*Benarkah ucapan ketua MUI, sama di bibir sama di hati? Mengapa baru sekarang diucapkan?*
http://www.beritasatu.com/nasional/437482-ketua-mui-tegaskan-indonesia-bukan-negara-islam.html *K**etua MUI Tegaskan Indonesia Bukan Negara Islam* Kepala dan Dewan Pengarah UKP-PIP (kiri ke kanan): Yudi Latif, Wisnu Bawa Tenaya,Said Aqil Siroj, Try Sutrisno, KH Maruf Amin, Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, Andreas Anangguru Yewangoe, Sudhamek,dan Ahmad Syafii Maarif. *Oleh: Novi Setuningsih / HA* | Selasa, 20 Juni 2017 | 00:24 WIB AddThis Sharing Buttons *Jakarta -* Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma'ruf Amin menegaskan bahwa Indonesia bukan negara Islam ataupun negara kafir tetapi negara yang terbentuk atas kesepakatan bersama. Hal itu dia sampaikan saat memberikan ceramah dalam acara buka puasa bersama di Plasa Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/6). Menurutnya, para ulama pendahulu dengan sepenuh hati dan ikhlas telah menyetujui dihapuskannya rumusan awal sila pertama Pancasila yang berbunyi "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" dalam Piagam Jakarta. Untuk itu, ia mengatakan Indonesia bukanlah negara Islam, tetapi negara yang hubungan antara muslim dan non-muslim telah saling berjanji untuk hidup damai, saling tolong menolong, dan saling menyayangi. "Para ulama menerima tuntutan itu, sehingga Indonesia menjadi negara yang utuh, bersatu dan kondusif. Dalam perspektif Islam, negara Indonesia adalah darul suluh atau wilayah damai, darul ahdi atau wilayah kesepakatan, bukan *darul Islam*, bukan negara Islam. Bukan *darul kufar*, bukan negara kafir, bukan negara perang tetapi negara kesepakatan antar seluruh bangsa, antar seluruh agama," katanya. Namun, ia meyayangkan bahwa belakangan muncul kelompok yang tidak memliki komitmen kebangsaan tersebut, hadirnya Kelompok radikal yang hendak mengubah ideologi bangsa, yaitu Pancasila. Oleh karena itu, di hadapan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, ia meminta seluruh umat Islam menghilangkan perbedaan dan bersatu dengan umat beragama lain yang ada di Tanah Air, guna menangkal bibit radikalisme yang membuat kegaduhan. "Kita jaga negara ini supaya tetap utuh dan bersatu. Bersatu saja masih sulit kita menghadapi kesejahteraan, apalagi kalau kita tidak bersatu. Ditambah lagi munculnya kelompok intoleran di semua agama, termasuk kalangan umat Islam. Kelompok intoleran ini menganggap alirannya saja yang benar, sedangkan aliran yang lain dianggap sesat bahkan kafir," ujarnya.