???????????????---Muhadjir berharap bahwa kegiatan ekstra kurikuler itu itu bisa dikerjasamakan bersama madrasah. "Nah, itulah yang bisa kerja sama dengan madrasah. Habis dari sekolah kemudian mereka ke Madrasah," katanya. ...Rabu 14 Juni 2017, 02:17 WIB
Mendikbud: 8 Jam Sekolah Kuatkan Simbiosis Madrasah-Sekolah Heldania Ultri Lubis - detikNewsShare 0TweetShare 00 KomentarMendikbud Muhadjir Effendy. Foto: dok Kemdikbud Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menampik anggapan bahwa kebijakan 8 jam belajar dengan 5 hari sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 akan merugikan madrasah diniyah. Ia malah merencanakan adanya kerja sama. "Sangat tidak mungkin itu (merugikan madrasah diniyah). Tidak ada. Malah nanti ada simbiosis, saling menguatkan antara madrasah dan sekolah," ujar Muhadjir di Hotel Ciputra, Jakarta Barat, Selasa (13/6/2017) malam. Muhadjir memberi penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tersebut. Ia mengatakan bahwa sekolah tingkat SD dan SMP bisa mengisi delapan jam belajar dengan kegiatan ekstra kurikuler. "Contoh konkretnya seperti ini, misalnya sudah kita hitung 5 hari sekolah itu, kecuali SMA dan SMK ya. Jadi untuk SD dan SMP itu jam 12.00 hingga 13.00 sudah selesai (mata pelajaran). Kemudian dilanjutkan ekstra kurikuler," katanya. Muhadjir berharap bahwa kegiatan ekstra kurikuler itu itu bisa dikerjasamakan bersama madrasah. "Nah, itulah yang bisa kerja sama dengan madrasah. Habis dari sekolah kemudian mereka ke Madrasah," katanya. Muhadjir ingin agar pemerintah daerah juga bisa memberikan bantuan makan siang melalui APBD yang diberikan kepada siswa-siswi saat berkegiatan di Madrasah. Tujuannya untuk meningkatkan motivasi. "Saya sedang bicara dengan Kemenkes soal kemungkinan itu (bantuan makan siang) untuk bisa diberikan. Ya makannya nggak perlu yang beratlah, makan roti aja atau apa, kemudian langsung masuk diniyah," katanya. "Jadi itulah yang delapan jam itu. Artinya tidak delapan jam itu dihabiskan di dalam kelas saja (tapi juga untuk kegiatan diluar kelas seperti ekstra kurikuler). Kalau cuma di dalam kelas anak-anak pasti sumpek, saya aja sumpek," tuturnya. Namun demikian, Muhadjir memastikan penerapan program tersebut tidak akan dilakukan tanpa proses. Ia menyebut penerapan akan dilakukan dengan serangkaian tahap yang dicocokkan dengan kesiapan masing-masing daerah. "Bertahap dan sesuai dengan kesiapan daerah. Nanti inputnya kita minta dari dinas terkait untuk menerapkan. Mana (daerah) siap dan mana yang belum siap. Nanti silakan (diatur)," katanya. "Daerah yang sudah menerapkan 5 hari sekolah ini juga akan kita jadikan pilot project. Jadi bisa menjadi rujukan bagi 9.800 yang akan menerapkan program ini. Sekolah bisa mempelajari bagaimana dan bisa membuat proposal seperti apa yang akan dikembangkan di sekolahnya," tandas Muhadjir. (hld/bag)