Pada Minggu, 18 Juni 2017 15:42, "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
[nasional-list]" <nasional-l...@yahoogroups.com> menulis:
 

     
Ceritabaru yang diciptakan sesuai kebutuhan perkembangan zaman?

http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/06/14/orif5n385-hatta-dan-kisah-pendirian-partai-demokrasi-islam-indonesia
Rabu , 14 June 2017, 06:41 WIB
Hatta dan Kisah Pendirian Partai Demokrasi IslamIndonesia
Red: Muhammad Subarkahgeheugenvannederland.nl Hatta berpidato di depan anggota 
KNIPJanuari 1947 
   
  Oleh: Lukman Hakiem*

Percobaan kudeta yanggagal pada September 1965, menurut Proklamator Mohammad 
Hatta(1902-1980) mengakibatkan proses dialektika, kembali ke 
demokrasi."Tetapi," kata Hatta, "masih panjang jalan yang harusditempuh untuk 
tiba pada demokrasi yang sesungguhnya."Pada bulan Juli 1966, kepada pemimpin 
buruh Amerika Serikat(American Federation of Labour), Harry Goldberg,  Hatta 
berkata:"Tetapi partai-partai yang ada,  yang didominasi olehpemimpin-pemimpin 
dengan kepentingan masing-masing (vested interest)tidak akan berhasil menemukan 
jalan kembali ke demokrasi. SepertiAnda tahu,  partai-partai kami lebih 
tersusun secara oligarkidaripada merupakan organisasi demokrasi yang 
sesungguhnya."Seperti ditulis oleh Deliar Noer dalam Mohammad Hatta 
BiografiPolitik (Jakarta,  LP3ES, 1990), Bung Hatta memang meletakkanidenya 
tentang demokrasi begitu tinggi. Dia tidak keberatan denganistilah Demokrasi 
Pancasila yang di awal Orde Baru mulai acapdisebut-sebut sebagai pengganti 
Demokrasi Terpimpin ala Sukarno. BagiHatta,  Demokrasi Pancasila sama dengan 
demokrasi sosial, yaitu demokrasi politik dan ekonomi.Demokrasi Pancasila 
menurut Bung Hatta ialah demokrasi yangdiridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa, 
dijalankan dengan jiwa yang murni,yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan 
dalampermusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan suatu keadilan sosialbagi 
seluruh rakyat Indonesia.Bagi Wakil Presiden pertama Republik Indonesia itu, 
perjuangan untuk melaksanakan dan menghidupkan Demokrasi Pancasilaharus 
dikemudikan oleh sikap cinta akan kebenaran dan keadilan dan kebaikan serta 
dengan rasa persaudaraan dan toleransi. 

GerakanDemokrasi IslamUntuk memberi contoh bagaimana seharusnya partai 
berfungsi,bersama dengan sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 
danKeluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), Hatta berusahamendirikan 
partai politik yang akan diberi nama Partai DemokrasiIndonesia (PDII) yang 
lebih dulu akan merupakan sebuah gerakanbernama Gerakan Demokrasi Islam 
Indonesia (GDII).Cita-cita gerakan itu,  menurut Hatta,  ada sejarahnya.Sejak 
1958, apalagi 1960-1963, banyak sekali pemuda dan pelajarIslam,  terutama 
aktivis HMI dan PII,  yang kecewa terhadapjalannya pemerintahan negara.Tidak 
saja keadaan ekonomi yang terus memburuk karena inflasi yangtidak terkendali,  
juga haluan negara yang berpedoman kepadaNasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) 
telah memberi kesempatan kepadaPartai Komunis Indonesia (PKI) untuk melebarkan 
sayapnya kemana-mana.Karena ada perintah dari atas agar pemerintah dari 
provinsi sampaidesa terdiri dari empat kaki yaitu kaki nasional, kaki agama, 
kaki komunis,  dan kaki karyawan (= tentara), maka gerakankomunis dengan mudah 
berkembang sampai ke pelosok-pelosok tanah airyang belum pernah mereka 
masuki.Hasutan dan ancaman terhadap HMI dan PII,  makin hari makinhebat.  
Central Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dan PKIterang-terangan menuntut 
supaya HMI dibubarkan karena menentangNasakom.Beberapa pekan sesudah peristiwa 
Gestapu yang berhasil digagalkanoleh tentara dan rakyat, menurut Hatta,  ada 
desakan untukmembentuk partai Islam yang baru yang terbebas sama sekali 
daripengaruh masa lampau yang bercorak kezaliman.Dengan terbentuknya partai 
baru itu, diharapkan pendidikandemokrasi kepada rakyat secara teratur dapat 
dilaksanakan. MenurutHatta,  masa lalu memperlihatkan kepada kita, betapa 
mudahnyaorang memutar dasar negara dari demokrasi menjadi diktatur di 
bawahjanji palsu Demokrasi Terpimpin. Demokrasi yang berarti pemerintahanrakyat 
dengan tanggung jawab bersama,  mudah saja diganti dengankultus 
perseorangan.Sebab itu, kata Hatta, tugas utama GDII ialah mendidik rakyat 
yangakan menjadi pengikutnya untuk memahami Demokrasi Pancasila denganpenuh 
rasa tanggung jawab terutama kepada Tuhan,  dan kepadamasyarakat."Ajaran Islam 
tentang demokrasi dan sosialisme beserta isidaripada UUD 1945 menjadi pedoman 
bagi gerakan ini," tegasHatta. 

Takut Disuruh ke Tangi
Hatta menggagas gerakan yang kelak akan menjadi partai itu antaralain bersama 
Mashud Sosrohardjo,  Ismail Hasan Metareum, UstadzH. Abus Salam Djaelani, H. 
Salihin Hasan,  Nuckman Syarief,Zuber Hussein, Harjono, Januar Hakim, Mohammad 
Daud Ali, NormanRazak, Rosman Anwar, Ibrahim Madylao, Kamil 
Tjokroaminoto,Kamaralsyah,  Habibah Daud,  Sulastomo,  dan 
DeliarNoer.Persiapan-persiapan dilakukan mulai 1965. Perundingan bersamaHatta 
dilakukan di rumahnya,  dan di salah satu ruangan diUniversitas Islam Djakarta 
(UID). Rektor UID,  Prof Hazairinyang tertarik pada gagasan gerakan/partai 
Islam ini, mempersilahkan para penggagas untuk menggunakan ruangan di 
UIDsebagai tempat rapat. Hazairin yang ahli hukum Islam, kadang-kadanghadir 
dalam rapat di UID.Perundingan itu berkisar pada usaha mencari persamaan 
pengertiantentang dasar, tujuan,  dan program partai, sampai kepadahal-hal yang 
bersifat teknis.KH Abdullah Syafii, Ustadz H Djamalullail,  malah 
mula-mulabekas aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan juru 
bicaraPartai Masyumi,  Anwar Harjono, menyokong usaha Hatta 
dankawan-kawan.Setelah tokoh-tokoh Masyumi seperti M. Natsir, 
PrawotoMangkusasmito,  M. Yunan Nasution,  Mohamad Roem, Sjafruddin 
Prawiranegara, dan Burhanuddin Harahap dibebaskan daripenjara rezim Sukarno, 
dan mereka berinisiatif untuk merehabilitasiMasyumi, Anwar Harjono --dengan 
penuh pengertian dari Hatta--menyertai kawan-kawan separtainya dalam ikhtiar 
itu. Mengenai hal ini Anwar Harjono menuturkan, sesudah pemberontakanPKI pada 
30 September 1965, dirinya melakukan komunikasi intensifdengan Hatta. Sebagai 
salah seorang aktivis Liga Demokrasi yangdibubarkan oleh Presiden Sukarno,  
Harjono menganjurkan Hattauntuk mengumpulkan semua anggota Liga Demokrasi 
sebagai sebuahkekuatan prodemokrasi yang mencakup berbagai tokoh partai dan 
aliranpolitik yang saat itu hidup di Indonesia.Ketika Harjono melakukan kontak 
dengan Bung Hatta,  mantanPerdana Menteri itu sedang mempersiapkan pembentukan 
PDII. "Tetapi,"kata Harjono, "hanya sesekali kami bicara soal PDII. Topik 
utamapembicaran saya dengan Bung Hatta adalah mengenai masa sesudahGestapu. 
Saya selalu menekankan kepada Bung Hatta supaya bersiap-siapmengambil alih 
kepemimpinan nasional."Menurut Harjono,  dalam pertemuan dengan Liga Demokrasi, 
Bung Hatta diminta supaya melakukan komunikasi dengan PanglimaKostrad Mayor 
Jenderal Soeharto yang saat itu sedang memegang komandomenumpas pemberontakan 
Gestapu/PKI."Bagi kalangan sipil ketika itu,  sesudah PresidenSukarno jatuh,  
penggantinya tidak ada lain kecuali Bung Hatta.Atas dasar itu,  Liga Demokrasi 
mendesak Hatta untuk membukakontak dengan Mayjen Soeharto," tutur Harjono yang 
pada 1980turut menandatangani Petisi 50 mengeritik pidato Presiden Soehartoyang 
mengidentikkan dirinya dengan Pancasila.Kontak dibuka,  tetapi tidak pernah ada 
jawaban dari MayjenSoeharto. "Belakangan kita tahu,  rupanya Angkatan 
Daratmempunyai rencana sendiri."Tentara, menurut Deliar Noer, tidak menghendaki 
Hatta tampilkembali di pentas politik nasional karena mereka takut 
dikembalikanke tangsi oleh Hatta. 

Dua PerbedaanMenurut Deliar Noer,  ada dua hal yang mula-mula 
menimbulkanperbedaan antara Hatta dengan para penggagas yang lain. Pertama, 
soal nama. Hatta mengusulkan agar partai yang akan dibentuk diberinama "Partai 
Demokrasi Rakyat Islam Indonesia". Nama inimemang mencerminkan cita-cita Hatta 
tentang kedudukan rakyat dalamdemokrasi.Nama ini bukan menekankan pada 
"demokrasi rakyat" dalampengertian people's democracy Eropa Timur, melainkan 
bahwa partaibersifat demokrasi dan memperjuangkan tegaknya demokrasi,  
jugabahwa partai kepunyaan rakyat yang beragama Islam untuk tanah air danbangsa 
Indonesia.Akan tetapi sebagian besar pemerakarsa keberatan dengan nama 
yangdiusulkan oleh Hatta itu. Bagaimanapun,  nama "demokrasirakyat" mudah 
diasosiasikan dengan "people's democracy"Eropa Timur,  dan dengan demikian 
mudah mendapat tanggapannegatif.Diusulkan nama baru: "Partai Demokrasi Islam 
Indonesia".Hatta tidak keberatan.  Unsur demokrasi,  Islam,  danIndonesia,  
tertera dalam nama baru.Dengan mencantumkan "demokrasi Islam", akan 
terkemukakanpendapat bahwa demokrasi tersebut tidak dimaksudkan untuk 
menirudemokrasi Barat yang tercermin dalam liberal democracy atau 
Westerndemocracy. Juga tidak seperti people's democracy.Perbedaan kedua, 
menyangkut dasar partai. Hatta dalam halini mengusulkan agar PDII berdasarkan 
"Pancasila, yaituKetuhanan Yang Maha Esa,  Peri Kemanusiaan,  
PersatuanIndonesia,  Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial."Menurut para 
penggagas yang lain,  rumusan itu semata-matamengambil pengertian Hatta tentang 
Pancasila, dan melupakan bahwakalangan lain, bahkan pihak komunis juga 
mempergunakannya di masaDemokrasi Terpimpin. Para penggagas meminta pembatasan 
yang tegastentang Pancasila ini. Pembatasan itu ialah Islam.Dengan dasar Islam, 
 sesungguhnya pengertian Pancasila sudahtercakup,  karena jika Ketuhanan Yang 
Maha Esa dipahami sebagaitauhid --seperti pemahaman Ki Bagus Hadikusumo, KH A 
Wahid Hasjim, dan H Agus Salim pada 1945-- bagi kalangan Islam tidak ada 
lagipersoalan dengan Pancasila, dan sebaliknya ajaran Islam tidakdipersoalkan 
lagi di dalam rangka memahami Pancasila.Menurut Deliar, sejatinya antara Hatta 
dengan pemerakarsa, tidak ada perbedaan yang prinsipil.  Perbedaan hanya 
mengenaiperumusan. Pertama,  semata-mata menggunakan Pancasila sebagairumus,  
dianggap tidak mencerminkan integritas diri sebagaiMuslim.Kedua, mempergunakan 
hanya kata Pancasila,  menggambarkankekurangyakinan terhadap Islam. Ketiga, 
seakan membenarkan anggapanorang bahwa Islam terpakai hanya untuk kalangan 
tertentu saja. Keempat, nama Islam sebagai simbol berkurang nilainya,  
padahalnama ini seharusnya menjadi kebanggaan Muslim dalam 
menghadapiapapun.Akhirnya disepakati rumusan: "PDII berjiwa Islam, danbersifat 
nasional,  berjuang atas dasar Pancasila.""Berjiwa Islam" dimaksudkan untuk 
memberi tekanan tentangajaran Islam yang pokok,  yaitu niat, dasar bagi 
setiapperbuatan insan, dan bahwa tiap perbuatan partai senantiasa terikatpada 
ajaran Islam. "Bersifat nasional" menekankankepentingan bangsa, bukan individu, 
 dan bukan untuk menegakkanPan-Islam.  "Berjuang atas dasar Pancasila" 
karenamemang Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. 

Sukarno dan Mohammad Hatta  
    
  
'Party in Parliament' dan Kekecewaan Hatta
Pemikiran Hatta yang betul-betul baru dan akan membedakan PDIIdengan partai 
lain, ialah dalam hal struktur pimpinan partai.Hatta menghendaki ada pemisahan 
yang tegas antara orang yangmengurus organisasi partai,  dengan orang yang 
mengurus politikpartai.Selama ini,  pimpinan partai di Indonesia lebih 
menentukanketimbang pimpinan fraksi di parlemen. Fraksi adalah 
perpanjangantangan partai di parlemen. Akibatnya,  para wakil rakyat 
lebihbanyak mendapat pengarahan dari orang-orang di luar parlemen.Dalam rangka 
struktur pimpinan partai ini,  Hattamenyarankan,  dan disetujui oleh para 
penggagas, agar selain adajabatan "Ketua Umum Partai" yang mengurus 
organisasipartai,  juga ada jabatan "Pemimpin Partai" yangmengurus politik 
partai. Pemimpin Partai diharapkan dijabat olehKetua Fraksi di 
parlemen.Pemimpin Partai atau Ketua Fraksi itulah yang menyampaikan pidatodi 
Kongres atau Muktamar "suatu pidato yang di dalamnyatergambar politik dan 
kebijaksanaan partai untuk menyelenggarakancita-cita."Gagasan Hatta ini telah 
menjurus kepada adanya Party inParliament.  Gagasan yang sungguh-sungguh baru!
Apakahtidak akan muncul dualisme?  Mungkin saja,  jika Ketua Umumdan Pemimpin 
Partai saling berebut popularitas dan tidak mengetahuibatas kewenangan 
masing-masing.Antara lain atas alasan inilah,  Hatta bersedia untuksementara 
memimpin partai.  Dengan wibawa Hatta, diharapkan potensi konflik yang biasa 
mendera partai politik, dapat diredam. 

Partai Islam atau Partai PancasilaDengan partai yang "berjiwa Islam,  bersifat 
nasional, dan berjuang berdasarkan Pancasila", ada yang menganggap PDIIbukanlah 
partai Islam,  melainkan partai Pancasila.Mengenai hal ini Bung Hatta balik 
bertanya: "Apakah dasarKetuhanan Yang Maha Esa itu, yang menjiwai seluruh 
Pancasila, tidakdapat diamalkan menurut paham Islam?"Menurut Hatta,  orang 
Islam yang berpegang kepada Tuhan YangPengasih dan Pemurah dan Maha Adil 
haruslah mendidik dirinya sendiriuntuk siap setiap waktu membela kebenaran, 
menegakkan keadilan,berbuat baik terhadap sesama manusia, bersifat jujur, 
bersikap tolongmenolong dalam pergaulan hidup, mencintai kebersihan dan 
keindahandalam dunia yang fana ini. "Pancasila sebagai rangkaian lima dasar 
yang disemangati oleh dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, kata Hatta,  memberikan 
isiyang tegas untuk melaksanakan cita-cita yang sudah puluhan tahunterkandung 
dalam hati rakyat, yaitu Indonesia yang adil dan Indonesiayang makmur."Dalam 
pernyataan 17 Mei 1967, Hatta yang mengharapkan PDII menjadipartai dan gerakan 
para pemuda dan rakyat Islam yang akan ikut sertabertanggung jawab tentang 
nasib bangsa dan negara di masa depan,bersedia membuka jalan, ikut serta 
memimpin sementara.Menurut Hatta, kewajiban utama seorang pemimpin demokrat 
ialahmencarikan gantinya. Makin cepat dia diganti, makin baik. "Umurmanusia 
terbatas," kata Hatta,  "umur pergerakanpanjang,  umur negara lebih panjang 
lagi. Sebab itu nasibpergerakan atau negara tidak dapat disangkutkan pada 
orangseorang."

Hatta KecewaPada 11 Januari 1967, Hatta berkirim surat kepada PresidenSoeharto 
menjelaskan maksudnya mendirikan GDII yang dalam tiga bulanakan menjadi PDII. 
Hatta sendiri yang menyampaikan surat itu kepadaSoeharto. Kesan Hatta,  
meskipun tidak antusias,  Soehartotidak keberatan.Karena sampai bulan April 
belum ada jawaban dari Pemerintah, pada14 April, Hatta kembali menyurati 
Presiden. Dalam suratnya kali ini, Hatta mengakui berbagai keberatan dari DPR 
Gotong Royong terhadap rencana kelahiran partainya."Terlalu banyak partai 
memang tidak baik," kata Hatta, "tetapi itu tidak berarti mempertahankan yang 
lama dan menolakjiwa baru."Pada 17 Mei 1967, pada saat GDII akan segera 
diumumkan, datang surat dari Presiden Soeharto yang menyatakan Pemerintah 
tidaksetuju pembentukan GDII dan PDII.Hatta kecewa karena niat dan kerja 
ikhlasnya mempersiapkanpembentukan partai baru,  tidak membuahkan hasil. 
*Lukman Hakiem, peminat sejarah, mantan staf ahli Wapres 
  #yiv3632164775 #yiv3632164775 -- #yiv3632164775ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-mkp #yiv3632164775hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp #yiv3632164775ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad 
{padding:0 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad p 
{margin:0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mkp .yiv3632164775ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor 
#yiv3632164775ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ygrp-lc #yiv3632164775hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ygrp-lc .yiv3632164775ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3632164775
 #yiv3632164775activity span {font-weight:700;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv3632164775 #yiv3632164775activity span 
.yiv3632164775underline {text-decoration:underline;}#yiv3632164775 
.yiv3632164775attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv3632164775 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv3632164775 .yiv3632164775bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3632164775 
.yiv3632164775bold a {text-decoration:none;}#yiv3632164775 dd.yiv3632164775last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3632164775 dd.yiv3632164775last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3632164775 
dd.yiv3632164775last p span.yiv3632164775yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775attach-table 
{width:400px;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title a, #yiv3632164775 
div.yiv3632164775file-title a:active, #yiv3632164775 
div.yiv3632164775file-title a:hover, #yiv3632164775 div.yiv3632164775file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a, 
#yiv3632164775 div.yiv3632164775photo-title a:active, #yiv3632164775 
div.yiv3632164775photo-title a:hover, #yiv3632164775 
div.yiv3632164775photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3632164775 
div#yiv3632164775ygrp-mlmsg #yiv3632164775ygrp-msg p a 
span.yiv3632164775yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3632164775 
.yiv3632164775green {color:#628c2a;}#yiv3632164775 .yiv3632164775MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv3632164775 o {font-size:0;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775photos div {float:left;width:72px;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3632164775
 #yiv3632164775reco-category {font-size:77%;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775reco-desc {font-size:77%;}#yiv3632164775 .yiv3632164775replbq 
{margin:4px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-mlmsg select, #yiv3632164775 input, #yiv3632164775 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-mlmsg pre, #yiv3632164775 code {font:115% 
monospace;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-mlmsg #yiv3632164775logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-msg 
p#yiv3632164775attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-reco #yiv3632164775reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-sponsor 
#yiv3632164775ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-sponsor #yiv3632164775ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv3632164775 #yiv3632164775ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv3632164775 
#yiv3632164775ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv3632164775 

   
 
|  | Virusvrij. www.avg.com  |

  • [GELORA45] Hatta dan Kisa... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Trs: [nas... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke