*Beragama Secara Timpang *
Hasanudin Abdurakhman
Senin 12 Juni 2017, 12:10

Orang kita terkenal sensitif terhadap makanan haram, khususnya babi.
Berbagai kericuhan pernah muncul karena soal ini. Misalnya, kasus Ajinomoto
pada 2001. Suatu grup restauran juga pernah dihujat dan diancam boikot
karena dianggap tidak menyajikan makanan halal.

Tapi, kenapa di negeri yang begitu sensitif terhadap makanan haram, orang
begitu permisif terhadap korupsi?

Pertama, karena soal kejelasan dalil. Larangan makan daging babi sangat
nyata, tertera jelas di Quran. Sedangkan, larangan suap menyuap, misalnya,
"hanya" dinyatakan dalam hadits. Quran lebih sering dibaca dan dibahas
dibanding hadits.

Hadist-hadits tentang korupsi relatif jarang dibahas dalam berbagai
pengajian. Adapun ayat-ayat, diperlukan pemaknaan yang agak mendalam untuk
bisa sampai pada kesimpulan bahwa ayat itu bicara soal korupsi.

Sejak kecil kita dididik untuk tidak mencuri. Tapi, kita tidak dididik
untuk tidak korupsi. Kita akrab dengan larangan mencuri.

READ MORE
https://news.detik.com/kolom/d-3527576/beragama-secara-timpang

Kirim email ke