Pada Minggu, 18 Juni 2017 15:42, "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [nasional-list]" <nasional-l...@yahoogroups.com> menulis:
Ceritabaru yang diciptakan sesuai kebutuhan perkembangan zaman? http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/06/14/orif5n385-hatta-dan-kisah-pendirian-partai-demokrasi-islam-indonesia Rabu , 14 June 2017, 06:41 WIB Hatta dan Kisah Pendirian Partai Demokrasi IslamIndonesia Red: Muhammad Subarkahgeheugenvannederland.nl Hatta berpidato di depan anggota KNIPJanuari 1947 Oleh: Lukman Hakiem* Percobaan kudeta yanggagal pada September 1965, menurut Proklamator Mohammad Hatta(1902-1980) mengakibatkan proses dialektika, kembali ke demokrasi."Tetapi," kata Hatta, "masih panjang jalan yang harusditempuh untuk tiba pada demokrasi yang sesungguhnya."Pada bulan Juli 1966, kepada pemimpin buruh Amerika Serikat(American Federation of Labour), Harry Goldberg, Hatta berkata:"Tetapi partai-partai yang ada, yang didominasi olehpemimpin-pemimpin dengan kepentingan masing-masing (vested interest)tidak akan berhasil menemukan jalan kembali ke demokrasi. SepertiAnda tahu, partai-partai kami lebih tersusun secara oligarkidaripada merupakan organisasi demokrasi yang sesungguhnya."Seperti ditulis oleh Deliar Noer dalam Mohammad Hatta BiografiPolitik (Jakarta, LP3ES, 1990), Bung Hatta memang meletakkanidenya tentang demokrasi begitu tinggi. Dia tidak keberatan denganistilah Demokrasi Pancasila yang di awal Orde Baru mulai acapdisebut-sebut sebagai pengganti Demokrasi Terpimpin ala Sukarno. BagiHatta, Demokrasi Pancasila sama dengan demokrasi sosial, yaitu demokrasi politik dan ekonomi.Demokrasi Pancasila menurut Bung Hatta ialah demokrasi yangdiridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa, dijalankan dengan jiwa yang murni,yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan suatu keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia.Bagi Wakil Presiden pertama Republik Indonesia itu, perjuangan untuk melaksanakan dan menghidupkan Demokrasi Pancasilaharus dikemudikan oleh sikap cinta akan kebenaran dan keadilan dan kebaikan serta dengan rasa persaudaraan dan toleransi. GerakanDemokrasi IslamUntuk memberi contoh bagaimana seharusnya partai berfungsi,bersama dengan sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) danKeluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), Hatta berusahamendirikan partai politik yang akan diberi nama Partai DemokrasiIndonesia (PDII) yang lebih dulu akan merupakan sebuah gerakanbernama Gerakan Demokrasi Islam Indonesia (GDII).Cita-cita gerakan itu, menurut Hatta, ada sejarahnya.Sejak 1958, apalagi 1960-1963, banyak sekali pemuda dan pelajarIslam, terutama aktivis HMI dan PII, yang kecewa terhadapjalannya pemerintahan negara.Tidak saja keadaan ekonomi yang terus memburuk karena inflasi yangtidak terkendali, juga haluan negara yang berpedoman kepadaNasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) telah memberi kesempatan kepadaPartai Komunis Indonesia (PKI) untuk melebarkan sayapnya kemana-mana.Karena ada perintah dari atas agar pemerintah dari provinsi sampaidesa terdiri dari empat kaki yaitu kaki nasional, kaki agama, kaki komunis, dan kaki karyawan (= tentara), maka gerakankomunis dengan mudah berkembang sampai ke pelosok-pelosok tanah airyang belum pernah mereka masuki.Hasutan dan ancaman terhadap HMI dan PII, makin hari makinhebat. Central Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dan PKIterang-terangan menuntut supaya HMI dibubarkan karena menentangNasakom.Beberapa pekan sesudah peristiwa Gestapu yang berhasil digagalkanoleh tentara dan rakyat, menurut Hatta, ada desakan untukmembentuk partai Islam yang baru yang terbebas sama sekali daripengaruh masa lampau yang bercorak kezaliman.Dengan terbentuknya partai baru itu, diharapkan pendidikandemokrasi kepada rakyat secara teratur dapat dilaksanakan. MenurutHatta, masa lalu memperlihatkan kepada kita, betapa mudahnyaorang memutar dasar negara dari demokrasi menjadi diktatur di bawahjanji palsu Demokrasi Terpimpin. Demokrasi yang berarti pemerintahanrakyat dengan tanggung jawab bersama, mudah saja diganti dengankultus perseorangan.Sebab itu, kata Hatta, tugas utama GDII ialah mendidik rakyat yangakan menjadi pengikutnya untuk memahami Demokrasi Pancasila denganpenuh rasa tanggung jawab terutama kepada Tuhan, dan kepadamasyarakat."Ajaran Islam tentang demokrasi dan sosialisme beserta isidaripada UUD 1945 menjadi pedoman bagi gerakan ini," tegasHatta. Takut Disuruh ke Tangi Hatta menggagas gerakan yang kelak akan menjadi partai itu antaralain bersama Mashud Sosrohardjo, Ismail Hasan Metareum, UstadzH. Abus Salam Djaelani, H. Salihin Hasan, Nuckman Syarief,Zuber Hussein, Harjono, Januar Hakim, Mohammad Daud Ali, NormanRazak, Rosman Anwar, Ibrahim Madylao, Kamil Tjokroaminoto,Kamaralsyah, Habibah Daud, Sulastomo, dan DeliarNoer.Persiapan-persiapan dilakukan mulai 1965. Perundingan bersamaHatta dilakukan di rumahnya, dan di salah satu ruangan diUniversitas Islam Djakarta (UID). Rektor UID, Prof Hazairinyang tertarik pada gagasan gerakan/partai Islam ini, mempersilahkan para penggagas untuk menggunakan ruangan di UIDsebagai tempat rapat. Hazairin yang ahli hukum Islam, kadang-kadanghadir dalam rapat di UID.Perundingan itu berkisar pada usaha mencari persamaan pengertiantentang dasar, tujuan, dan program partai, sampai kepadahal-hal yang bersifat teknis.KH Abdullah Syafii, Ustadz H Djamalullail, malah mula-mulabekas aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan juru bicaraPartai Masyumi, Anwar Harjono, menyokong usaha Hatta dankawan-kawan.Setelah tokoh-tokoh Masyumi seperti M. Natsir, PrawotoMangkusasmito, M. Yunan Nasution, Mohamad Roem, Sjafruddin Prawiranegara, dan Burhanuddin Harahap dibebaskan daripenjara rezim Sukarno, dan mereka berinisiatif untuk merehabilitasiMasyumi, Anwar Harjono --dengan penuh pengertian dari Hatta--menyertai kawan-kawan separtainya dalam ikhtiar itu. Mengenai hal ini Anwar Harjono menuturkan, sesudah pemberontakanPKI pada 30 September 1965, dirinya melakukan komunikasi intensifdengan Hatta. Sebagai salah seorang aktivis Liga Demokrasi yangdibubarkan oleh Presiden Sukarno, Harjono menganjurkan Hattauntuk mengumpulkan semua anggota Liga Demokrasi sebagai sebuahkekuatan prodemokrasi yang mencakup berbagai tokoh partai dan aliranpolitik yang saat itu hidup di Indonesia.Ketika Harjono melakukan kontak dengan Bung Hatta, mantanPerdana Menteri itu sedang mempersiapkan pembentukan PDII. "Tetapi,"kata Harjono, "hanya sesekali kami bicara soal PDII. Topik utamapembicaran saya dengan Bung Hatta adalah mengenai masa sesudahGestapu. Saya selalu menekankan kepada Bung Hatta supaya bersiap-siapmengambil alih kepemimpinan nasional."Menurut Harjono, dalam pertemuan dengan Liga Demokrasi, Bung Hatta diminta supaya melakukan komunikasi dengan PanglimaKostrad Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu sedang memegang komandomenumpas pemberontakan Gestapu/PKI."Bagi kalangan sipil ketika itu, sesudah PresidenSukarno jatuh, penggantinya tidak ada lain kecuali Bung Hatta.Atas dasar itu, Liga Demokrasi mendesak Hatta untuk membukakontak dengan Mayjen Soeharto," tutur Harjono yang pada 1980turut menandatangani Petisi 50 mengeritik pidato Presiden Soehartoyang mengidentikkan dirinya dengan Pancasila.Kontak dibuka, tetapi tidak pernah ada jawaban dari MayjenSoeharto. "Belakangan kita tahu, rupanya Angkatan Daratmempunyai rencana sendiri."Tentara, menurut Deliar Noer, tidak menghendaki Hatta tampilkembali di pentas politik nasional karena mereka takut dikembalikanke tangsi oleh Hatta. Dua PerbedaanMenurut Deliar Noer, ada dua hal yang mula-mula menimbulkanperbedaan antara Hatta dengan para penggagas yang lain. Pertama, soal nama. Hatta mengusulkan agar partai yang akan dibentuk diberinama "Partai Demokrasi Rakyat Islam Indonesia". Nama inimemang mencerminkan cita-cita Hatta tentang kedudukan rakyat dalamdemokrasi.Nama ini bukan menekankan pada "demokrasi rakyat" dalampengertian people's democracy Eropa Timur, melainkan bahwa partaibersifat demokrasi dan memperjuangkan tegaknya demokrasi, jugabahwa partai kepunyaan rakyat yang beragama Islam untuk tanah air danbangsa Indonesia.Akan tetapi sebagian besar pemerakarsa keberatan dengan nama yangdiusulkan oleh Hatta itu. Bagaimanapun, nama "demokrasirakyat" mudah diasosiasikan dengan "people's democracy"Eropa Timur, dan dengan demikian mudah mendapat tanggapannegatif.Diusulkan nama baru: "Partai Demokrasi Islam Indonesia".Hatta tidak keberatan. Unsur demokrasi, Islam, danIndonesia, tertera dalam nama baru.Dengan mencantumkan "demokrasi Islam", akan terkemukakanpendapat bahwa demokrasi tersebut tidak dimaksudkan untuk menirudemokrasi Barat yang tercermin dalam liberal democracy atau Westerndemocracy. Juga tidak seperti people's democracy.Perbedaan kedua, menyangkut dasar partai. Hatta dalam halini mengusulkan agar PDII berdasarkan "Pancasila, yaituKetuhanan Yang Maha Esa, Peri Kemanusiaan, PersatuanIndonesia, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial."Menurut para penggagas yang lain, rumusan itu semata-matamengambil pengertian Hatta tentang Pancasila, dan melupakan bahwakalangan lain, bahkan pihak komunis juga mempergunakannya di masaDemokrasi Terpimpin. Para penggagas meminta pembatasan yang tegastentang Pancasila ini. Pembatasan itu ialah Islam.Dengan dasar Islam, sesungguhnya pengertian Pancasila sudahtercakup, karena jika Ketuhanan Yang Maha Esa dipahami sebagaitauhid --seperti pemahaman Ki Bagus Hadikusumo, KH A Wahid Hasjim, dan H Agus Salim pada 1945-- bagi kalangan Islam tidak ada lagipersoalan dengan Pancasila, dan sebaliknya ajaran Islam tidakdipersoalkan lagi di dalam rangka memahami Pancasila.Menurut Deliar, sejatinya antara Hatta dengan pemerakarsa, tidak ada perbedaan yang prinsipil. Perbedaan hanya mengenaiperumusan. Pertama, semata-mata menggunakan Pancasila sebagairumus, dianggap tidak mencerminkan integritas diri sebagaiMuslim.Kedua, mempergunakan hanya kata Pancasila, menggambarkankekurangyakinan terhadap Islam. Ketiga, seakan membenarkan anggapanorang bahwa Islam terpakai hanya untuk kalangan tertentu saja. Keempat, nama Islam sebagai simbol berkurang nilainya, padahalnama ini seharusnya menjadi kebanggaan Muslim dalam menghadapiapapun.Akhirnya disepakati rumusan: "PDII berjiwa Islam, danbersifat nasional, berjuang atas dasar Pancasila.""Berjiwa Islam" dimaksudkan untuk memberi tekanan tentangajaran Islam yang pokok, yaitu niat, dasar bagi setiapperbuatan insan, dan bahwa tiap perbuatan partai senantiasa terikatpada ajaran Islam. "Bersifat nasional" menekankankepentingan bangsa, bukan individu, dan bukan untuk menegakkanPan-Islam. "Berjuang atas dasar Pancasila" karenamemang Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Sukarno dan Mohammad Hatta 'Party in Parliament' dan Kekecewaan Hatta Pemikiran Hatta yang betul-betul baru dan akan membedakan PDIIdengan partai lain, ialah dalam hal struktur pimpinan partai.Hatta menghendaki ada pemisahan yang tegas antara orang yangmengurus organisasi partai, dengan orang yang mengurus politikpartai.Selama ini, pimpinan partai di Indonesia lebih menentukanketimbang pimpinan fraksi di parlemen. Fraksi adalah perpanjangantangan partai di parlemen. Akibatnya, para wakil rakyat lebihbanyak mendapat pengarahan dari orang-orang di luar parlemen.Dalam rangka struktur pimpinan partai ini, Hattamenyarankan, dan disetujui oleh para penggagas, agar selain adajabatan "Ketua Umum Partai" yang mengurus organisasipartai, juga ada jabatan "Pemimpin Partai" yangmengurus politik partai. Pemimpin Partai diharapkan dijabat olehKetua Fraksi di parlemen.Pemimpin Partai atau Ketua Fraksi itulah yang menyampaikan pidatodi Kongres atau Muktamar "suatu pidato yang di dalamnyatergambar politik dan kebijaksanaan partai untuk menyelenggarakancita-cita."Gagasan Hatta ini telah menjurus kepada adanya Party inParliament. Gagasan yang sungguh-sungguh baru! Apakahtidak akan muncul dualisme? Mungkin saja, jika Ketua Umumdan Pemimpin Partai saling berebut popularitas dan tidak mengetahuibatas kewenangan masing-masing.Antara lain atas alasan inilah, Hatta bersedia untuksementara memimpin partai. Dengan wibawa Hatta, diharapkan potensi konflik yang biasa mendera partai politik, dapat diredam. Partai Islam atau Partai PancasilaDengan partai yang "berjiwa Islam, bersifat nasional, dan berjuang berdasarkan Pancasila", ada yang menganggap PDIIbukanlah partai Islam, melainkan partai Pancasila.Mengenai hal ini Bung Hatta balik bertanya: "Apakah dasarKetuhanan Yang Maha Esa itu, yang menjiwai seluruh Pancasila, tidakdapat diamalkan menurut paham Islam?"Menurut Hatta, orang Islam yang berpegang kepada Tuhan YangPengasih dan Pemurah dan Maha Adil haruslah mendidik dirinya sendiriuntuk siap setiap waktu membela kebenaran, menegakkan keadilan,berbuat baik terhadap sesama manusia, bersifat jujur, bersikap tolongmenolong dalam pergaulan hidup, mencintai kebersihan dan keindahandalam dunia yang fana ini. "Pancasila sebagai rangkaian lima dasar yang disemangati oleh dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, kata Hatta, memberikan isiyang tegas untuk melaksanakan cita-cita yang sudah puluhan tahunterkandung dalam hati rakyat, yaitu Indonesia yang adil dan Indonesiayang makmur."Dalam pernyataan 17 Mei 1967, Hatta yang mengharapkan PDII menjadipartai dan gerakan para pemuda dan rakyat Islam yang akan ikut sertabertanggung jawab tentang nasib bangsa dan negara di masa depan,bersedia membuka jalan, ikut serta memimpin sementara.Menurut Hatta, kewajiban utama seorang pemimpin demokrat ialahmencarikan gantinya. Makin cepat dia diganti, makin baik. "Umurmanusia terbatas," kata Hatta, "umur pergerakanpanjang, umur negara lebih panjang lagi. Sebab itu nasibpergerakan atau negara tidak dapat disangkutkan pada orangseorang." Hatta KecewaPada 11 Januari 1967, Hatta berkirim surat kepada PresidenSoeharto menjelaskan maksudnya mendirikan GDII yang dalam tiga bulanakan menjadi PDII. Hatta sendiri yang menyampaikan surat itu kepadaSoeharto. Kesan Hatta, meskipun tidak antusias, Soehartotidak keberatan.Karena sampai bulan April belum ada jawaban dari Pemerintah, pada14 April, Hatta kembali menyurati Presiden. Dalam suratnya kali ini, Hatta mengakui berbagai keberatan dari DPR Gotong Royong terhadap rencana kelahiran partainya."Terlalu banyak partai memang tidak baik," kata Hatta, "tetapi itu tidak berarti mempertahankan yang lama dan menolakjiwa baru."Pada 17 Mei 1967, pada saat GDII akan segera diumumkan, datang surat dari Presiden Soeharto yang menyatakan Pemerintah tidaksetuju pembentukan GDII dan PDII.Hatta kecewa karena niat dan kerja ikhlasnya mempersiapkanpembentukan partai baru, tidak membuahkan hasil. *Lukman Hakiem, peminat sejarah, mantan staf ahli Wapres #yiv3632164775 #yiv3632164775 -- #yiv3632164775ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp #yiv3632164775hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp #yiv3632164775ads {margin-bottom:10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad {padding:0 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad p {margin:0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ygrp-lc #yiv3632164775hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ygrp-lc .yiv3632164775ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span {font-weight:700;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span span {color:#ff7900;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span .yiv3632164775underline {text-decoration:underline;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach div a {text-decoration:none;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach label a {text-decoration:none;}#yiv3632164775 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3632164775 .yiv3632164775bold a {text-decoration:none;}#yiv3632164775 dd.yiv3632164775last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3632164775 dd.yiv3632164775last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3632164775 dd.yiv3632164775last p span.yiv3632164775yshortcuts {margin-right:0;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775attach-table {width:400px;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title a, #yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title a:active, #yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title a:hover, #yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a, #yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a:active, #yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a:hover, #yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3632164775 div#yiv3632164775ygrp-mlmsg #yiv3632164775ygrp-msg p a span.yiv3632164775yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3632164775 .yiv3632164775green {color:#628c2a;}#yiv3632164775 .yiv3632164775MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv3632164775 o {font-size:0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775photos div {float:left;width:72px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775photos div div {border:1px solid #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775reco-category {font-size:77%;}#yiv3632164775 #yiv3632164775reco-desc {font-size:77%;}#yiv3632164775 .yiv3632164775replbq {margin:4px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg select, #yiv3632164775 input, #yiv3632164775 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg pre, #yiv3632164775 code {font:115% monospace;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg #yiv3632164775logo {padding-bottom:10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-msg p#yiv3632164775attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-reco #yiv3632164775reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv3632164775 | | Virusvrij. www.avg.com |