         
>                  
>            
>                     Dikritik, pernyataan panglima TNI demokrasi 'tak
> sesuai lagi dengan Pan... Pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot
> Nurmantyo yang menyebutkan praktik demokrasi di Indonesia tidak
> sesuai de... 
> 
> 
> 
> 
>   a.. 32 menit lalu
>   Tautan eksternal dan akan terbuka di layar baru 
>   a.. Bagikan artikel ini dengan Facebook  
>   b.. Bagikan artikel ini dengan Twitter  
>   c.. Bagikan artikel ini dengan Messenger  
>   d.. Bagikan artikel ini dengan Email  
>   e.. Kirim
> Hak atas fotoADEK BERRY/AFP/GETTY IMAGESImage captionPanglima TNI
> Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan demokrasi di Indonesia 'tidak
> sesuai lagi dengan Pancasila'. Pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot
> Nurmantyo yang menyebutkan praktik demokrasi di Indonesia tidak
> sesuai dengan Pancasila, karena melakukan voting dan bukan musyawarah
> mufakat, dikritik pengamat politik LIPI. Syamsuddin Haris menyarankan
> panglima TNI membatasi diri dan sebaiknya tidak mewacanakan
> masalah-masalah politik, yang bukan merupakan tanggung jawabnya. "Ya
> memang sih sebaiknya ya tidak, panglima TNI sebaiknya tidak memasuki
> atau mewacanakan masalah-masalah politik , sebab itu bukan wilayah
> beliau, jadi saya kira tidak baik bagi seorang panglima TNI masuk
> wilayah politik, sebab sangat mungkin kalau beliau ngomong politik
> jadi bias," katanya. Menurut Syamsuddin, dalam sistem demokrasi tidak
> dapat menghindari dilakukannya voting, bahkan termasuk pemilu juga
> merupakan bentuk voting. a.. Pegiat HAM tolak 'pelibatan langsung
> TNI' dalam menindak terorisme b.. TNI bantah investigasi 'perwira
> gunakan demo anti-Ahok untuk lengserkan Jokowi' c.. Benarkah Panglima
> TNI dan Menhan ‘tidak tahu’ pembelian helikopter kepresidenan? Dia
> menyebutkan panglima TNI tampaknya salah paham mengenai sistem
> demokrasi. "Intinya panglima TNI salah paham mengenai sistem
> demokrasi jadi voting itu suatu rangkaian dari msayawarah mufakat,
> kalau musyawarah mufakat tidak tercapai, maka dilakukan voting, tidak
> ada masalah, tidak ada yang salah, dalam Islam juga, " jelas
> Syamsuddin. Seperti diberitakan media lokal, detik.com dan
> viva.co.id, dalam ceramah kebangsaan di Masjid Islamic Center
> Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Minggu (04/06), Panglima TNI
> Jenderal Gatot Nurmantyo menyebutkan demokrasi yang dianut Indonesia
> sesuai dengan prinsip ajaran Islam, dan caranya diatur dalam
> Pancasila, yaitu sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang
> dimpimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan".
> "Demokrasi kita tidak sesuai lagi dengan Pancasila, tidak melalui
> musyawarah dan mufakat lagi," jelasnya, "Jadi musyawarah dan mufakat,
> bukan voting". Hak atas fotoSONNY TUMBELAKA/AFP/GETTY IMAGESImage
> captionDwifungsi TNI telah dihapus pada 2009 lalu. TNI dan politik
> Syamsuddin Haris mengatakan pernyataan panglima TNI tentang demokrasi
> ini akan menimbulkan anggapan TNI ingin masuk lagi ke dunia politik.
> "Implikasi tentu saja mengingat beliau panglima TNI, publik akan
> menilai TNI ingin masuk lagi ke poliik dengan menyalahkan demokrasi
> yang berlaku sekarang, kedua akan muncul penilaian publik bahwa
> panglima TNI tampaknya cukup ambisius juga sehingga melakukan
> assessment terhadap kehidupan politik," kata Syamsudin. Anggota
> Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Charles Honoris juga menyarankan
> sebagai militer aktif agar panglima tidak menyinggung masalah
> politik. "Tidak usah lagi fokus ke urusan politik memang ini tahunnya
> sudah mendekati tahun politik tetapi beliau masih menjabat sebagai
> panglima TNI jadi tolong fokus saja pada kerjanya, untuk meningkatkan
> kinerja pribadi sebagia panglima atau TNI sebagai lembaga," jelas
> Charles. Charles juga menyarankan agar panglima lebih fokus untuk
> menjalankan strategi pertahanan Indonesia daripada terlibat dalam
> berbagai acara politik. "Memang kalau kita melihat beliau selama ini
> sangat banyak terlibat dalam statement politik, hadir di acara
> politik partai politik sampai membaca puisi ya, tapi saya sarankan
> pada panglima supaya menjalankan tugas sebagai panglima untuk fokus
> pada menjalankan strategi pertahanan Indonesia, karena masih banyak
> urusan lain yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan pertahanan
> Negara," jelas Charles. Pada masa Pemerintah Orde Baru, TNI -yang
> dulu bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI- terlibat
> secara aktif dalam politik melalui Dwifungsi yaitu menjaga keamanan
> dan ketertiban negara, serta memegang kekuasaan dan mengatur negara.
> TNI juga memiliki perwakilan dalam lembaga legislatif, DPR ataupun
> MPR. Tetapi setelah Soeharto mundur, melalui rapat pimpinan ABRI pada
> 2000, peran tentara di dunia politik dikurangi secara bertahap mulai
> pemilu 2004 dan kemudian 2009.
> 

Kirim email ke