kalau nggak ganti agama nggak dikasih ktp dan karenanya tidak dapat fasilitas pendidikan dan kesehatan, apa hal itu bukannya sama dgn dipaksa?
---In GELORA45@yahoogroups.com, <inengahk@...> wrote : Menganut kepercayaan tak boleh dipaksakan, karena mereka punya hak asasi manusia From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Saturday, June 17, 2017 3:44 AM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Orang Rimba di Jambi, dari animisme pindah Islam untuk dapat KTP Kenapa kok penganut animisme tidak dapat KTP? Kenapa kok harus pindah agama dulu baru dapat KTP? --- Pria yang sebelumnya bernama Nguyup -sesuai dengan nama Orang Rimba- juga ingin memiliki KTP sehingga memudahkan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan. ... "Menurut tradisi kami, pindah keyakinan tak diizinkan," menurut pemimpin suku di sana, Mail, kepada kantor berita AFP. "Kami khawatir bila kami langgar sumpah kami, kami akan ditangkap harimau," tambahnya. ... Saat ini terdapat sekitar 70 juta jiwa anggota suku pedalaman, termasuk Dayak sampai suku di Mentawai. ... Orang Rimba di Jambi, dari animisme pindah Islam untuk dapat KTP http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40304342 Orang Rimba di Jambi, dari animisme pindah Islam untuk dapat KTP - BBC Indo... Sekitar 200 anggota suku Orang Rimba atau Anak Dalam di Jambi pindah dari animisme dan masuk Islam agar hidup le... 5 jam lalu Tautan eksternal dan akan terbuka di layar baru Bagikan artikel ini dengan Facebook http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40304342 Bagikan artikel ini dengan Twitter http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40304342 Bagikan artikel ini dengan Messenger http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40304342 Bagikan artikel ini dengan Email mailto:?subject=Shared%20from%20BBC%20Indonesia&body=http%3A%2F%2Fwww.bbc.com%2Findonesia%2Fmajalah-40304342 Kirim http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40304342#share-tools Hak atas fotoAFPImage captionAnak-anak Orang Rimba yang pindah Islam dan belajar mengaji. Sekitar 200 dari 3.500 anggota suku Orang Rimba atau Anak Dalam di Jambi pindah dari animisme dan masuk Islam agar hidup lebih sejahtera dan mendapatkan kartu identitas penduduk, KTP. "Alhamdulilah, pemerintah kini memperhatikan kami, sebelum kami pindah agama, mereka tak peduli," kata Muhammad Yusuf, pemimpin kelompok dengan nama barunya. kepada kantor berita AFP. Hak atas fotoAFPImage captionMereka tinggal di rumah-rumah kayu dan tidak lagi nomaden. Yusuf mengakui bahwa alasannya pindah keyakinan karena mencari makan semakin sulit di tengah konflik dengan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di daerah yang ditinggali suku ini. Pria yang sebelumnya bernama Nguyup -sesuai dengan nama Orang Rimba- juga ingin memiliki KTP sehingga memudahkan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan. · Kisah fotografer temukan suku yang tak alami era modern · Bahasa indah orang-orang yang berbicara seperti burung · Hanya kenakan sandal, perempuan pribumi Meksiko menangi marathon · Kampung Pelangi Semarang yang menarik perhatian dunia Sekitar 200 orang suku Anak Dalam yang hidup nomaden atau berpindah-pindah setiap beberapa minggu, kini menetap di satu tempat, di rumah-rumah yang terbuat dari kayu. Hak atas fotoAFPImage captionKeluarga suku Orang Rimba. "Pindah keyakinan tak diizinkan" Mereka memakai baju yang disumbangkan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dan tak lagi sekedar memakai kain penutup tubuh. Suku nomaden ini biasanya pindah tiga kali dalam satu bulan untuk mencari daerah perburuan baru atau setiap kali ada anggota suku yang meninggal. Hak atas fotoAFPImage captionDi Indonesia, terdapat sekitar 70 juta jiwa anggota suku pedalaman. "Lebih enak tinggal di desa seperti ini, kehidupan kami lebih baik," kata Yusuf yang berhenti tinggal berpindah Januari lalu. Namun ia mengatakan masih belum mendapatkan KTP. Di tempat lain, 300 suku Anak Dalam lain -yang masih nomaden- tinggal di tenda plastik biru yang mereka bangun seadanya dan masih berburu binatang, di tengah perkebunan sawit. "Menurut tradisi kami, pindah keyakinan tak diizinkan," menurut pemimpin suku di sana, Mail, kepada kantor berita AFP. Hak atas fotoAFPImage captionAnak-anak suku Orang Rimba yang masih nomaden. "Kami khawatir bila kami langgar sumpah kami, kami akan ditangkap harimau," tambahnya. Hak atas fotoAFPImage captionTerdapat sekitar 3.500 anggota Suku Rimba di Batang Hari, Jambi. Mereka berpindah tempat paling tidak tiga kali seminggu. Hasbullah Al Banjary, Direktur pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kementerian Sosial, mengatakan pemerintah lebih mudah dalam memberikan bantuan kepada berbagai suku karena mereka tak lagi berpindah-pindah. Hasbullah juga mengatakan tradisi mereka tak akan hilang dan 'perlu kita pertahankan'. Anak-anak Orang Rimba, yang termasuk dalam sekitar 200 orang yang masuk Islam, sudah mulai belajar mengaji. Hak atas fotoAFPImage captionSuku Orang Rimba yang tak nomaden lagi tinggal di rumah kayu yang disediakan. Saat ini terdapat sekitar 70 juta jiwa anggota suku pedalaman, termasuk Dayak sampai suku di Mentawai. Tetapi Rukka Sombolinggi, Koordinator of Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), mengatakan kondisi suku pedalaman seperti ini karena pemerintah tidak memberikan perlindungan selayaknya. Hak atas fotoAFPImage captionOrang Rimba yang masih nomaden berburu dengan bedil. "Saya melihat ini karena kegagalan pemerintah melindungi mereka," kata Rukka kepada AFP. "Mereka beralih ke ulama atau gereja di sejumlah tempat karena mereka menawarkan perlindungan.